Keluarga yang Mengkhianatiku Sendiri
a reda, menempel di rambutnya yang masih basah. Ia menatap lift yang bergerak naik ke lantai delapan dengan langkah p
sangat ambisius. Semua angka dan laporan yang tersusun rapi di mejanya terasa menantang sekaligus menekan. Ia tahu bahwa proy
yhan menatap dari kursi kerjanya, rasanya seperti melihat badai tropis ma
ara ringan. Senyumnya seolah bisa menembus l
opnya. "Selamat sore," jawabnya datar. Suaranya
eyhan. "Kau terlihat serius sekali," katanya sambil mencondong
ini tidak main-main. Aku harus memastikan semuanya sempurna," jawabnya.
a ide-idenya. "Aku mengerti. Tapi kita tidak bisa terus menatap risiko. Kad
kan risiko, satu menekankan peluang. Namun ada rasa kagum yang perlahan muncul di dalam diri Reyh
menjelaskan ide kreatifnya dengan semangat, sementara Reyhan menganalisis risiko dan konsekuensi dari setiap la
terlalu lama, peluang itu bisa hilang,"
an tajam. "Aku tidak menunda. Aku hanya memastikan bahwa se
gan. "Aku tidak minta aman. Aku minta hasil. Dan
merasa hidupnya lebih berwarna, sekaligus membuatnya frustrasi. Ia jarang bertemu seseorang yang mam
arta sore itu terasa lembap, dengan aroma hujan yang menempel di aspal dan beton. Aluna berjalan dengan langk
bil tersenyum, "aku selalu penasaran bagaimana k
an itu. "Aku tidak selalu tenang. Aku hanya tahu
h maksud. "Tapi aku bisa merasakan ada yang berbeda
enasaran yang terus tumbuh, dan Aluna selalu tahu cara menyingkap sisi
sil menarik perhatian Reyhan ke arah yang lebih ringan-menunjukkan humor kecil, komentar spontan, bahkan sentuhan ringan pada tabl
gedung memantulkan bayangan mereka di lantai kaca yang licin
nya sebentar. "Ya. Produktif," jawabnya singkat. Namun ada nada yang samar dala
utusan strategis yang lebih matang. Reyhan merasa stres, tetapi kehadiran Aluna justru menjadi semacam keseimbangan
hir proyek. Aluna mengetuk pintu ruangannya. "Reyhan, aku tahu kau lelah. Tapi aku perl
tegangan yang samar di ma
Kita harus memutuskan cepat. Aku ingin pendapatmu, tapi jangan biar
osi yang biasanya ia kendalikan kini sedikit goyah. "Aku akan
an lambat, setiap kata dan tatapan membangun ketegangan yang tidak bisa dihindari. Aluna sesekali menatapnya, t
tup mapnya. "Terima kasih, Reyhan. Aku tah
n ada kata-kata yang tidak terucap: bahwa kehadiran Aluna bukan sekadar bant
bahwa ia semakin sulit menahan jarak, sementara Aluna tahu bahwa ketertarikannya pada Reyhan
etegangan, tatapan, dan perasaan yang mulai menuntut untuk diakui. Dan tanpa s
mer. Aluna menapaki tangga darurat dengan langkah cepat, membawa laptop dan beberapa dokumen penting. Pekerjaan yang biasanya bisa
ang mulai turun lagi. Jasnya sedikit basah di bahu akibat hujan sore tadi. Pandangannya tajam, fokus, tapi ada kelelahan yang samar terli
Suaranya ringan, tapi matanya berbinar, penuh sema
, tapi sorot matanya tetap menilai. Ia jarang membiarkan orang lain menem
ri klien. Mereka ingin perubahan desain dan laporan risiko yang diperbarui
kerja sepanjang malam," katanya, menatap dokumen dengan serius. Ia
a. "Itu berarti kita punya waktu cukup untuk menyele
dari mereka menemukan kesalahan atau peluang untuk memperbaiki. Semakin lama, Reyhan menyadari sesuatu yang tidak
s lebih teliti di bagian ini. Data yang kau
ku baru ingin mencoba beberapa pendekatan berbeda," katan
erbeda boleh, tapi jangan sampai mengganggu keseluru
belum kembali fokus ke layar. "Aku mengerti.
eka-satu penuh disiplin dan ketelitian, satu lagi penuh energi dan improvisasi-bertemu di ruang kerja
ntar, meregangkan tubuh. "Kau harus istirahat sebentar, Reyhan. Kau t
ik saja," jawabnya, tetapi matanya menunjukkan sebaliknya. Ia jarang membiar
iri sendiri terlalu keras, kau akan membuat kesalahan yang bisa dih
menahan napas, merasa denyut jantungnya sedikit meningkat. Wanita ini-Aluna-tid
secara tidak sengaja bersentuhan saat mereka mengambil tablet yang sama. Reyhan menatapnya sebentar, menahan diri aga
n yang samar mulai muncul, tidak diungkapkan tapi terasa nyata. Reyhan menatap layar, berusaha fokus, tetapi pikirannya
diperbarui, dan semua risiko telah dianalisis dengan detail. Aluna menatap Reyhan dengan senyum puas. "Kita ber
Kerja yang baik, Aluna. Kau benar-benar
n kau... kau membuat segalanya terasa lebih terstr
dirinya merasakan ketergantungan emosional pada seseorang, tapi Aluna telah membuatnya merasa
yangan mereka di aspal basah. Aluna berjalan di samping Reyhan, matanya masih bersinar pen
ka mereka. Reyhan mulai menyadari bahwa ia tidak bisa lagi sepenuhnya menahan diri dari ketertarikan yang muncul, sementara Aluna
ke Reyhan. "Terima kasih, Reyhan. Tanpa b
juga membuat pekerjaannya lebih mudah untukku," jawa
nakal. "Itu berarti kita
butuhkan kehadiran orang lain, yang bisa tergoyahkan oleh energi dan keberanian seseorang. "Mu
meningkat. Malam lembur itu, tanpa amarah, tanpa gemuruh, telah menimbulkan badai kecil-badai
gitu berbeda, perlahan mulai bertaut lebih erat. Dan keduanya t