Keluarga yang Mengkhianatiku Sendiri
a membawa rona oranye yang memantul di kaca gedung tinggi, menciptakan siluet kota yang mempesona. Ia m
ak yang menuntut penyesuaian desain, analisis risiko, dan strategi implementasi dalam waktu terbatas. Tid
nselnya bergetar. Sebuah
utama. Segera bergabung, k
gatan yang biasanya ia rasakan. Tapi ia tahu, itu hanyalah cara Reyhan menjaga fokus
erdiri di dekat jendela, jas gelapnya menempel rapi di bahu, wajahnya terlihat t
ra itu seperti air dingin yang mengalir, tap
r. "Kau selalu menunggu dengan ekspresi
i serius ini menjaga semua orang tetap fokus," ja
an dipaksa bekerja dalam tekanan ekstrem. "Baiklah, mari kita selesaikan ini," katanya. Nada suaranya ri
usik malam itu, sesekali diselingi gumaman ketika salah satu dari mereka menemukan kesalahan. Ketelitian Reyhan
is di dahinya. "Kau harus istirahat sebentar. Aku bisa mengerjakan bagian a
nasihatinya, apalagi dengan nada yang hangat seperti itu. "Aku bai
. "Kau terlihat lelah. Jangan paksakan diri terlalu keras. Kesa
nya sulit untuk tetap sepenuhnya rasional. Wanita ini bukan hanya mengganggu ketenangann
atan perhatian yang membuat Reyhan sulit mengalihkan pandangan. Ia mencoba tetap fokus pada laporan
nstruksi dengan serius. Ada masalah di lapangan-pemasangan komponen baru
pada Aluna setelah menutup telepon. Suaranya
katanya, menyimpan dokum
i mereka tidak peduli. Reyhan memimpin tim dengan ketegasan, sementara Aluna membantu mengatur p
dokumen penting. Reyhan menatapnya sebentar, menahan reaksi yang sulit dikendalikan.
terbatas," kata Aluna, mencondongkan tubuh ke
h Aluna. "Aku tahu," jawabnya singkat, namu
Namun ada sesuatu yang berbeda malam itu-ketegangan profesional dan ketertarik
rbarui. Aluna dan Reyhan berdiri di tengah lokasi yang basah, menatap hasil
berhasil melewati malam yang sulit,"
jawabnya, nada hangat, bukan sekadar formalitas. Ada rasa kagum dan ketertarikan
membasahi kaca jendela, menciptakan suasana sunyi yang aneh tapi nyaman. Aluna menatap Reyha
at semuanya lebih mudah untukku," jawabnya singkat. Nada s
lam ini akan aku ingat, Reyhan. Bukan hanya karena proyeknya, tapi
seperti itu menyentuhnya, tetapi Aluna telah melakukannya tanpa kesulitan. "Aku... juga tida
eka telah berubah. Badai kecil yang dimulai beberapa malam lalu telah tumbuh menjadi sesua
segar. Aluna menatap langit, menyadari satu hal: permainan yang ia mulai dengan Reyhan bukan lagi sekadar profesi
partemen. Ia menghela napas panjang. Ia jarang membiarkan orang lain mengacaukan ketenangannya, tetapi A
i yang semakin intens, dan ketegangan emosional yang berkembang. Batas antara profesionalisme d
ah menjadi sesuatu yang tak bisa ditebak, membawa mereka ke dinamika b
Aluna melangkah keluar dari apartemennya dengan cepat, membawa tas kerja berisi laptop, dokumen, dan catatan proyek yang be
am dengan kedua tangan menekuk ke meja kaca. Laptop terbuka di depannya, tapi matanya menatap jauh ke luar jendela, ke jalanan yang
dengan frustrasi. "Pagi, Reyhan," sapanya ringan
angan keseimbangan, tapi hari ini berbeda. Ada masalah mendesak yang harus mereka hadapi, dan itu melibatkan
aktu. Klien baru ini cukup menuntut, dan mereka mengubah semua rencana semalam. Jika
n rencana sementara. Tapi kita perlu tim tambahan untuk menangani logistik dan data.
kan mengurus data analisis dan revisi desain, sement
tas. Namun ada ketegangan lain yang terasa-bukan sekadar pekerjaan. Reyhan merasa setiap gerakan Aluna, setiap tatapan,
baru. Saya akan membantu koordinasi proyek," katanya sambil menatap Aluna dan Reyhan. Ada aura percaya diri yang menyeli
ng bertemu dengan Anda, Arga. Semoga
Ada sesuatu dalam cara Arga menatap Aluna yang membuatnya mera
paksa bekerja berdampingan lebih erat, seringkali duduk bersebelahan di meja yang sama, saling memeriksa setiap detail. Setiap kali tangan mereka ber
n, dan sesekali bercanda. Reyhan menatapnya dengan intens, merasa ada dorongan protektif yan
anakan analisis data," kata Arga samb
"Kita bisa diskusikan itu nanti. Aku ingin memastikan setiap peru
gangan yang sulit dijelaskan-campuran profesionalisme
n, membuat tanah menjadi licin. Aluna dan Reyhan memimpin tim, memastikan semuanya berjalan lancar. Situasi darura
, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Aluna tersenyum tipis, menatapnya sebentar, lalu fokus kem
eninggalkan Reyhan dan Aluna sendiri di lokasi. Hujan deras meng
. Kita harus menyelesaikan ini," kata Aluna, w
gan yang kuat muncul. "Aku di sini. Kita selesai
mastikan proyek siap untuk klien. Hujan tidak menghentikan mereka, justru memaksa mereka l
a mereka. Ada rasa lega dan puas, tapi juga ketegangan yang tidak bisa diabaikan. Aluna menata
k, Aluna," jawabnya, nada hangat dan berbeda dari biasanya. Ada rasa kagum dan kete
ca jendela. Suasana sunyi, tapi nyaman. Aluna menatap Reyhan sekilas, tersenyum tipi
embuat semuanya lebih mudah untukku," jawabnya singkat
lam ini akan aku ingat, Reyhan. Bukan hanya karena proyeknya, tapi
seperti itu menyentuhnya, tetapi Aluna telah melakukannya dengan mudah. "Aku... juga tidak
atas antara profesionalisme dan perasaan pribadi semakin tipis. Arga sesekali muncul untuk memberi saran, tapi kehadirann
n sebelumnya kini berubah menjadi sesuatu yang lebih kompleks, membawa kete