Pengkhianatanmu Adalah Kesalahan Terbesarmu
ya. Angin lembut membawa aroma roti dari toko di seberang jalan. Di dapur,
alnya habis sekolah ada latihan lomba c
"Iya, tapi jangan lupa makan siang dulu,
u Rayan sambil
takut - setiap kali Rayan melangkah pergi, Alya selalu takut kehilangan. Ia suda
an, Revan berdiri di sisi mobil hitamnya. Ia tidak mengenakan jas
sudah bertemu. Revan tersenyum kecil - senyum yang dulu perna
menurunkan tirai
angannya gemetar setiap kali memegang jarum. Da
semua yang terjadi? Apa belum c
menegakkan tubuhnya, menatap pintu dengan gugup.
ini aku
embuat jantungnya berdebar,
mau lihat kamu lagi!" t
ksa kalau kamu nggak mau dengar," suaranya terde
enar-benar menyesal, kamu harusnya udah datang dulu, waktu a
g sej
pelan. "Dan aku nyesel setiap hari karena hal itu
mau mendengar. Tapi suara Revan
u berhak. Tapi tolong jangan
ang. Ia membuka pintu dengan cepat dan mena
ngan mata merah. "D
van hingga suara kerasnya terdengar di udara.
suruh aku gugurin dia! Kamu yang bikin aku diusir dari ruma
tanpa melawan. "Aku pantas ditampar seribu kali
rasanya jadi aku. Setiap malam aku bangun takut, setiap kali Rayan nanya 'ayahku siapa, M
Suaranya hilang
van. Sebelum Rayan pulang. Aku nggak
dur. "Aku nggak akan nyerah, Alya. Sekalipun kamu
Tangannya menutupi wajah, menahan tangis yang tak pernah
gsung, hanya memperhatikan dari jauh. Kadang ia meninggalkan bekal di meja guru, pura-pura sebagai don
u Guru?" tanya R
antu-bantu di sekolah, katan
apa-apa. Tapi tanpa sadar, ia mul
ak macet karena jalan tergenang. Saat ia sampai, tubuh Rayan suda
Re
pria itu. "Om ini nolongin aku, M
Terima kasih, tapi ng
elan. "Aku cuma le
ta Revan penuh kerinduan, sementara Aly
, banyak bercerita tentang sekolah, tapi di tengah cerita, i
evan mirip bange
rhana yang menu
yum. "Mungkin cuma
juga sama. Terus cara senyu
ia tak boleh menangis. "Sudah, R
uti. Ia tidak tahu bahwa kata-katanya ba
terlelap di sebelahnya. Anak itu tumbuh dengan wajah y
, Tuhan," bisiknya. "Dia terlal
a menegakkan tubuh. Ia menyingkap tirai - Revan b
an karena cinta. Karena keta
cil di hatinya yang belum bisa benar-benar memben
tempat Alya biasa belanja bahan. Ia membawa du
elas kasihan kamu,
las Revan lembut. "Anggap aja
gak pernah jadi teman, Revan. Kita cu
lang waktu, aku bakal pilih jadi orang asing buat
Ada ketulusan di mata Rev
Kenapa nggak waktu aku hampir mati di ruang bersalin, w
i alasan buat lari dari rasa bersalah. Tapi nggak ada satu hari pun
"Kamu nggak bisa nebus semu
i dari hal kecil. Aku cuma mau Rayan tahu bahwa dia
ercampur jadi satu. "Kalau kamu beneran mau buktiin,
akan nurut. Tapi aku nggak akan pergi jauh. Aku akan tetap a
selalu muncul dalam hal-hal kecil. Kadang ada bunga di depan rumahnya dengan cata
semua itu dari "Om R
tak tahu apakah harus m
Alya panik karena obat di rumah habis, tapi sebelum ia sem
singkat. "Dia bilang ini c
ra Revan menatap Rayan - penuh cemas, tulu
yang dingin. "Om, jangan perg
tap Alya m
lalu mengangguk pel
ayan hingga anak itu tertidur. Ia menatap wajah mungil
ada sesak. Ada kehangatan di pemandangan itu - pemandan
alam dirinya, dan dalam hati Alya. Ia mulai sadar, kehadiran R
ali ini mimpi itu tak selalu menyakitkan. Kadang, ia memimpikan
a menangis. Bukan karena
Revan datang membawa termos kecil. "Aku bawain
pa ekspresi. "Kamu
kuin hal kecil buat kamu. Nggak usah kamu mak
ngku kayu depan rumah. "Kenapa kamu nggak nika
ggak bisa lupakan dosa yang aku buat sama kamu. Aku
berkaca. "Dan kalau aku ng
skan hidupku buat nyob
tiup pelan, membawa aro
sedih atau lega. Tapi untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, hatinya tak la
ungkin Tuhan mulai menulis bab baru dalam hidup mereka - bab yang