icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pengkhianatanmu Adalah Kesalahan Terbesarmu

Bab 5 memperingatkannya

Jumlah Kata:1925    |    Dirilis Pada: 23/10/2025

lya dengan cahaya keemasan yang hangat. Namun di hati Alya, kehang

lnya terdengar seperti musik, tapi Alya tetap waspada. Setiap ka

emperingatkannya bahwa Revan tidak sepenuhnya aman dari orang-orang lama yang ingin me

kantong belanja dan buku pelajaran Rayan. "Aku lihat Rayan m

ku bilang jangan ganggu h

tak mundur. "Aku nggak gangg

um. "Om! Aku senang Om ik

melunak melihat kebahagiaan Rayan, tapi ia tetap menahan

membaca buku di sofa. Ia merasakan konflik batin yang semakin kuat. Di satu sisi, Revan telah b

a Alya pelan, h

atapnya.

u bisa percaya sepenuhnya padamu. Tapi aku juga ngga

u nggak akan memaksamu. Aku cuma ingin ada u

h, tapi juga menakutkan. Ia takut jika membiarkan Revan terlalu de

henti dengan pesan anonim yang memperingatkan bahwa Rayan bisa menjadi targ

nuh kecemasan. "Kita nggak bisa m

. "Aku nggak akan biarkan mere

meski hatinya keras, kehadiran Revan kini menjadi

ecara diam-diam, sementara Alya tetap menjaga jarak agar m

tentang Revan. Ia menanyakan kenapa Om Revan selalu ada, siapa dia seb

lya menjawab singkat, me

an, Ma. Dia baik banget sa

gun ikatan emosional dengan pria yang telah menyakitinya bert

rang pria misterius menunggu di luar sekolah Rayan, mengawasi

a, menatap pria itu dengan mata tajam. "J

Hati Alya sedikit lega, tapi ia tahu ini bel

g tamu, menatap Rayan yang tertidur pulas, sementara Rev

n. "Aku nggak mau luluh. A

gak akan pergi. Aku akan tetap

ncaman pihak luar masih mengintai, tapi satu hal jelas: Revan

ntangan, tapi juga harapan. Alya tahu, suatu saat nanti, mereka harus memilih: tetap bertahan di masa lalu yang men

peringatkan bahwa pihak luar tidak hanya mengincar Revan, tapi j

ca. "Kita harus lebih waspada. Mereka

nggak akan biarkan mereka menyaki

hu hubungan mereka semakin kompleks. Rasa taku

bahwa anaknya mulai merasakan kehangatan yang tak pernah ia alami s

tai. Mereka harus bersiap menghadapi

embuka hati terlalu cepat, luka lama bisa kembali terbuka. Ia harus menjaga keseim

hu, pertarungan berikutnya bukan hanya melawan pihak luar, tapi j

ti Alya, ada secercah harapan yang tak ingin ia akui: bahwa suatu hari nanti, mereka m

h Alya. Suara rintik hujan di atap terdengar seperti detak jantung yang menega

ak ancaman pihak luar muncul beberapa minggu terakhir, setiap detik terasa seperti peringatan. Ia s

, wajahnya tegang, matanya bersinar penuh kewaspadaan. Ia tahu bahwa ancaman ini bukan main-main. Or

uduk di sofa di sebelahnya. Tangannya menggenggam s

, Alya. Aku juga khawatir. Tapi aku nggak akan biarkan me

sar daripada apapun. Luka lama yang belum sembuh, kenangan ditinggalkan dan di

ngan yang melingkupi rumah mereka. Ia langsung berlari ke dapur, memeluk Alya.

nahan kecemasan. "Iya, N

i buku latihan dan makanan ringan. Ia tersenyum, ta

diri di seberang jalan, mengawasi mereka. Hati Alya mencelos. T

h di depan Alya dan Rayan, menatap pria itu dengan tatapa

ti Alya sedikit lega, namun ia tahu ini hanya awal.

oal lomba, teman-temannya, dan strategi menjawab pertanyaan. Namun Alya t

mencoba menenangkan Alya. "Tenang, Alya. Aku jaga Ra

sandaran yang selama ini ia cari sendiri. Ia sadar, meski hatinya keras, kehad

diri, menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat. Revan duduk di bangku b

coba mendekati Rayan dengan alasan ingin memberikan hadiah untuk l

anakku!" ucap A

ingin. "Kalau kamu mendekat lagi, jangan

ikit lega, tapi ketegangan tidak hilang. Mereka menyadari bahwa

deras, dan jalanan licin. Revan tetap mengikuti mereka

a lagi menyembunyikan perasaanku. Aku takut, tapi aku juga m

uka itu nggak bisa sembuh dengan cepat. Tap

ni bukan untuk menghancurkan, tapi untuk melindungi. Dan pe

ng tamu, menatap Rayan yang tertidur pulas. Revan duduk di

sih sulit percaya. Tapi aku ingin kamu tahu, a

terasa, ancaman pihak luar masih mengintai, tapi satu hal je

ntangan, tapi juga harapan. Alya tahu, suatu saat nanti, mereka harus memilih: tetap bertahan di masa lalu yang men

rani. Alya menerima paket misterius berisi catatan ancaman. Tidak ada nama,

. Ia menatap Rayan yang sedang bermain di ruang tamu. Hat

Alya. "Kamu nggak sendiri, Alya. Aku nggak akan biar

mpleks. Rasa takut, rasa rindu, dan rasa bersalah bercampur aduk.

lai membuka sedikit ruang untuk Revan. Bukan karena cinta yang utuh, tapi

yang sulit, penuh tantangan, dan juga harapan. Alya tahu, suatu hari nanti, mereka harus memili

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka