Aku Menikah dengan Pria yang Masih Mencintai Mantannya
na terasa berat. Alika berdiri di depan cermin, menatap dirinya sendiri. Wajahnya pucat, mata sembab karena kuran
nyebar ke mana-mana-dari tetangga, kerabat, hingga media sosial. Setiap tatapan, komentar, dan bisik-b
n tahu yang memaksa, beberapa terdengar berbisik samar, dan beberapa bahkan member
mas. "Alik... kau harus tetap tenang. Jangan biarkan mereka
ku akan mencoba, Laras...
tasi profesionalnya. Setiap langkahnya, tatapan dari klien, komentar samar, dan bisik-bisik membuatnya merasa terpoj
etelah mendengar kabar perpisahan mereka, beberapa atasan mulai memberi komentar samar, dan beberapa klien menanyakan
enapa keputusan pribadi harus mem
ian harus berbicara dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Mereka ingin mende
ah... aku sudah melakukan yang terbaik. Aku tidak bisa memak
dah. Setiap langkahmu akan diperhatikan, setiap keputusan a
kata yang keluar dari mulut mereka kini penuh emosi yang tersimpan,
malam. "Aku harus menghadapi tatapan, komentar, bisik-b
! Tapi kau juga harus mengerti bagaimana rasanya berada di posisiku
menambah suasana mencekam. Suara rintik hujan, gemericik air y
ngin tahu, beberapa rekan kerja bersikap sinis, dan komentar samar menyebar di mana-mana. Alika
apakah kalian benar-benar yakin dengan keputusan ini? Dunia akan men
"Kami siap. Ini keputusan kami,
ihatin. "Aku hanya berharap kalian bisa bertahan. Dunia di luar sana tid
ntik hujan menempel di kaca jendela, membasahi rambutnya. Ia merasakan dingin menembus tulangn
sa jauh, tapi ia tahu, cinta yang pernah ada tidak akan hilang begitu saja. Ia menut
lama, komentar samar, dan rumor menyebar ke berbagai grup keluarga, kantor, dan lingkungan se
n pertarungan batin yang berat. Alika belajar menahan rasa sakit, menjaga citra, dan menghadapi tata
berkelap-kelip. Ia menutup mata, merasakan dingin menembus tulang, tapi juga
eka. Ia menutup mata, menenangkan hati, dan berbi
antulkan mood-nya yang sedang suram. Semalam, ia baru saja menyelesaikan panggilan panjang denga
ngkah Alika di luar rumah seperti diawasi, setiap tatapan tetangga terasa menus
i-hentinya bergetar dengan pesan, notifikasi, dan kabar terbaru. Ia merasa dunia
eberapa klien mulai menanyakan kabar pribadinya, dan komentar samar dari atasan membuatnya m
rus memengaruhi semua hal dalam hidupku?" bisi
rang kerabat jauh datang ke rumah mereka denga
lian, dan kalian harus siap menghadapi semua konsekuensinya. Jika kalian tidak bersika
"Kami siap. Ini keputusan kami,
a berharap kalian bisa bertahan. Dunia di luar sana tidak selal
ela menambah kesan mencekam. Alika duduk di balkon, menatap lampu-lampu kota yang b
meski dunia menentan
itu terasa jauh, hampir seperti kenangan dari dunia lain. Ia menutup mata,
oto lama, komentar samar, dan rumor menyebar ke berbagai grup keluarga, kantor, dan lingkungan
ra di seberang telepon terdengar tegas, menuntut jawaban, dan menekan reputasinya. Alika menarik napas pa
ionalismenya, rekan kerja bersikap sinis, dan beberapa komentar samar dari atasan membuatnya meras
anjang terjadi malam itu. Kata-kata yang tertahan selama beber
nya menetes. "Aku harus menghadapi tatapan, komentar, bisi
! Tapi kau juga harus mengerti bagaimana rasanya berada di posisiku
menambah suasana mencekam. Suara rintik hujan, gemericik air y
da ingin tahu, beberapa rekan kerja bersikap sinis, dan komentar samar menyebar di mana-mana. Ali
arkan rumor yang memojokkan Alika. Nama baiknya di kantor dipertanyakan, bahkan beberapa proyek yang
a kolega bersikap sinis, dan beberapa atasan mulai memberi komentar samar yang menekan mentalnya. Ia menatap foto pern
langkah salah bisa menghancurkan reputasi, karier, bahkan hubungan keluarga. Mereka tahu,
u kota yang berkelap-kelip, menutup mata, dan merasakan dingin me
eka. Ia menutup mata, menenangkan hati, dan berbi