icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Menikah dengan Pria yang Masih Mencintai Mantannya

Bab 3 menunda melihat pesan yang masuk

Jumlah Kata:1962    |    Dirilis Pada: 22/10/2025

nya, seakan alam pun menahan napas, menunggu ledakan emosi yang mungkin terjadi. Alika duduk di meja makan, menatap secangkir teh yang mulai dingin. P

fa masuk, wajahnya kusut dan lelah. Alika menatapnya, mencoba menah

k yang nyata antara mereka, meski sec

erlu bicara... tentang kemarin. Tentang semua

adi. Gosip, tatapan, komentar... semuanya membuatku tersiksa. Tapi aku tidak b

au terluka... tapi aku juga tidak bisa menahan diri saat mendengar koment

ini seakan menilai kita, bukan keputusan kita sendiri.

u tidak tahu bagaimana caranya tetap tenang saat semua orang m

u juga tersiksa... tapi kita tidak bisa membiarkan dunia menghan

etar keras. Sebuah pesan mas

pisah dari Daffa? Kenapa? Apa yang terjadi pada kalian berdua? Kau

up mata, menarik napas dalam-dalam. "Ini tidak mudah

. Ini keputusan yang tepat untuk kami

n Daffa menatap satu sama lain sebelum Daffa berdiri dan membuka pintu. Ternyata, Hendra Ard

izin. "Aku tidak bisa membiarkan hal ini berlarut-larut. Alika,

ku menghargai perhatian Bapak. Tapi keputusan ini adalah ke

uarga, reputasi, dan masa depan Daffa-semuanya bisa rusak jika keputusan ini terus dijalankan. Kau pikir oran

in memuncak. "Ayah... aku tahu ini sulit. Tapi aku tidak bisa mem

au benar-benar memahami apa artinya ini? Kau akan menjadi pusat perhatian, gosip, bahkan

ndra. Aku hanya ingin hidup dengan tenang... tanpa

n amarah dan kesedihan sekaligus. "Ayah... aku tidak ingin k

ingin kalian sadar akan risiko yang kalian ambil. Dunia ini tid

ak. Tapi aku tidak bisa terus hidup dalam p

dengar samar dari beberapa orang, dan gosip mulai beredar lebih cepat daripada yang mereka duga. Alika mer

ruang tamu. Daffa merasa tekanan dari luar semakin berat, sementa

ama kalinya sejak minggu-minggu terakhir. "Setiap orang menatap kita,

harus menghadapi tatapan, komentar, dan bisik-bisik orang-orang... tapi kau t

ku peduli... tapi aku juga manusia, Alik! Aku bukan ro

am dinding yang begitu nyata. Mereka tahu, pertengkaran ini bukan hanya soal kata-kata,

berani digenggam. "Aku... aku hanya ingin kita tetap tegar, Daffa. Mesk

rasanya begitu sulit. Dunia ini menekan kita terlalu keras, dan aku t

tahu, pertarungan emosional ini baru permulaan. Dunia luar, gosip

eka akan menemukan cara untuk tetap kuat, belajar menerima kenyataan, dan me

mpel di kaca jendela. Ia merasakan dingin menembus tulangnya, tapi juga ada ke

n. Senyum mereka di foto itu terasa jauh, tapi ia tahu, cinta yang pernah ada tidak akan hilang begit

tik membuat jalanan basah licin. Alika berdiri di jendela, menatap jalan di bawah rumahnya, menya

ar. Sebuah pesan

udah sampai ke beberapa orang penting. Mereka mulai membicarakan ka

u... dan aku sudah menyiapkan diri. Ta

seakan diiringi tatapan penasaran, komentar samar, dan bisik-bisik tetangga. Ia menunduk, menahan rasa malu dan sakit hat

nghadapi pertanyaan dari rekan kerja dan atasan. Beberapa komentar yang terdengar santai namun pe

harus bicara. Aku dengar beberapa orang mulai mempertanyakan keputusan kalian. Kau h

di foto itu tampak jauh, seakan milik dunia lain. Ia merasakan rasa sakit yang

il melewati tatapan orang-orang, tapi lelah karena tekanan yang terus menghantui. Begitu sampa

yang dipaksakan. "Alik... aku dengar kabar... apakah

gar. "Iya... kami sudah memutuskan in

seperti ini akan terus berdatangan. Dunia luar seolah m

mu, wajahnya terlihat tegang dan lelah. "Alik... kita harus bicara. Aku tidak bisa lagi mena

sama, Daffa! Tapi kita tidak bisa saling menyalahkan. Dunia luar a

n deras, menimbulkan luka yang lebih dalam. "Kau tidak mengerti rasaku, Alik!" ter

i kau tidak peduli bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian, menjadi bah

dinding yang semakin terasa. Mereka duduk diam, menahan napas, menyadari bahwa pertarun

uarga memberi komentar yang seakan menghakimi, dan teman-teman di kantor bersikap canggung atau bahkan sinis. Alik

iapkan makan malam, ponselnya berg

ebarkan cerita yang tidak benar tentangmu. Ja

atnya benar. Dunia luar tidak akan membiarkan keputusan mereka b

sa jauh, tapi ia tahu, cinta yang pernah ada tidak akan hilang begitu saja. Ia menut

udutkan. "Alik... Daffa... apakah kalian benar-benar yakin dengan keputusan ini? Kau tahu, ini ak

"Kami siap. Ini keputusan kami,

ihatin. "Aku hanya berharap kalian bisa bertahan. Dunia di luar sana tid

ngga mulai menyebarkan gosip yang tidak sepenuhnya benar, dan beberapa anggota keluarga tetap mencoba memengaruhi keputusan me

i kejauhan. Rintik hujan menempel di kaca jendela, membasahi sedikit rambutnya. Ia merasakan dingin menem

foto itu tampak seperti kenangan dari dunia lain. Ia menutup mata, mene

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka