icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jangan Pernah Menyentuh Anakku

Jangan Pernah Menyentuh Anakku

Penulis: Rio Faldi
icon

Bab 1 gedung 62 lantai

Jumlah Kata:1714    |    Dirilis Pada: 21/10/2025

elabu, seolah tahu bahwa hari ini

er lobi Dirgantara Group, gedung 62 lantai yang

m t

kaki di sini-bukan sebagai karyawan, tapi seb

ia k

k meminta

untuk men

permainan yang dulu dim

epsionis dengan senyum profesi

itam gelap, bukan cokelat karamel seperti dulu. Wajah

, menyebut nama samarannya. "Di

O? Wah... selamat datang, Bu Elenna. Silakan langsung ke lantai 58,

gguk dan mela

etak lebih cepa

aya aneh untuk mengguncang hatinya, mesk

i dinding logam terlihat sempurna: tegas, ter

p bayanga

ri. "Kau bukan Aurora yang dulu. S

dengan aroma kopi mah

Jakarta, dan suasana hening khas ruang eksekutif-semuany

ah hanyala

tapi kaku. "Saya Daryl, asisten pribadi Pak Kaelan. Beliau sedang rapat dengan dewan dire

ma kasih, Daryl. Saya ti

secangkir kopi, l

a menarik napas panjan

siapa pun-terutama wanita. Apalagi setelah pengkhianatan

s terlukis

ancurkannya-dan bagaimana ia pergi membawa rahasia yang bah

a

menjadi satu-satunya a

ang rapa

luar. Suara sepatu pantofel, perca

gung. Ia tahu siapa ya

kemudian, Kaelan Dirganta

snya tampak lebih kokoh dari dulu. Jas hitamnya pas di tubuh, kemeja putihnya licin tanpa cela. Tapi yang paling membuat

knya sekilas,

mereka

n detik, waktu s

ya tetap datar. Ia memastikan tak

bih lama. Alisnya

familiar..." gumamnya pe

an. "Selamat pagi, Pak Dirgantara. Say

mbus udara di antara

spresinya datar lagi. "Elen

aban, ia berjalan

ar tak menatap punggun

enempatkannya kembali di bawah kendali

an besar, minima

sisi lain, meja kerja besar dari kayu hitam menguasai r

p Kaelan tan

letakkan di pangkuan, sementara tatapann

n?" Kaelan membuka map, membaca data. "Rekam jejak Anda bagus. Efisien,

diri untuk ti

lsu dengan latar pendidikan fiktif di Inggris, s

kerja sebaik mungkin

dak menembus dinding samaran itu. "Bagus. Karena bekerja untuk s

meng

r urusan pribadi dengan profesional. Jadi, jangan mencoba menarik perhatian dengan

am, bahkan s

nang, meski dalam ha

. Saya tidak tertarik pada

ma. Ada sesuatu di matanya-ragu, p

a, ia sudah kembali k

kan memberi daftar tugas. Dan tolong, ja

Pak Dir

gi sebelum berjalan ke arah

lalu berjalan

, Kaelan berkata tan

rhenti. "

pantulan dirinya di kaca, "tapi suara A

suaranya tetap tenang. "Mun

perlahan, men

terjadi di dunia s

angkah teratur. Begitu pintu tertutup, napasn

lah berpu

h yang menghancurkan hidu

senyum

majuan

at. Daryl membantunya menyesuaikan sistem, dan staf lain terli

a mengenal cara berpikir Kaelan, bahkan tahu kebiasaan kecilnya: minum kopi dua sendok gula tepat puku

pintu ruang ker

singkat. "Ikuti say

ri, membawa laptop

ran pemegang saham dan investor luar negeri. Aurora duduk di sisi kanan K

setiap kata yang ia ucapkan mengandung strategi. I

anya untuk memberi isyarat, pandangan

h begitu ia cintai, kin

elan berjalan

tanya singkat. "K

a kasi

aku tidak

pi entah kenapa membuat dada Au

, Kaelan menerima panggilan dari ses

bilang jangan hubun

t jari Aurora b

n, wanita yang dulu menjadi alasan

-dalam, memastikan ek

. Dan berhenti gunakan nama perusahaan untuk urusan

, lalu menatap Aurora.

angguk sopan. "Ti

ali bekerja. Ia menatap Aurora

ah, Elenna?" tan

sesaat. "Tidak,

Kalau begitu, berhati-hatilah. Dunia ini tidak

menahan banyak hal y

a dengan dunia yang

kebenaran dalam kalimat itu. Tapi kemudian ia

ali bekerja, satu hal

masih

ukan lagi wanita yan

man yang datan

duduk sendirian di meja kerjanya. Lampu ruangan

dan menulis pesan terenkripsi

a menyembunyikan lebih banyak hal dari sekadar skandal ke

terk

atap layar

e sini untuk bekerja at

k semuanya-dan hanya i

nutup laptop, suara langka

ru menutup lay

jas terlepas dan dasi longgar. Rambutnya sedi

pulang?" ta

menyelesaikan

. "Kau tidak perlu memaksakan diri. Aku tidak

nyum kecil. "Saya

gan men

deras, aroma kop

emperhatikan wanita di depannya den

n, "ada sesuatu tentangmu ya

tenang. "Apakah

kemudian menggeleng. "Mu

an dengan suara rendah, "Besok pagi jam delapan. Aku ingi

menat

embuatku menyesa

, Aurora menatap pin

dengan campuran g

inan baru telah dimulai-dan se

mpai tahu siapa dirin

ncana bis

pantulan waja

kan milik wani

ngkin, juga pencinta yang

u menghapusku, Kael

an menentukan bagaiman

langit, menyinari gedun

i baru akan s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka