icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jangan Pernah Menyentuh Anakku

Bab 3 Kantor masih setengah sepi

Jumlah Kata:3101    |    Dirilis Pada: 21/10/2025

ti Aurora. Ia berdiri di depan lift eksekutif lantai 50, memegang map presen

langkah sepatu hak tinggi di lantai marmer, suara mesin espresso yang

biru muda, rambut dikuncir rapi, bibir dengan warna nude lembut, dan mata

adalah ha

n besar yang bisa menentukan masa depan perusahaan. Biasanya, posisi ini hanya dipegang oleh se

ra, suda

taris di departemen leg

sehelai rambut di belakang telinga.

"Katanya mau review ulang dokumen kontrak. Tapi ha

samar. "Kapan sih

eksi selalu memiliki nuansa berbeda: sunyi, rapi, dan penuh ketegangan tak kasatmata. Langkahnya m

mengenakan setelan hitam dengan dasi abu-abu. Tatapannya fokus ke g

a. Tapi Aurora tahu, mata itu-mata yang dulu menata

ngannya turun ke map di tangan Auro

ap di atas meja kaca dan menyerahkan tablet berisi file digital. "Saya jug

alis, sedikit te

set tren sektor logistik Jepang dan kebijaka

ncoba menembus lapisan profesionalisme yang ia kenakan pagi ini. Tapi Auror

khirnya. "Tampilkan n

n tapi tegas. Bukan karena gugup menghadapi Kaelan-setidaknya, itu yang ia

tuk menunjukkan si

endera kecil di dada, duduk berhadapan dengan tim Dirgantara Group. Aurora duduk di sisi Kaelan, menc

ya, jelas terkejut. "K

tanpa menoleh, "Sedikit. S

ernah lihat i

s. "Mungkin karena sa

an komentar. Rapat berlanjut dengan intens. Aurora tetap fokus, tapi seseka

langsung menjawab, menjelaskan secara diplomatis tanpa menunggu penerjemah r

berapa detik, tersenyum. "Anda memah

k sopan. "Auro

ali ini jelas berbeda. Ada kekaguman yang samar-ya

ngan hasil memuaskan. Pihak Jepang tampak puas, dan

ar, ruangan hanya te

epang?" suara Kaelan terdengar

okumen tanpa menat

okyo? Di man

jawabnya singkat.

rik. Kamu tampaknya punya lebih banyak si

kecil tapi tajam. "Setiap orang punya

mu. Untuk sesaat, wa

intu diketuk dari luar. Suara sekretaris lain memanggil, "Pak

udara di ruangan

elan. Wanita yang dulu menjadi s

nya sebentar. "Baik. S

nahannya dengan satu kalimat dingin. "Kam

"Untuk pertemuan pr

balas Kaelan tanpa ekspresi. "D

pas, lalu mengang

rcaya diri. Rambut pirang kecokelatannya jatuh sempurna di bahu, tubuhnya t

ap sekilas ke arah Aurora. Senyum di b

ran itu. "Selina, langsung saja ke

dokumen digital. "Aku ingin membahas soal pembagian aset Dirgantara Pharma. Aku

matanya, ia bisa melihat perubahan kecil di wajah Kaela

sejak perceraian," kata Kaelan tena

idak tahu proyek baru itu hasil merger dengan pihak

anya meninggi sedikit. "Kau keluar sebelum proy

ri tablet. Ia tahu, ini bukan sekadar pertengkaran bisnis. Ini adalah

an? Aku tahu semua rahasia keluargamu. Termasuk siapa y

annya menjadi gelap.

u berdiri. Ia sempat melirik Aurora sekali lagi sebelum keluar. "Jaga baik-baik s

ertutup

n yang kini menatap kosong ke arah jendela besar.

lalu berkata tanpa menoleh, "Ti

ia berbalik hendak pergi, s

ror

henti.

seperti ingin memahami. "Aku tidak suka orang

k terbaca. "Kalau begitu, Anda harus belajar menerima b

Kaelan sendirian di ruangan itu.

ar kencang-bukan karena takut, tapi karena satu

ihat folder rahasia bertuliskan PROJECT ORION, file internal milik Dirgantara Group yang hanya bisa diakses ole

reka sembunyikan,

ng, polos, tanpa tahu ibunya sedang memegang rahasia besar

ahan. Tangannya gemetar se

astikan keadilan. Untuk membalas luka enam tahun lalu-dan

ujan turun

pa kilometer dari sana, Kaelan berdiri di depan je

irinya bersama seorang wanita muda berambut cok

iknya pelan. "Kau sebe

endali atas sesuatu yang tidak bisa ia pahami-seorang wanita yang dulu ia t

tahun

emantulkan cahaya hangat di gedung-gedung kaca. Di lantai 38 Dirgantara Tower, seorang mahasiswi magang bernama A

n cepat dari Universitas Indonesia, mendapat beasiswa tambahan di bidang ekonomi bisnis internasio

bukan sekadar tempat mag

udkan semua ambisi yang selama ini hanya ada

lelaki yang ia kagumi diam-diam akan men

uara lembut tapi te

u Kaelan berusia dua puluh delapan tahun, mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung h

langsung menegakkan badan.

diri, menahan g

ruang rapat. Saya butuh bantuan revisi

ran iri dan heran. Ia mengangguk cepat dan mengambil laptopnya, men

is seperti dunia lain. Dinding kaca menghadap pem

duk di seberang. Ia memperhatikan cara lelaki itu bekerja: cepat, presisi,

layar. "Angka ini tidak sinkron dengan lapora

a sedikit. "Boleh saya l

ersentuhan sekilas, sesuatu di dada Aurora bergetar kecil

diam, hanya bunyi ketikan c

. "Masalahnya ada di rasio ku

u menatapnya. "Kau tahu i

saan, Pak. Saya sering bantu d

sekadar kekaguman, tapi seolah ia baru saja menemukan sesua

k seperti kebanyakan magang yang ha

ah. "Saya datang u

elajar den

alasan yang tak bisa ia jelaskan, jant

laporan keuangan, mengatur jadwal rapat, bahkan menerjemahkan dokumen asing. Rekan ma

u menjadi awal

rapat, menyusun data presentasi. Lantai sudah sepi. Tiba-tiba pintu ter

pulang?" ta

sih sedikit lagi, Pak. Saya m

lain sudah pulang sejak jam tu

utnya kalau data ini salah,

di kursi seberang. "Kau tahu, aku mulai mengerti kenapa ayahku

nya, sedikit b

au punya keberanian. Tapi terl

an laptop, padahal pipinya hangat. "S

nya di keyboard. Ada jeda panjang sebelum ia berbicar

jur. "Saya masih menunggu hasi

tidak d

i kerja di sini. Atau di perusahaa

alau aku tawarkan posisi te

ak, terkejut.

nada rendah. "Kau lebih kompete

kasih, Pak. Tapi... saya masih

si bisa diselesaikan, kesempata

engah cahaya lampu redup dan pemandangan kota malam, untuk s

rhatikan wajahnya lebih dekat. "Kau masih sangat muda," katanya pelan. "T

ak orang yang pernah mem

" jawabnya akhirnya, liri

berdiri, menepuk bahunya ringan. "Jan

hnya berhenti di ambang pintu. "Oh ya," tambahnya tanpa menoleh, "besok ak

ihatnya. Setelah pintu tertutup, ia bar

linya ia meras

ering bekerja bersama. Ia mulai memahami ritme kerja Kaelan, kebiasaan kecilnya-bagaimana

sela stres pekerjaan. Kadang Kaelan memberi nasihat, kadang

k besar, saat tim mereka merayak

Ia hanya minum sedikit, tapi cukup membuat kepalanya ringan. Saat semua o

lelah," ka

yum. "Sedikit

a sukses, atau karena k

ya. "Apakah say

t gelasnya. "Leb

bur. Ia tahu seharusnya menjauh, tapi langkahnya justru tertahan. Kaelan menatapnya l

"Lalu kenapa Anda meng

idak pandai b

tidak berpikir panjang. Dunia terasa terlalu kecil,

m, dan memabukkan. Dan malam itu menjadi awal dari hub

magang, tapi sering dipanggil untuk proyek khusus. Kaelan mulai sering menjemputnya, m

iap kali melihat tatapan lembut d

an itu hanya be

kantor dan mendapati berita b

esmi Bertunangan dengan Putri

ora runtu

annya, menutup pint

pi lebih dari itu-

ruang magang, wajahnya te

mata basah. "Kau bisa menjelaskan apapun, tap

n berkata cepat, suaranya renda

elalu tentang bisnis. Jadi aku a

han bahunya. "Tidak.

ndai berpura-pura, tapi sekarang kau berpura-

a dalam diam, ta

ia menatap balik. "Aku harap suatu hari kau sadar, kehilangan yang terbesar bukan kare

r kali mere

luar negeri untuk melanjutkan beasiswa. Ia sudah mengandu

ke mas

uduk di ranjang, menatap langit-langit kamar apartemennya. R

meski muda, memiliki garis tegas yang terlalu mirip K

udah berlalu. Ia bukan lagi gadis polos yang menangis karena cint

, bagian kecil dari d

ernah benar-ben

wa perasaan itu sudah mati-padahal setiap kali Kaelan memang

lamnya ada laporan kinerja Aurora Elenna. Nilai luar biasa, efisiensi ting

catatan tentang masa lalunya samar, s

ra saat di ruang rapat, nada suaranya, bahkan cara ia menata

mnya pelan. "Aku pern

an merasa masa lalunya belum benar-benar berakhir. Karena wanita yang dulu ia lepaskan-k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka