Jangan Pernah Menyentuh Anakku
ti Aurora. Ia berdiri di depan lift eksekutif lantai 50, memegang map presen
langkah sepatu hak tinggi di lantai marmer, suara mesin espresso yang
biru muda, rambut dikuncir rapi, bibir dengan warna nude lembut, dan mata
adalah ha
n besar yang bisa menentukan masa depan perusahaan. Biasanya, posisi ini hanya dipegang oleh se
ra, suda
taris di departemen leg
sehelai rambut di belakang telinga.
"Katanya mau review ulang dokumen kontrak. Tapi ha
samar. "Kapan sih
eksi selalu memiliki nuansa berbeda: sunyi, rapi, dan penuh ketegangan tak kasatmata. Langkahnya m
mengenakan setelan hitam dengan dasi abu-abu. Tatapannya fokus ke g
a. Tapi Aurora tahu, mata itu-mata yang dulu menata
ngannya turun ke map di tangan Auro
ap di atas meja kaca dan menyerahkan tablet berisi file digital. "Saya jug
alis, sedikit te
set tren sektor logistik Jepang dan kebijaka
ncoba menembus lapisan profesionalisme yang ia kenakan pagi ini. Tapi Auror
khirnya. "Tampilkan n
n tapi tegas. Bukan karena gugup menghadapi Kaelan-setidaknya, itu yang ia
tuk menunjukkan si
endera kecil di dada, duduk berhadapan dengan tim Dirgantara Group. Aurora duduk di sisi Kaelan, menc
ya, jelas terkejut. "K
tanpa menoleh, "Sedikit. S
ernah lihat i
s. "Mungkin karena sa
an komentar. Rapat berlanjut dengan intens. Aurora tetap fokus, tapi seseka
langsung menjawab, menjelaskan secara diplomatis tanpa menunggu penerjemah r
berapa detik, tersenyum. "Anda memah
k sopan. "Auro
ali ini jelas berbeda. Ada kekaguman yang samar-ya
ngan hasil memuaskan. Pihak Jepang tampak puas, dan
ar, ruangan hanya te
epang?" suara Kaelan terdengar
okumen tanpa menat
okyo? Di man
jawabnya singkat.
rik. Kamu tampaknya punya lebih banyak si
kecil tapi tajam. "Setiap orang punya
mu. Untuk sesaat, wa
intu diketuk dari luar. Suara sekretaris lain memanggil, "Pak
udara di ruangan
elan. Wanita yang dulu menjadi s
nya sebentar. "Baik. S
nahannya dengan satu kalimat dingin. "Kam
"Untuk pertemuan pr
balas Kaelan tanpa ekspresi. "D
pas, lalu mengang
rcaya diri. Rambut pirang kecokelatannya jatuh sempurna di bahu, tubuhnya t
ap sekilas ke arah Aurora. Senyum di b
ran itu. "Selina, langsung saja ke
dokumen digital. "Aku ingin membahas soal pembagian aset Dirgantara Pharma. Aku
matanya, ia bisa melihat perubahan kecil di wajah Kaela
sejak perceraian," kata Kaelan tena
idak tahu proyek baru itu hasil merger dengan pihak
anya meninggi sedikit. "Kau keluar sebelum proy
ri tablet. Ia tahu, ini bukan sekadar pertengkaran bisnis. Ini adalah
an? Aku tahu semua rahasia keluargamu. Termasuk siapa y
annya menjadi gelap.
u berdiri. Ia sempat melirik Aurora sekali lagi sebelum keluar. "Jaga baik-baik s
ertutup
n yang kini menatap kosong ke arah jendela besar.
lalu berkata tanpa menoleh, "Ti
ia berbalik hendak pergi, s
ror
henti.
seperti ingin memahami. "Aku tidak suka orang
k terbaca. "Kalau begitu, Anda harus belajar menerima b
Kaelan sendirian di ruangan itu.ar kencang-bukan karena takut, tapi karena satu
ihat folder rahasia bertuliskan PROJECT ORION, file internal milik Dirgantara Group yang hanya bisa diakses ole
reka sembunyikan,
ng, polos, tanpa tahu ibunya sedang memegang rahasia besar
ahan. Tangannya gemetar se
astikan keadilan. Untuk membalas luka enam tahun lalu-dan
ujan turun
pa kilometer dari sana, Kaelan berdiri di depan je
irinya bersama seorang wanita muda berambut cok
iknya pelan. "Kau sebe
endali atas sesuatu yang tidak bisa ia pahami-seorang wanita yang dulu ia t
tahun
emantulkan cahaya hangat di gedung-gedung kaca. Di lantai 38 Dirgantara Tower, seorang mahasiswi magang bernama A
n cepat dari Universitas Indonesia, mendapat beasiswa tambahan di bidang ekonomi bisnis internasio
bukan sekadar tempat mag
udkan semua ambisi yang selama ini hanya ada
lelaki yang ia kagumi diam-diam akan men
uara lembut tapi te
u Kaelan berusia dua puluh delapan tahun, mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung h
langsung menegakkan badan.
diri, menahan g
ruang rapat. Saya butuh bantuan revisi
ran iri dan heran. Ia mengangguk cepat dan mengambil laptopnya, men
is seperti dunia lain. Dinding kaca menghadap pem
duk di seberang. Ia memperhatikan cara lelaki itu bekerja: cepat, presisi,
layar. "Angka ini tidak sinkron dengan lapora
a sedikit. "Boleh saya l
ersentuhan sekilas, sesuatu di dada Aurora bergetar kecil
diam, hanya bunyi ketikan c
. "Masalahnya ada di rasio ku
u menatapnya. "Kau tahu i
saan, Pak. Saya sering bantu d
sekadar kekaguman, tapi seolah ia baru saja menemukan sesua
k seperti kebanyakan magang yang ha
ah. "Saya datang u
elajar den
alasan yang tak bisa ia jelaskan, jant
laporan keuangan, mengatur jadwal rapat, bahkan menerjemahkan dokumen asing. Rekan ma
u menjadi awal
rapat, menyusun data presentasi. Lantai sudah sepi. Tiba-tiba pintu ter
pulang?" ta
sih sedikit lagi, Pak. Saya m
lain sudah pulang sejak jam tu
utnya kalau data ini salah,
di kursi seberang. "Kau tahu, aku mulai mengerti kenapa ayahku
nya, sedikit b
au punya keberanian. Tapi terl
an laptop, padahal pipinya hangat. "S
nya di keyboard. Ada jeda panjang sebelum ia berbicar
jur. "Saya masih menunggu hasi
tidak d
i kerja di sini. Atau di perusahaa
alau aku tawarkan posisi te
ak, terkejut.
nada rendah. "Kau lebih kompete
kasih, Pak. Tapi... saya masih
si bisa diselesaikan, kesempata
engah cahaya lampu redup dan pemandangan kota malam, untuk s
rhatikan wajahnya lebih dekat. "Kau masih sangat muda," katanya pelan. "T
ak orang yang pernah mem
" jawabnya akhirnya, liri
berdiri, menepuk bahunya ringan. "Jan
hnya berhenti di ambang pintu. "Oh ya," tambahnya tanpa menoleh, "besok ak
ihatnya. Setelah pintu tertutup, ia bar
linya ia meras
ering bekerja bersama. Ia mulai memahami ritme kerja Kaelan, kebiasaan kecilnya-bagaimana
sela stres pekerjaan. Kadang Kaelan memberi nasihat, kadang
k besar, saat tim mereka merayak
Ia hanya minum sedikit, tapi cukup membuat kepalanya ringan. Saat semua o
lelah," ka
yum. "Sedikit
a sukses, atau karena k
ya. "Apakah say
t gelasnya. "Leb
bur. Ia tahu seharusnya menjauh, tapi langkahnya justru tertahan. Kaelan menatapnya l
"Lalu kenapa Anda meng
idak pandai b
tidak berpikir panjang. Dunia terasa terlalu kecil,
m, dan memabukkan. Dan malam itu menjadi awal dari hub
magang, tapi sering dipanggil untuk proyek khusus. Kaelan mulai sering menjemputnya, m
iap kali melihat tatapan lembut d
an itu hanya be
kantor dan mendapati berita b
esmi Bertunangan dengan Putri
ora runtu
annya, menutup pint
pi lebih dari itu-
ruang magang, wajahnya te
mata basah. "Kau bisa menjelaskan apapun, tap
n berkata cepat, suaranya renda
elalu tentang bisnis. Jadi aku a
han bahunya. "Tidak.
ndai berpura-pura, tapi sekarang kau berpura-
a dalam diam, ta
ia menatap balik. "Aku harap suatu hari kau sadar, kehilangan yang terbesar bukan kare
r kali mere
luar negeri untuk melanjutkan beasiswa. Ia sudah mengandu
ke mas
uduk di ranjang, menatap langit-langit kamar apartemennya. R
meski muda, memiliki garis tegas yang terlalu mirip K
udah berlalu. Ia bukan lagi gadis polos yang menangis karena cint
, bagian kecil dari d
ernah benar-ben
wa perasaan itu sudah mati-padahal setiap kali Kaelan memang
lamnya ada laporan kinerja Aurora Elenna. Nilai luar biasa, efisiensi ting
catatan tentang masa lalunya samar, s
ra saat di ruang rapat, nada suaranya, bahkan cara ia menata
mnya pelan. "Aku pern
an merasa masa lalunya belum benar-benar berakhir. Karena wanita yang dulu ia lepaskan-k