icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri Kedua, Luka Pertama

Istri Kedua, Luka Pertama

icon

Bab 1 Siapa yang akan menang

Jumlah Kata:2497    |    Dirilis Pada: 20/10/2025

uduk di kursi kayu yang goyah, matanya menatap kosong ke luar jendela, sementara pikirannya bergelut dengan kebingungan dan ketakutan yang belum

harap aku akan membiayai pengobatan ibu. Kau tahu ibumu tidak akan bertahan tanpa biaya

yang telah dipersiapkannya untuk pengobatan ibunya. Namun di hati kecilnya, ada rasa sakit yang membakar: ia memiliki Farel, kekasihnya yang telah lama mencintainya dengan

n," Nadira mencoba suaranya terdengar tega

i posisi keluarga ini. Aku tidak bisa membiarkan garis keturunan keluarga Mahardika terhenti begitu saja. Putri kita sudah meninggal, meninggalkan seorang cucu perempu

g membuat siapa pun takut untuk menentangnya. Ia bukan sekadar pria biasa; dia adalah simbol kekuasaan, kaya raya, dan menakutkan sekaligus memikat. Namun bagi

rih, seolah kata-kata itu hanyalah

engubah fakta bahwa ini adalah keputusan keluarga. Kau mau ibu

n, merasakan dada yang sesak dan tubuh yang gemetar. Ia merasa dunia ini terlalu ke

Ia menerima pesan dari asistennya tentang situasi terbaru. Dengan satu tatapan dingin, ia tahu bahwa ia harus segera bertindak. Ia telah mendengar tentang gadis muda bernama Nadira Azzahra, yang konon memil

ang membuatnya berbeda dari wanita lain yang mudah menyerah pada tekanan keluarga? Rafindra meneguk kopi panasnya, matan

atinya berdebar kencang, setiap langkah terasa seperti menembus badai. Rafindra Mahardika muncul di pintu, tinggi, tegap, dan dengan wajah yang hampir

indra terdengar lembut tapi tegas,

menjawab dengan suara serak, mencoba men

ksama. "Aku mendengar banyak tentangmu. K

a tahu komentar itu bukanlah pujian hangat, melainkan penilaian yang dalam dan menusuk. Rafindra Mahardika selalu me

ruang. "Mulailah. Aku tidak ingin m

gimu. Tapi kau harus mengerti posisiku juga. Aku memiliki tanggung jawab besar pada keluar

u... aku hanya ingin... kebahagiaan sederha

ang hidup tidak memberikan kita pilihan. Tanggung jawab keluarga, kewajiban terhadap g

lau begitu, Tuan Mahardika, jangan berharap aku akan menyerah begitu saja. Aku mung

gera menyembunyikan rasa kagumnya di balik wajah dinginnya. "Kau akan belajar cepat, Nadira. Aku tidak akan menjadi suami yang

pi satu hal jelas: ia tidak akan menyerah pada tekanan, meskipun seluruh dunia menentangnya. Ia merindukan Farel, rindu akan pelukan hangatnya, d

yang jarang ia rasakan. Ia bukan tipe pria yang mudah terpengaruh, tapi ada sesuatu pada Nadira yang membuatnya ingin mengerti lebih jauh, ingin meng

ikap dingin dan penuh rasa menilai. Istri pertama Rafindra, Clarissa, muncul dengan senyum tipis yang penuh sindiran.

coba tersenyum tipis. "Te

dira dari atas ke bawah. "Kau akan belajar cepat bahwa di sini

ya soal Rafindra dan dirinya, tetapi juga soal dinamika keluarga yang kompleks, intrik yan

erlakuan dingin Clarissa membuatnya hampir menyerah. Tapi di dalam hatinya, satu hal tetap menyala: cintanya

afindra, pewaris tunggal keluarga Mahardika yang dingin dan berwibawa, kini terikat dalam pernikahan yang dipa

bertahan menghadapi tekanan, atau Rafindra akan menemukan cara u

enatap cermin di kamar barunya, wajahnya pucat, mata sembab akibat air mata semalam. Rambutnya yang panjang diika

h keheningan. Suara heels-nya yang berderap di lantai m

ndiran. "Aku harap kau sudah terbiasa dengan rumah ini. Semua di sini

enatap Clarissa dengan tenang. "

saja kadang tidak cukup. Di sini, aku yang mengatur se

i pertama yang menjaga posisi; wanita itu memiliki pengaruh besar dalam kelu

erius, tapi tatapannya tak lepas dari Nadira saat ia masuk. Hatinya berdebar, bukan karen

i," Nadira m

r seperti bisikan yang menembus udara di sekelilingnya. "Sa

i di sudut pikirannya, bayangan Farel terus menghantui. Ia rindu suara lembutnya, senyumannya yang se

n terlalu banyak menatapnya. Gadis itu harus belajar bahwa pos

dangan ke piringnya. Suasana menjadi tegang, Nadira merasaka

Setiap orang tampak sopan, tapi matanya penuh rasa menilai. Nadira sadar, ia tidak boleh membuat kesa

ti Nadira. "Aku akan menjelaskan aturan rumah ini. Ka

tinya memberontak. "Aku aka

ak cukup. Aku ingin hasil, bukan niat. Kau harus terbiasa dengan jadwal, tu

merasakan beban baru di pundaknya. Ia menatap jendela, mencoba menc

ar, berlatih sopan santun ala keluarga ningrat, dan menghadapi setiap perkataan Clarissa yang menusuk hati. Clarissa selalu mencari

takaan, Clarissa muncul tiba-tiba. "Apa yang kau lakukan di sini? Bu

emosi. "Maaf, Bu Clarissa. Aku

tu? Jangan berpura-pura. Kau pikir ini rumahmu? Di sini,

ingin melawan, tapi ingatannya tentang Farel membuatnya menahan diri

ira membuka pesan di ponselnya. Pesan d

Aku akan menunggu, tidak peduli berapa lama. Janga

aru. Ia merasa bahwa meski dunia menekannya, masih ada se

bih intens. Ia menuntut kesopanan, ketelitian, dan ketundukan. Setiap kali Nadira melakukan k

embicarakan masa lalu keluarga, membandingkan Nadira dengan wanita lain, dan menekank

tanpa sengaja menjatuhkan cangkir antik milik Rafindra. Cangkir itu pecah

Nadira menunduk, jantungnya berdebar kencan

ini menjadi pelajaran. Di rumah ini, setiap tindakan memiliki konsekue

n menekan, tapi ia menolak menyerah. Di hatinya, satu hal jelas: ia ha

ertarik pada cinta, tapi ada rasa ingin tahu yang aneh mengenai keberanian dan keteguhan hati Nadira. Ia mulai menyadari bahwa gadis itu bukan sekadar tamu at

tentang hari-hari yang berat, tentang Rafindra yang tegas dan Clarissa yang menusuk, tentang rasa rindu yang terus membara pad

memahami bahwa pernikahan ini bukan sekadar tentang cinta, tapi tentang kekuasaan, tanggung jawab, dan strategi bertah

n, keteguhan hati, dan kecerdikan yang membuat Rafindra sulit mengabaikannya. Ia mulai menyadari bahwa pernikahan yang dipaksakan ini mun

setiap kesalahan, dan Rafindra selalu menuntut kesempurnaan. Nadira tahu bahwa perjalanannya baru saj

intang yang berkilau di langit. Ia berbisik pelan, "Aku tidak akan m

s muda itu akan menguji kesabarannya, kekuasaannya, bahkan hatinya. Tapi satu hal pasti: hidup mereka kini s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka