icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri Kedua, Luka Pertama

Bab 5 gadis ini mampu menembus dinding hatinya yang dingin

Jumlah Kata:1626    |    Dirilis Pada: 20/10/2025

laman yang luas tapi sepi, sambil mencoba menenangkan napasnya. Ia tahu, hari ini akan menjadi hari yang sulit. Ad

biasanya. Nadira menelan ludah, menyiapkan diri, mencoba me

i akan menjadi ujian nyata unt

uk pelan. "Baik

pannya lebih intens dari sebelumnya. Ada sesuatu yang berbeda-bukan sekadar pengawasan

menata kursi, dan menata makanan ringan dengan sempurna. Clarissa sengaja menempatkan beberapa benda rapu

enyum tipis yang menusuk. "Hati-hati, Nadira. Kau t

menyesuaikan posisi setiap benda, dan berhasil menata semuanya dengan rapi.

ini. Tapi tunggu saja, a

Cukup, Clarissa." Nada suaranya rendah tapi penuh peringatan. Nadi

"Aku sudah menyiapkan rencana. Malam ini aku akan

a. Nadira menunggu di tempat biasa, jantungnya berdebar kencang. Fa

ra?" Farel bertanya, meng

issa semakin berani," jawab Nadira

awatir. Aku sudah memikirkan cara agar kau bisa be

gat baru. Ia kembali ke kamarnya dengan hati sedikit l

nampan minuman ke ruang tamu saat para tamu penting datang. Beberapa benda rapuh dan gelas diletakkan

n tekanan, tapi juga tentang mengetahui ka

ang menonton dari jauh, memperhatikan ketenangan dan kecermatan Nadira, dan mulai merasa kagum. Ia menyadar

us di depan tamu, menekankan kesalahan kecil, dan berharap Rafindra akan marah. Namun Rafindra teta

sembunyi yang hanya diketahui staf tertentu. Pertemuan mereka singkat, tetapi penuh risiko. Setiap

Clarissa, memenuhi tuntutan Rafindra, dan tetap menjaga martabat serta kehormatan diri. Setiap langkah adalah ujian, seti

. Ia berbisik pelan, "Aku tidak akan menyerah. Aku harus

ang. Hatinya kacau, berperang dengan ego dan perasaan yang mulai tumbuh un

n keputusan bisa mengubah masa depan mereka selamanya. Nadira tahu satu hal pasti: ia tidak akan menyerah. Ia akan me

bahwa gadis ini mungkin satu-satunya yang

i. Nadira duduk di kamar, menatap jendela dengan mata yang penuh kekhawatiran. Hari ini, Clarissa telah

uan. Nadira menelan ludah, menenangkan diri, dan mempersiapkan diri

di hari yang menantang. Aku ingin melihat

uk pelan. "Baik

ran dan perhatian yang perlahan mulai muncul, meski masih tersembunyi di balik ekspresi dinginnya

an sempurna. Clarissa sengaja menempatkan beberapa benda rapuh di posisi strategis, berharap Nadira membuat kesalahan. Bahkan ia

engan senyum tipis yang menusuk. "Hati-hati, Nadira. Kau ten

ari kejauhan, memperhatikan ketenangan dan kecermatan Nadira. Ia mulai merasakan kekaguman yang tak bisa

dari gelas yang ditempatkan di meja, berharap Nadira akan tersandung saat membersihkannya. Nadir

a sadar gadis ini memiliki keberanian dan ketenangan yang luar biasa. Sebuah perasaa

unakan rute tersembunyi yang hanya diketahui staf tertentu. Nadira menunggu di tempat yang telah dis

ra?" Farel bertanya, meng

. Rasanya seperti setiap langkahku diperhitungkan untu

rus tetap kuat. Aku sudah memikirkan cara agar kau bis

at baru. Ia kembali ke kamar dengan hati yang sedikit l

memancing Nadira dengan pertanyaan sulit di hadapan tamu, menekankan kesalahan kecil yang

a dengan suara rendah, "Cukup, Clarissa. Aku tidak ingin melihat Nadira dipermalukan lagi." Nadira

m itu, ia memanggil Nadira ke ruang kerjanya. Nad

, "aku mulai menghargai keteguhan hati dan keberanianmu

"Terima kasih, Tuan Mahardika. Aku h

au kuat, Nadira. Jangan pernah meragukan kemampuanmu sendir

jebak Nadira di hadapan tamu penting yang lain, dengan cara yang lebih ekstrem. Ia

rahasia. Mereka berbagi kata-kata lembut, dukungan, dan rencana untuk menghadapi Clarissa bersama

memenuhi tuntutan Rafindra, dan tetap menjaga kehormatan dirinya sendiri. Setiap keputusan menjadi ujian, setiap l

marnya. Ia berbisik pelan, "Aku tidak akan menyerah. Aku ha

ya kacau, berperang dengan ego dan perasaan yang mulai tumbuh untuk Nadira. Ia sadar gadis ini bukan

keputusan kini bisa mengubah masa depan mereka selamanya. Nadira tahu satu hal pasti: ia tidak akan menyerah. Ia akan m

bisa menembus dinding hatinya yang dingin. Clarissa, meski licik, belum mengetahui

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka