Istri Kedua, Luka Pertama
amar barunya, mencoba menyerap sinar matahari yang hangat, tapi hatinya tetap resah. Ia tahu hari ini
hwa hari ini gadis itu akan menghadapi ujian baru. Nadira menelan luda
dengar manis tapi menusuk. "Hari ini akan
uk pelan. "Baik
emasan Nadira. "Kau harus ingat, Nadira. Setiap gerakanmu di rumah ini diperhatik
ya, Rafindra muncul di ruang makan. Wajahnya masih tegas, tapi kali ini ada sesua
rsi kepala. Suaranya rendah tapi jela
enenangkan diri. "Selam
kan mengujimu," katanya tanpa basa-basi. Nadira merasakan jantungnya berdegup
uku beberapa hal tentang sikapmu. Kau tidak salah, ta
a mengerti maksudnya. "Aku a
harus belajar menahan diri, mengatur emosi, dan tetap fokus pada tujuanmu. Ingat, keteguhan hati bukan
nya kekuatan, tapi juga menambah tekanan baru. Ia tahu bahwa Clari
datang hari ini. Aku akan mencari cara untuk menemui mu, t
menenangkan hatinya, meski dunia di sekelilingnya terasa seperti perang.
di antara staf rumah, menekankan bahwa Nadira terlalu dekat dengan Farel, dan mencoba menanamkan rasa taku
an yang lebih jelas. Saat Clarissa mencoba menyindir Nadira di hadapannya, Rafindra menatap tajam, memberi peringatan halus tapi tegas. N
emu Farel. Hati mereka berdebar saat melihat satu s
el bertanya dengan suara lembut,
ik, dan... Tuan Mahardika..." Nadira menelan ludah
tahu, Nadira. Tapi kau harus kuat. Aku akan sel
an dari kejauhan. Ia menyiapkan strategi baru untuk membuat Rafindra meli
ekspresi gadis itu. Ada rasa kagum yang perlahan muncul, walau ia menolak mengakuinya. Rafindra sadar bahwa Nadira bu
an semua kegelisahan dan rasa rindu yang tak tertahankan. "Farel, aku tidak tahu berapa lama aku bi
menimbulkan rasa cemas, dan menekankan kesalahan kecil Nadira. Namun Nadira belajar untuk menghadapinya dengan sabar d
findra menatapnya tajam, lalu berkata, "Kau sudah menunjukkan keteguhan hati yang baik, Nadira. Tapi ini baru per
akan belajar, Tuan Mahardika.
a. Aku hanya ingin kau sadar bahwa kau tidak sendirian. Aku mulai mengharg
an bantuan salah satu staf yang dapat dipercaya, membawa makanan dan surat rahasia. Nadira merasakan getaran se
saling bertukar pesan, bertemu secara diam-diam, dan merencanakan masa depan yang mereka impikan be
an dan kesejahteraan Nadira. Setiap kali Clarissa mencoba menjatuhkannya, Rafindra memberi peringatan halus, menjaga gadis itu tanpa harus mengumumkan pe
ertemuannya dengan Farel, menahan tekanan Clarissa, dan tetap patuh kepada Rafindra. Setiap langkah ada
endela kamarnya. Ia berbisik pelan, "Aku tidak akan menyerah. Aku
tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh risiko. Nadira bukan gadis yang mudah ditaklukkan, dan ia mulai me
ungkinan tak terduga. Konflik, rindu, dan ketegangan membentuk babak baru dalam hidup Nadira, Rafindra,
dra, menjaga rahasia cintanya dengan Farel, dan menemukan kekuatannya sendiri. Dan Rafindra, dalam dia