Rahasia di Balik Cinta Kita
ari setiap sudut ruangan. Lampu meja di sudut ruang tamu menyala redup, menciptakan bayangan hangat yang memeluk temb
an sesuatu yang sebenarnya sudah ia ketahui. Lalu, foto itu muncul-seb
pi di foto itu, ia tidak sendirian. Ada seorang pria di sampingnya, bertubuh tegap, mengenakan jaket hitam, waj
u nggak tahu ini, Na..." bisiknya nyaris tak terdengar. "Dan se
. Kirana mengusap wajahnya cepat, mencoba menyingkirkan
Aku pengen ngajak makan sian
kenapa, Na? Suar
. Nanti aja ak
angannya. Ada dorongan kuat untuk menceritakan semuanya sekarang juga, tapi bibirnya meno
ofa. "Tolong jangan sampai aku harus milih ant
-
z mengalun lembut dari speaker di sudut ruangan. Aroma kopi dan roti panggang menyelimuti udara. Aruna datang
siang di jam kerja," ucap Kir
-akhir ini kepalaku penuh. Pengen
berjalan ringan, tentang Aila yang mulai belajar menulis huruf, tentang pameran yan
a nggak, orang yang kita sayang itu kayak menyimpa
r. "Pernah. Setiap orang pasti punya rahasia,
g aku nggak tahu?" Aruna menatapnya,
ti punya. Tapi rahasia itu bukan berarti kebohongan. Kad
ku dan Rayhan aneh. Kami jarang bicara, jarang saling sapa. Dia sering keluar mala
alu kuat. Sebagian dirinya ingin berkata ya, kamu benar, tapi bagian lainnya
iri, cowok kadang susah cerita kalau lagi mumet. Jangan mikir yang aneh-ane
Aku cuma nggak mau kehilangan dia, Kira.
ujuran di mata Aruna-cinta yang tulus, yang membuatnya takut pada ap
u, aku selalu di sin
ak sadar bahwa kalimat sederha
-
git tampak kelabu, hujan sebentar lagi turun. Ia menyalakan lam
enusuk-dingin, seperti menyimpan ancaman. Semakin lama ia menatap, semaki
getar. Sebuah pesan masu
mencari, Kirana. Demi k
r. Jantungnya berdetak cepat. Tanganpa i
luh menit, tapi layar tetap kosong. Hanya suara
u tak pernah ia kenal kini merayap di setiap napas. Ia memejamkan mata, mencoba menen
a sadari-nomor misterius itu muncul juga seminggu lalu, hanya saja ia mengabaikannya
p air yang bergoyang di gelas, lalu berbisik, "Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan, Rayhai, menimbulkan suara seperti bisikan sama
erakhir sebelum mematikan layar. Ia tahu, sudah terlalu jauh untuk mundur. Apa pun rahasia yang ada di balik
enuh kepercayaan pada Rayhan-menghantui pikirannya. Di sisi lain, rasa taku
lapan kamar, hampir seperti d
tahu sampai kapan bisa
g menutup rapat, entah di mana, seseorang sedang mengaw