icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rahasia di Balik Cinta Kita

Bab 2 Luka yang Tak Pernah Pulih

Jumlah Kata:1004    |    Dirilis Pada: 13/10/2025

udara lembap dan dingin memenuhi dapur bersama aroma kopi yang baru diseduh. Aruna duduk sen

n meeting mendadak, sementara Aila bermain boneka di kamarnya. Sunyi seperti ini selalu me

enuh warna, tawa, dan keyakinan bahwa cinta bisa menyembuhkan apa pun. Saat itu, Dion adalah sega

runtuh. Senja yang tenang berubah menjadi

sekotak kue kesukaannya dan hati yang penuh cinta. Tapi begitu pintu terbuka, yang menyambutnya bukan

," suara Dion tergagap. Ma

bang pintu. "Jelaskan? D

ing, lalu menatap Aruna tan

alam panjang penuh tawa-ternyata hanya sandiwara. Ia menatap Dion sekali lagi, lalu be

dan putri kecil mereka. Tapi luka seperti itu tak pernah benar-benar sembuh. Ia hanya belajar berjalan sambi

intu, dan menemukan Kirana berdiri dengan payung basah di tangan da

irana. "Aku lewat,

pas banget, tapi kamu selalu repot bawain a

alir, tapi Kirana memperhatikan Aruna dengan tatapan tajam, seolah membaca

iran. Ada masalah?" t

Rayhan sering kelihatan aneh. Pulang larut, seri

ungkin urusan kerja kali Na. Kamu t

a... ada yang d

h, seperti menahan sesuatu. "Kalau memang ada, mungkin dia punya alasann

Kirana terasa seperti menyimpan sesuatu di baliknya. Dan pembahas

a berharap bisa menenangkan pikirannya di antara aroma cat minyak dan warna-warna kanvas. Ga

n abstrak berwarna biru laut, sebu

ru

iri Dion-dengan jas abu-abu rapi dan senyum yang sama

ketemu," uca

napas dalam.

u masih suka datang

Aruna singkat. "Dan it

datang." Ia menatap Aruna lekat-lekat, seolah mencari sesuatu d

hatinya bisa sembuh, Dion. Tapi bekasnya nggak aka

ngubah masa lalu, tapi..." Ia berhenti sebentar, lalu menat

kan alis. "Apa

bukan orang y

Kamu yang jelek itu terlihat kamu juga ingin menjelekkam Rayh

enunduk. "Tapi tolong ingat kata-ka

cepat meninggalkan ruangan itu. Tapi kata-kata Dion teru

tanah basah. Ia duduk di teras, memandangi jalanan yang kosong. Saat itulah suara

ngan senyum ceria. "Aku be

segini biasanya ada saja alasannya lembur. Ia menerima kant

pa hari ini?" ta

kejut. "Ma

tanya. S

ti biasa," jawa

nap

ya menggeleng. "Nggak apa-apa. Makas

ntuk kamu aja aku be

uk berganti baju. Aruna menatap punggungnya hingga hilang di

han napas untuk tidak bertanya berlebihan kep

ma di benaknya, "Hat

dalam dada, luka lama dan rasa curiga mulai bercamp

apakah rumah kecil mereka masih menjadi tempat yang am

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka