Rahasia di Balik Cinta Kita
udara lembap dan dingin memenuhi dapur bersama aroma kopi yang baru diseduh. Aruna duduk sen
n meeting mendadak, sementara Aila bermain boneka di kamarnya. Sunyi seperti ini selalu me
enuh warna, tawa, dan keyakinan bahwa cinta bisa menyembuhkan apa pun. Saat itu, Dion adalah sega
runtuh. Senja yang tenang berubah menjadi
sekotak kue kesukaannya dan hati yang penuh cinta. Tapi begitu pintu terbuka, yang menyambutnya bukan
," suara Dion tergagap. Ma
bang pintu. "Jelaskan? D
ing, lalu menatap Aruna tan
alam panjang penuh tawa-ternyata hanya sandiwara. Ia menatap Dion sekali lagi, lalu be
dan putri kecil mereka. Tapi luka seperti itu tak pernah benar-benar sembuh. Ia hanya belajar berjalan sambi
intu, dan menemukan Kirana berdiri dengan payung basah di tangan da
irana. "Aku lewat,
pas banget, tapi kamu selalu repot bawain a
alir, tapi Kirana memperhatikan Aruna dengan tatapan tajam, seolah membaca
iran. Ada masalah?" t
Rayhan sering kelihatan aneh. Pulang larut, seri
ungkin urusan kerja kali Na. Kamu t
a... ada yang d
h, seperti menahan sesuatu. "Kalau memang ada, mungkin dia punya alasann
Kirana terasa seperti menyimpan sesuatu di baliknya. Dan pembahas
a berharap bisa menenangkan pikirannya di antara aroma cat minyak dan warna-warna kanvas. Ga
n abstrak berwarna biru laut, sebu
ru
iri Dion-dengan jas abu-abu rapi dan senyum yang sama
ketemu," uca
napas dalam.
u masih suka datang
Aruna singkat. "Dan it
datang." Ia menatap Aruna lekat-lekat, seolah mencari sesuatu d
hatinya bisa sembuh, Dion. Tapi bekasnya nggak aka
ngubah masa lalu, tapi..." Ia berhenti sebentar, lalu menat
kan alis. "Apa
bukan orang y
Kamu yang jelek itu terlihat kamu juga ingin menjelekkam Rayh
enunduk. "Tapi tolong ingat kata-ka
cepat meninggalkan ruangan itu. Tapi kata-kata Dion teru
tanah basah. Ia duduk di teras, memandangi jalanan yang kosong. Saat itulah suara
ngan senyum ceria. "Aku be
segini biasanya ada saja alasannya lembur. Ia menerima kant
pa hari ini?" ta
kejut. "Ma
tanya. S
ti biasa," jawa
nap
ya menggeleng. "Nggak apa-apa. Makas
ntuk kamu aja aku be
uk berganti baju. Aruna menatap punggungnya hingga hilang dihan napas untuk tidak bertanya berlebihan kep
ma di benaknya, "Hat
dalam dada, luka lama dan rasa curiga mulai bercamp
apakah rumah kecil mereka masih menjadi tempat yang am