icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hancur Karena Cinta yang Berkhianat

Bab 3 gadis kecil yang dulu ia lihat di kantor

Jumlah Kata:1939    |    Dirilis Pada: 09/10/2025

terasa berat. Ia menatap gadis-gadis kecil yang sedang bermain, senyum polos mereka membuat hatinya hangat. Tapi

el di perut, merasakan tendangan kecil yang lebih kuat dari bia

ja. "Aluna, kamu harus istirahat lebih

aku bisa, Din. Lagipula, anak

gan lembut. "Kamu tidak sen

an, senyum tipis di wajahnya. Ada rasa cemburu yang menusuk hatinya, bercampur dengan penyesalan

di dapur, rasa mual tiba-tiba muncul disertai kontraksi ringan. Ia menahan napas

kter. Ini tidak normal,"

ahabatnya. "Aku baik-baik

"Kamu terlalu keras pada dirimu sendiri. Anak

l dan lampu kota mengalir seperti gelombang, tapi pikirannya tetap fokus pada janin

to-foto taman tadi yang dikirim seorang teman. Senyum tipis Aluna, langkah

atur pertemuan di sebuah kafe. Saat melihat mereka, perasaan campur aduk muncul. Ia in

. "Aku tahu kamu ingin tahu. Tapi ini bukan waktunya u

anggu melihatnya bersama kalian? Ini bukan ana

lik kita, justru mengikat hati lebih dalam daripada yang kit

an anaknya yang belum lahir. Setiap napas, setiap detik, bayangan itu menghantui pikiranny

lai terasa berat, punggung pegal, dan mual sering muncul tanpa peringatan. Setiap gerakan jani

minggu lalu muncul, bermain di dekatnya bersama ibunya. Aluna menatap mereka, tersenyum tipis.

na. Ia ingin menghampiri, ingin bicara, tapi langkahnya terhenti. Ia

ang, digantikan ketegangan. Ia menunduk sejenak, menarik napas

tar. "Aluna... aku... aku hanya in

tapi tegas. "Aku baik, Raka. Anakk

salah meninggalkanmu.

enyesalanmu datang terlambat, Raka. Anak ini ak

kan lagi orang yang sama yang dulu ia tinggalkan. Namun hatinya tetap terpaut. Ia tidak bisa berhenti m

beberapa hari, dan Dina segera membantunya menyiapkan apartemen agar lebih nyaman. Aluna menatap peru

ami siapa mereka, meski hatinya bergejolak. Saat mereka bertemu, gadis kecil itu menatapnya dengan mata p

ini bukan soal siapa yang menang atau kalah. Biarkan Aluna menja

erasaan ini berbeda, lebih dalam dari yang pernah ia rasak

natap bulan. "Ibu dan kamu... kita akan melewati

buru, dan penyesalan bercampur. Ia tahu, hidup telah bergerak maju tanpa dirin

ng berat, tetapi tetap tegar. Raka mulai menyadari rasa cemburu dan penyesalannya semakin mendalam,

menunjukkan bahwa kekuatan sejati datang dari kemampuan berdiri sendiri, menghadapi

amatis:Raka mulai mendekat secara dia

misterius mulai menim

makin tinggi karena keham

r di kaca seolah menenangkan, tapi hatinya tetap gelisah. Perutnya semakin berat, ge

Aluna, jangan terlalu lama menatap h

aik-baik saja, Din. Hanya ing

hawatir, Al. Tubuhmu sudah sangat lelah. Anakm

uk terlihat lemah. Ia menepuk perutnya. "I

jan membuat suasana hatinya semakin berat. Ia ingin mendekat, ingin berbicara, tapi tak

gumamnya pelan. "Dia... anaknya... dan aku..

auhan. Setiap langkahnya membuat jantungnya berdebar. Ia in

ngan. Ia membawa payung, melangkah perlahan. Setiap langkah te

Wanita yang menemaninya berdiri di samping, mengawasi dengan senyum tenang. Aluna menat

itu. Hatinya berdebar. Ia ingin menghampiri, tapi langkahnya terhe

jenak, lalu kembali tertawa riang. Raka merasa ada benang aneh yang me

erius, tertawa. Aluna menarik napas panjang. Ia tahu, keduanya akan selalu ada seb

berdebar. "Aluna..." suaranya

matanya tajam.

k. "Aku... hanya ingin mema

. "Aku baik. Anakku baik. Itu ya

tidak bisa ia raih lagi. Ia ingin mendekat, tapi tidak bisa. Wanita misterius menatapnya, senyum tip

amarah. "Raka... anak ini akan teta

lebih kuat dari sebelumnya, lebih dari yang ia pernah bayangkan. Namun hatinya tetap

al, dan mual tak henti-hentinya menyerang. Dina membantunya menyiapkan apartemen agar lebih nyaman.

i taman, bermain di dekat wanita misterius. Aluna menatap mereka, hati campur aduk. Ia me

piri, ingin bicara, tapi takut menambah luka. Ia melihat Aluna t

nelpon dokter, dan Aluna dibawa ke rumah sakit. Raka, tanpa sengaja mengetah

tenang. Dina menggenggam tangan Aluna, menenangkan sahabatnya. Raka menunduk,

"Ini bukan urusan Anda," kata dokter

a, merasakan tendangan janin. "Ibu di

lelah yang mendalam. Dina duduk di samping, memastikan

menyadari, kehilangan Aluna bukan hanya tentang dirinya sendiri, tapi juga tentang anak yang belum lahir. Ia tahu,

a semakin terguncang oleh perasaan cemburu dan penyesalannya. Gadis kecil dan wanita misterius terus mu

berbisik pada janinnya, "Kita akan kuat,

nya tetap terikat pada Aluna dan anaknya. Ia tahu, suatu saa

Ia tahu, tantangan masih panjang, tapi ia tidak akan menyerah. Ia akan melindungi anaknya, menghadapi Raka, dan menghada

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka