icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kasih Sayang Yang Dikhianati

Bab 5 menguasai hatinya

Jumlah Kata:2510    |    Dirilis Pada: 30/09/2025

nyingkirkan rasa dingin yang menguasai hatinya. Ia duduk di tepi ranjang, memandangi tangannya sendiri

ah mencampur

u berarti Alexander tidak akan pernah membuka diri padanya? Apaka

. "Aku tidak bisa hidup seperti in

n wajah serius, membaca beberapa berkas sambil menyeruput k

Isabella pelan, men

datar, tanpa mengalihkan

ang beradu dengan piring terdengar. Isabella mencoba makan, t

Hari ini aku akan bertemu seorang klien penti

nya mengang

hangat, seakan mereka hanyalah dua orang a

menggoyangkan dedaunan, namun pikiran Isabella masih jauh dari tenang. I

nda tampak tidak enak badan, Nyonya. A

k, Grace. Aku baik-baik saja. H

Kalau begitu, semoga teh ini b

eguknya, ia melihat seseorang berdiri di luar pagar taman. Sosok itu

Wajahnya samar, tapi jelas bukan p

t. "Grace, kau bisa kembali ke dap

, Nyo

ng rumah. Ia mengikuti arah orang asing itu. Jalan setapak kecil membawa

a?" gumam Isabella,

ghilang. Yang tersisa hanyalah selembar kertas kecil yang sepertinya ja

itu tertul

ikahan ini tidak seper

bergetar memegang kertas itu. Sia

as itu berulang kali. Ia ingin bertanya pada Alexander, tapi

di laci meja rias, bersem

amplop lain yang tergeletak di sudut. Ia tidak ingat perna

ada beberapa

eorang pria asing. Mereka tampak sedang bertemu di sebuah tempat yang remang, dengan be

p mulutnya, nge

ihatkan Alexander berjalan bersama pria yang sama,

nya. Apakah ini yang dimaksud oleh orang asing tadi?

sabella mencoba ber

arin aku melihat seseorang di dekat pag

cepat, matanya m

at jelas. Hanya saja... aku merasa dia

tas

kata Alexander sebelumnya bergema di kepa

jelas membacanya," boh

Jika kau melihat orang asing mendekati rumah ini lagi,

selubung. Isabella hanya bisa mengangg

to itu dengan hati-hati. Ia takut jika Alexander menemukannya. Namun semakin ia

lla memberanikan diri keluar rumah. Ia kembal

ang terdengar. Isabella melangkah perla

kaki terdengar dari bel

engan topi muncul d

ng," ucap

"Kau... orang yang

punya sesuatu yang harus k

au peduli padaku?" I

well bukan pria yang kau pikirkan. Dia terlibat dalam hal-hal berbah

n darahnya berdes

sk kecil. "Di sini ada rekaman. Simp

tapi pria itu buru-buru berba

enggenggam flashdisk itu seolah itu adalah benda paling b

natap layar laptop dengan tangan ge

mnya ada beberapa file video.

sedang berbicara dengan pria asing yang sa

ancar. Aku tidak mau ada gangguan. Jika a

p mulutnya agar tidak menjerit.

xander menerima sebuah koper hitam. Ia mem

a tersengal. "Ya Tuhan... apa yang

u memang melukai, tapi apa yang ia lihat sekarang-ini lebih dari sekadar pengkhianatan.

kutan itu, ada teka

ar... aku harus tahu sampai sejauh mana rahasiamu,

dar istri yang terluka. Ia mulai berubah menjadi wanita ya

bisa jadi akan menyeretnya lebih dalam ke dun

yang tadi begitu keras perlahan reda setelah Isabella mengayunkannya dengan sabar. Suasana kamar temaram, hanya diterangi lampu keci

beruntungnya kamu punya ayah seperti Alexander? Meski kada

paya meyakinkan dirinya sendiri daripada kenyataan. Apakah benar Alexander hanya k

i terasa berat. Tapi tiba-tiba suara ketukan pintu

suara itu rendah da

erapikan selimut Emily sebelu

dikit kusut. Aroma parfum maskulin yang khas langsung memenuhi ruangan. Isabella bisa me

Alexander menoleh k

pelan. "Baru saja. Di

abella melihat ekspresi berbeda di wajah pria itu. Bukan wajah dingin atau kaku, mel

enarik napas panjang, kembali berdiri tegak

nelan ludah

. Aku tidak ingin m

at Isabella tak bisa menolak. Ia hanya m

tusan buku, sebagian besar tentang bisnis, hukum, dan investasi. Sebuah meja besar dari k

hitamnya, sementara Isabella

," ucap A

g. Tangannya ia genggam erat di pangkuan

Aku tahu pernikahan ini... tidak mudah bagimu. Kau tid

rtama kalinya Alexander mengakui keny

ku sudah cukup hancur ketika kehilangan kakakmu. Tapi keadaan memaks

exander. Tapi bagaimana caranya? Kita bahkan nya

ekarang, kita harus belajar. Aku akan ber

adi apa?" tany

Alexander setelah jeda panjang. "Kita tidak harus saling men

kan. Saling menghormati-bukankah itu standar yang terlalu rendah untuk sesuatu sebesar p

siknya. "Aku

sejenak, lalu menga

ngin mengatakan banyak hal-tentang rasa kehilangan, tentang betapa sulitnya

memecah keheningan. "Isabella, a

kat wajah, menat

minggu depan. Ada urusan bisnis

la terperanjat. "Bag

uh, ada perawat, dan ada tim keamanan. Tapi aku ing

berusaha. Tapi Alexander, bagaimana jika dia menangis

endekat, lalu berdiri di depan Isabella. Pr

ang kau kira, Isabella

erdebar aneh. Ada sesuatu di sana-kepercayaan, mungkin juga r

xander akhirnya, mundur selangkah. "Bes

elum keluar, ia menoleh sebentar. Alexander kembali berdiri di depan mejanya

p pintu dengan

yan mondar-mandir, mempersiapkan acara makan malam formal yang akan digelar malam

s. Ia tahu dirinya akan dituntut hadir di acara itu, mendampingi Alexan

ucap Clarissa, pelayan pribadi yang sejak b

nya melihatnya saja sudah membuat jantungnya berdegup kencang. Ia bukan tipe peremp

han lain yang lebih se

s. "Tuan Alexander memi

r. Artinya, ia tak bisa menolak. D

pun

hnya dengan sempurna, membuatnya tampak anggun. Rambutnya disanggul rapi, beberapa hel

lan jas hitam yang membuatnya tampak semakin berw

sah. "Apa ada

pelan. "Tidak. Kau.

ru-buru menunduk, berusaha

ya Alexander, men

lipkan tangannya ke dalam lenga

puluhan tamu sudah berkumpul, suara percakapan dan dentingan gelas memenuhi

lackwell...

atapan penuh rasa ingin tahu, juga sedikit iri. Ia m

tangannya lebih erat,

r. Ia tersenyum, menyapa tamu-tamu, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan basa-basi.

dengan gaun biru muda menghampiri mereka. Waja

nya manis tapi menyiratkan sesuatu.

menoleh.

engar asing, tapi cara Alexande

enoleh ke Isabella, menatapnya dari atas ke

sopan. "Ya. Senang b

Semoga kita bisa lebih sering bertemu.

tinya bergejolak. Ada sesuatu dalam tata

essa malam itu bukan kebetulan. Dan perasaan aneh yang tumbuh di hatinya, e

mulai pamit. Alexander dan Isabella kembali ke kamar me

up, Isabella tak bi

" tanyanya, suarany

sejenak sebelum menjawab. "D

waban itu terlalu si

t namanya..." Isabella menggenggam tang

kat. "Isabella, aku sudah bilang: dia masa

ru saja memasuki babak baru. Babak di mana bukan hanya Em

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka