Kasih Sayang Yang Dikhianati
an bagaimana hidupnya kini benar-benar berubah. Dari seorang perempuan biasa yang terbiasa hidup dengan t
membuat Isabella segera
iapkan di ruang makan," suara sala
ah-olah hidupnya sekarang hanyalah sebuah drama yang dipaksakan. Ia menatap cerm
l..." gumamnya
nya. Di ujung meja panjang, Alexander sudah duduk dengan rapi, mengenakan kemeja putih yang d
ucap Isabella de
kilas, mengangguk si
endok dan detak jam dinding yang terdengar. Isabe
ranya dalam. "Ada rapat penting. Kau bisa tetap di sini. Kalau bosan, p
nggeleng pe
ot matanya sulit ditebak. "Kau te
er memperhatikan hal kecil itu. "Aku... aku
suara Alexander terdengar
cepat-cepat menahan diri. "Dia... terlalu cepat pergi. Dan aku ma
u tidak harus memaksakan dirimu menjadi dia. Aku tidak
d Alexander? Jika ia tidak membutuhkan penggan
ebih jauh, pria itu sudah
uk, melihat punggung tegap i
h besar itu penuh dengan ruangan yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya-perpustakaan luas dengan rak-ra
uran sebesar ini," gumam Isabell
ng jarang membawa tamu. Ia lebih suka beke
alu seperti itu?"
. Blackwell orang baik, tapi... sulit untuk didekat
ambah rasa pena
mulai memerah. Angin berhembus lembut, tapi hatinya terasa berat. Ia
a terjebak, tapi aku tidak bisa mundur. Aku harus merawat bayimu, dan a
etes, membas
a kau masi
Alexander muncul, kali ini tanpa jas, hanya mengenak
is?" tanyan
nunduk. "Tidak, aku h
berjalan mendekat, berdiri di hadapannya
as, membuat Isabella ma
ukan Clara," jawabnya ak
si dan duduk di sampingnya. Hening kembali
pelan. "Dia selalu bicara tentangmu. Katanya,
"Kak Clara... sering b
. "Lebih sering dari
ta Alexander saat menyebut nama kakaknya. Seolah ada r
?" pertanyaan itu lolos beg
ya menatap jauh ke cakrawala, seakan men
askan," katanya akhirnya. "Tapi aku m
u dirinya hanyalah pengganti, namun mendengar Alexander
tuk mengambil segelas air. Saat melewati lorong panjang, ia mend
i depan meja kayu besar, menatap sebuah kotak kecil. T
tinya berdebar. Ia tahu ci
seakan berbicara dalam diam. Ada kesedihan
gin ketahuan. Tapi langkahnya tanp
eh. Tatapannya tajam,
?" suaran
ya hampir berhenti. Ia t
ngin mengambil air,
itu perlahan. "Jangan berkeliaran sendirian
alu segera berlari kecil kembali ke kamar
exander masih menyimpan sesuatu yang dalam
Karena di balik pernikahan ini, ada rahasia bes
erbangun dengan mata yang masih berat. Semalaman ia terus memikirkan apa yang dilihatnya d
mungkin ia bisa hidup berdampingan dengan seorang pria yan
Tuhan, kenapa aku harus ada di posisi ini? Ak
a. Pria itu duduk dengan tenang, menyeruput kopi, wajahnya kemba
i," ucap Isa
wajah, menatapnya sek
idak ada bas
emotong roti dengan perlahan, tapi rasanya seolah makan
ri ini aku akan sibuk. Tapi sore nanti ada jamuan
t. "Aku? Kenapa
a kau istriku. Semua orang tahu tentang pernikahan
di lingkungan seperti itu," ja
s Alexander singka
membantah, tapi apa gunanya? Pada akhirnya, ia me
elisah. Grace, sang pelaya
," kata Isabella. "Aku tid
nda kenakan pasti akan menonjol. Anda cantik. Da
ak ingin menjadi pusat perhatian, apalagi di hadapan orang-orang kaya
a itu mengenakan setelan jas hitam sempurna, begitu gagah d
tanya Alex
guk ragu. "Aku..
biru tua yang dikenakan Isabella. Ada kil
Mari kit
l berkilauan, musik klasik mengalun pelan, dan para tamu mengenakan
angsung tertuju pada pasangan itu. Bisikan-bi
ri barun
kankah yang
kahan itu hany
ng. Ia menunduk, berjalan di samping Ale
apa pria berjas dan wanita elegan. Isabella berdiri di sis
" tanya seorang pria par
gangguk. "Ya,
enang bertemu denganmu. Kau can
uk, menjabat tangan pr
untung? Jika mereka tahu kenyataan di balik pernik
ncari udara segar di balkon hote
a berat itu mengejutkannya. Alexa
guk. "Aku hanya... tidak t
u melakukannya dengan baik. Jangan terlalu k
dengan nada lembut itu. "Ka
is. "Aku tidak mengatakan se
kan diri bertanya, "Alexander... ap
er terdiam. Rahangnya mengeras
au menany
an dari Clara. Aku merasa tidak akan pern
ilang sebelumnya. Aku tidak butuh pengganti. Kau bukan
sakan betapa dalamnya kau menyimpan perasaan untu
er seketika b
u?" suaranya di
dak bermaksud mengintip! Aku hanya lewa
alam. "Jangan pernah mencampuri urusanku, Isabe
a. "Tapi aku sudah menjadi bagian dari hi
kemudian berbalik. "Malam
ening. Isabella menunduk, tangannya bergetar di pa
pria itu. Semakin berusaha mendekat, justru sema
gsung masuk ke kamarnya. Ia menutu
a aku harus menanggung semua ini? Aku
mkan dirinya dalam rasa sak
n jendela. Tangannya menggenggam kotak kecil berisi cincin i
ih keluar d
semua ini harus be
diam di ruangan berbeda, terjebak dalam ikatan per