icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Lelaki Itu Membeliku Bukan Mencintaiku

Bab 4 Koridor

Jumlah Kata:1058    |    Dirilis Pada: 13/09/2025

ju parkiran motor. Setiap langkahnya dipenuhi amarah, rasa malu, dan kepedihan yang tak tertahankan. Air matanya mengalir tanpa suara,

mannya, berdiri di belakangnya dengan wajah khawatir. "Vania, kamu baik-baik saja?"

palsu di wajahnya. "Aku baik-baik saja, Lia. Tidak apa-apa. P

"Aku tidak menyangka dosen baru kita sekejam

a, mencoba meyakinkan Lia dan diriny

sa. Ia tahu Vania adalah orang yang tertutup. "Oke, k

k usah, Lia. Aku harus segera jemput

a, Vania," kata Lia sambil melamba

maticnya yang terparkir di sudut parkiran. Ia menyalakan me

pi ia tahu wanita itu sedang rapuh. Sebuah seringai kecil muncul di bibirnya. Ia mengambil kunci mobilnya, lalu berjalan menuju lift. Ia tahu ia tidak seharusnya melakukan ini. Sebagai seorang dosen, ia seharusnya tidak terlibat dengan mahasiswinya di lu

ngin

Ia hanya fokus pada tujuannya: sekolah Cinta. Jalanan sore mulai padat. Vania mengendarai motornya dengan hati-hati, melewati gang-gang sempit dan jalanan macet. Ia

eza menghentikan mobilnya beberapa meter dari gerbang, memarkir di balik pohon besar agar tidak terlihat. Ia melihat Vania turun dari motor

depan kelas. Cinta langsung berlari ke arahnya, memeluknya erat. "K

bil mengelus rambut adiknya. "Maaf, K

n kasih sayang. Ia melihat Vania mengambil tas sekolah Cinta, menggendongnya ke motor, dan memasangkanny

uhnya untuk uang. Wanita di depannya ini adalah seorang kakak yang berjuang mati-matian demi adiknya. Ia

tahu masalah

cukup untuk melunasi semua hu

sa membayar harga diri y

a tidak peduli. Ia hanya ingi

ornya, lalu menggandeng tangan Cinta masuk ke dalam. Reza mematikan mesin mobilnya. Ia melihat ke arah bangunan itu, lalu melihat ke a

akan langsung menggunakannya untuk melunasi hutangnya? Atau apakah

yang menasihatinya untuk segera makan. Reza menyadari bahwa Vania tidak hidup dalam ke

aneh. Ia merasa ada ikatan aneh yang terbentuk antara mereka. Ia merasa

merasa bersalah. Ia tidak tahu mengapa ia terus memikirkan wajah Vania yang rapuh. Ia tidak tahu mengapa, teta

egang segelas anggur. Ia menatap amplop itu, merasa aneh. Ia tidak pernah peduli dengan wanita yang ia sewa. Setelah mer

rena ia telah menghancurkan Vania semalam. Ia tidak bisa mendekatinya sebagai seorang dosen, ka

ahu, apa yang membuat wanita itu begitu kuat. Ia ingin tahu, mengapa

nan yang jauh lebih rumit daripada yang ia bayangkan. Ia tidak tahu, bahwa rahas

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka