icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Lelaki Itu Membeliku Bukan Mencintaiku

Bab 3 Suasana di dalam kelas

Jumlah Kata:1082    |    Dirilis Pada: 13/09/2025

rti dipenuhi kabut. Suara Reza yang seharusnya terdengar profesional malah mengingatkannya pada desahan dan bisikan liar semalam. Setiap kali Reza melangkah, setiap kali ia menoleh, V

angkap Vania yang menunduk, tidak mencatat, dan terlihat linglung. Ia berhenti berbi

uara Reza menggema

elalak. Ia merasa seluruh perhatian kelas t

uaranya penuh nada mengejek. "Apakah ma

ranya tercekat. "Maaf, Pak. Saya...

snya. "Saya pikir kamu terlalu sibuk melamun. Maju ke

Ia tidak bisa. Ia tidak mendengar apa pun. Dengan wajah yang pucat pasi, ia berd

k tahu," bisik Vania, menundu

n IPK tertinggi di angkatan ini tidak tahu materi dasa

depan teman-temannya sendiri. Ia mengepalkan tangannya, menahan amarah yang

waktu untuk drama. Setelah jam kuliah selesai, d

mahasiswi. Ia harus menuruti perintah pria itu, atau nilai yang ia butuhkan untuk masa depannya akan terancam. Sis

n Reza. Ia mencoba menenangkan dirinya. Ia akan bersikap profesi

pintu dan melihat Reza duduk di kursinya. Ruangan itu terlihat rapi, dengan tumpukan buku tebal dan lap

a menoleh. Ia masih fok

tu, gugup. Reza akhirnya menoleh, menatapnya dengan pandangan dingin yang sama. "Kenapa k

arus berani. "Saya sudah bilang,

eperti semalam. "Jangan berbohong. Apakah

atap Reza dengan tatapan tajam. "Tentu tidak! Saya tidak memiki

nya. "Soal uang? Bukankah saya sudah member

u masalah keluarga saya!" teriaknya, suaranya bergetar. "Bapak pikir yang seratus juta cukup untuk melunasi se

nya. Ia tidak menyangka Vania akan berani melawannya. Namun, keterkejutan itu deng

mahal. Coba kalau dihitung, berapa banyak pelanggan yang sudah kamu layani? Saya yakin,

ubuhnya. Ia tidak tahan lagi. "Tutup mulut Bapak!" teriaknya. "Bapak

u adalah seorang wanita yang menjual tubuhnya untuk uang. Dan saya adalah seorang pria ya

ini. Ia membenci dirinya sendiri. Ia benci semua yang terj

i ia tidak akan lari. "Vania," kata Reza, suaranya berubah. Tidak lagi dingin, tetapi penuh dengan dominasi yang menakut

natapnya

n panggil saya Bapak," kata Reza. "Panggil sa

Ia adalah mahasiswi yang harus menghormati dosennya. Tetapi ia juga adal

kembali ke mejanya. "Saya tidak i

engerti apa yang pria ini inginkan darinya. Ia merasa seperti boneka yang dimainkan oleh seorang preda

aimana caranya menjalani hidup ini. Uang seratus juta itu kini terasa seperti kutukan. Ia berharap ia tidak pernah bertemu

ng merenggut segalanya darinya kini akan menjadi bagian dari setiap harinya. Pria yang akan selalu

dalah awal dari penderi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka