icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Balapan Terakhir Sebelum Dijodohkan

Balapan Terakhir Sebelum Dijodohkan

icon

Bab 1 kerumunan anak muda

Jumlah Kata:997    |    Dirilis Pada: 09/09/2025

bersahutan. Lampu-lampu kendaraan berjejer, membentuk garis panjang yang membelah kegelapan malam. Bau bensin bercampur asap knalpot memenuhi udara. Di antara k

tubuh rampingnya, dan jeans belel yang robek di lutut membuatnya tampak semakin garang. Banyak cowok menatapnya kagum, ada juga yang

" suara sahabatnya, Naya, yang juga tomboy

ke depan. "Gue udah janji sama tuh cewek, N

a sengaja ngajak lu balapan biar jatuhin nama lu,"

peduli sama omongan orang. Gue balapan bukan buat mereka.

alapan. Penampilannya glamor, kontras dengan Raina. Rambut panjang terurai, jaket merah ketat mem

bil menoleh penuh tantang

a banyak bacot, mending kita ga

nak muda sudah menyiapkan kamera ponsel, siap merekam adu

raung, knalpot memuntahkan suara bising yang memekakkan telinga. La

m berdiri di depan, mengangkat t

at

helmnya, menari

ua

at setang motor, jari-ja

ig

nampar wajah mereka. Sorakan penonton semakin memanas. Raina menco

pasi. Ia memelintir gas lebih dalam, kecepatan motornya melampaui

menyalip dengan mudah, meninggalkan

salah satu penonton sam

ban berdecit panjang. Ia melepas helm, rambutnya berantakan

Lo menang kali ini, Rain. Tapi liat aja. G

kan coba. Gue nggak pernah takut

na bergetar di dalam saku jaketnya. Ia mengernyit, m

e

nya menelpon di jam segini, pasti bukan

o, P

marah. "RAINA! Kamu di mana?! Jangan bilang Papa har

tenang. "Aku... aku bentar lagi p

ah berapa kali Papa bilang, kamu itu perempuan!

panas. Ia menggertakkan giginya. "Aku bisa jag

ga pulang! Jangan bik

pon terput

selnya dengan waj

ajahnya penuh cemas

n lagi. Gue pulang dulu, sebelum makin ribut

Raina masuk dengan motor, deru knalpotnya memecah kesunyian mala

AI

jah keras, berdiri dengan wajah merah padam. Jas yang diken

, Pa," kata

nggak tahu kamu habis

... balapan sebentar. Aku men

itu perempuan! Kamu pikir hidup kamu mainan? Kalau

pengen hidup sesuai caraku sendiri! Papa sama Mama sibuk kerja terus, n

g Papa lakukan semua demi kamu?! Dan lagi, Papa sudah putusk

rbelalak

bertanggung jawab, punya masa depan. Papa yak

Aku nggak akan pernah mau dijodohkan dengan siapapun! Aku ng

ukup bikin Papa pusing dengan kelakuan ka

berteriak, matanya berkaca-kaca. "Aku

banting keras, meninggalkan papahnya berdiri di ruang tamu

wajahnya dengan bantal. Air m

ya lirih. "Aku pengen hidup bebas, bukan di

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 kerumunan anak muda2 Bab 2 Beberapa hari telah berlalu3 Bab 3 rumah keluarga Raina4 Bab 4 Saya harap kamu bisa tenang5 Bab 5 Suara koper beradu6 Bab 6 Mobil hitam yang dikendarai7 Bab 7 tidak enak hati menolak8 Bab 8 menenangkan9 Bab 9 riuh rendah mereka bersiap berangkat10 Bab 10 sebagian bercanda kecil11 Bab 11 perjalanan pulang12 Bab 12 menepatinya13 Bab 13 melintasi halaman14 Bab 14 menuju kantin15 Bab 15 suasana rumah besar16 Bab 16 Di area kosong dekat gudang17 Bab 17 Di ruang IGD18 Bab 18 sosok lelaki yang sedang tertidur19 Bab 19 terus mengontrol hidupnya20 Bab 20 menenangkan diri21 Bab 21 kecewa22 Bab 22 perasaan yang sulit diungkapkan23 Bab 23 kamar malam24 Bab 24 rumah yang sederhana25 Bab 25 perasaan berbeda26 Bab 26 masih belum sepenuhnya percaya27 Bab 27 membicarakan dirinya28 Bab 28 Hening malam29 Bab 29 makan dulu30 Bab 30 Surat dari Fahri31 Bab 31 Sesekali ia melirik surat32 Bab 32 diberikan Raina33 Bab 33 Fahri hanya bisa pasrah34 Bab 34 terlihat lemah35 Bab 35 Mobil yang ditumpangi36 Bab 36 berbaring di atas kasur37 Bab 37 berjalan jauh masih sulit38 Bab 38 Suasana sore39 Bab 39 baru saja pulang40 Bab 40 hanya terdengar41 Bab 41 kamar Fahri dan Raina42 Bab 42 tanpa sepengetahuannya43 Bab 43 suasana kampus44 Bab 44 Suasana di dalam mobil45 Bab 45 Tengah malam46 Bab 46 Malam semakin larut47 Bab 47 lebih ringan dibanding semalam48 Bab 48 Mobil hitam itu berhenti49 Bab 49 Suasana kelas pagi50 Bab 50 kejadian tadi51 Bab 51 urusan mereka52 Bab 52 Wajahnya penuh kemenangan53 Bab 53 Kamar yang tadinya sunyi54 Bab 54 setelah pertengkaran55 Bab 55 membawanya56 Bab 56 didepan rumah mertua57 Bab 57 rasa kecewa dan takut