icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Balapan Terakhir Sebelum Dijodohkan

Bab 3 rumah keluarga Raina

Jumlah Kata:909    |    Dirilis Pada: 09/09/2025

perti hanya satu tarikan napas. Ia masih mengutuk keputusan papahnya, ta

bunga segar dan lampu gantung kristal. Kursi berlapis kain satin berjajar rapi, menanti para tam

uduk di depan meja rias, wajahnya dipoles tebal oleh perias profesional. Gamis putih dengan payet mewah m

senyum haru. "Nak... can

Ma. Aku merasa kayak taw

inya. "Percayalah, Nak. Kadang kita baru menger

imengerti, Ma. Aku

as panjang, memilih keluar

depan penghulu, mengenakan jas putih bersih dengan peci hitam.

tua. Abi Karim duduk dengan wibawa, Umi Salma

hulu lantang. "Kita m

lash kamera berkilat-kilat, m

hri Al-Hadi bin Karim, dengan putri saya Raina binti Rasyid, dengan mas

p ia mengucapkan, "Saya terima nikahnya Raina binti Rasy

u para sak

a suasana religius. Wartawan langsung menyorot wajah Fahri yang tetap

"Alhamdulillah. Akhirny

natap cermin. "Sah? Jadi gue seka

g panitia berkata, "Pak Ustadz

gigi. Pak Ustadz...

i muncul, wajahnya tetap

m." Ia berdiri, mengibaskan gamis

h sah jadi istri saya

ta menyipit. "Jangan so-so

hu kamu terpaksa. Tapi izinkan saya j

engangkat tangannya. "M

dahi. "Tuntun? Gue

n suara pelan namun jelas, penuh khidmat, "Allahumma barik

ak mengerti kenapa suara itu membuat dadanya berge

etan. Gue gerah di kam

mpingnya. Mereka keluar menuju ruang

rak sorai terdengar. Wartawan sibuk

ntin wanita cantik se

Sementara Fahri tetap datar, hanya ses

an. Raina mencondongkan tubuhnya, berbisik kesal, "Lu t

ahu. Tapi saya tidak akan balas benci dengan benci.

apa lu sok banget jadi orang s

begitu. Saya hanya percaya w

waktu. Gue cuma

Kamu tetap bisa bebas, selama

as. "Ah, udah deh.

awan bubar, meninggalkan halaman rumah yang mulai sepi.

aromaterapi, Raina duduk di tepi ranjang dengan tangan be

up pintu perlahan. "Kamu belum ganti pak

Gue bisa urus diri gue se

k akan memaksa. Saya hanya ingin kamu tahu, saya akan

ikah sama lu. Gue nggak akan pernah jadi istri baik yang lu harapin. Gue tetap

ihan kamu, saya tidak akan melarang. Saya hanya akan tetap m

ke arahnya. "Sok banget jadi pahlaw

l bantal itu tanpa marah. "Baik

dengan bantal. Air matanya mengalir diam-di

p gue harus

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 kerumunan anak muda2 Bab 2 Beberapa hari telah berlalu3 Bab 3 rumah keluarga Raina4 Bab 4 Saya harap kamu bisa tenang5 Bab 5 Suara koper beradu6 Bab 6 Mobil hitam yang dikendarai7 Bab 7 tidak enak hati menolak8 Bab 8 menenangkan9 Bab 9 riuh rendah mereka bersiap berangkat10 Bab 10 sebagian bercanda kecil11 Bab 11 perjalanan pulang12 Bab 12 menepatinya13 Bab 13 melintasi halaman14 Bab 14 menuju kantin15 Bab 15 suasana rumah besar16 Bab 16 Di area kosong dekat gudang17 Bab 17 Di ruang IGD18 Bab 18 sosok lelaki yang sedang tertidur19 Bab 19 terus mengontrol hidupnya20 Bab 20 menenangkan diri21 Bab 21 kecewa22 Bab 22 perasaan yang sulit diungkapkan23 Bab 23 kamar malam24 Bab 24 rumah yang sederhana25 Bab 25 perasaan berbeda26 Bab 26 masih belum sepenuhnya percaya27 Bab 27 membicarakan dirinya28 Bab 28 Hening malam29 Bab 29 makan dulu30 Bab 30 Surat dari Fahri31 Bab 31 Sesekali ia melirik surat32 Bab 32 diberikan Raina33 Bab 33 Fahri hanya bisa pasrah34 Bab 34 terlihat lemah35 Bab 35 Mobil yang ditumpangi36 Bab 36 berbaring di atas kasur37 Bab 37 berjalan jauh masih sulit38 Bab 38 Suasana sore39 Bab 39 baru saja pulang40 Bab 40 hanya terdengar41 Bab 41 kamar Fahri dan Raina42 Bab 42 tanpa sepengetahuannya43 Bab 43 suasana kampus44 Bab 44 Suasana di dalam mobil45 Bab 45 Tengah malam46 Bab 46 Malam semakin larut47 Bab 47 lebih ringan dibanding semalam48 Bab 48 Mobil hitam itu berhenti49 Bab 49 Suasana kelas pagi50 Bab 50 kejadian tadi51 Bab 51 urusan mereka52 Bab 52 Wajahnya penuh kemenangan53 Bab 53 Kamar yang tadinya sunyi54 Bab 54 setelah pertengkaran55 Bab 55 membawanya56 Bab 56 didepan rumah mertua57 Bab 57 rasa kecewa dan takut