Air Mata Seorang Pengasuh
ri kamar bayi. Bayi itu menggapai tangannya, seolah merasakan kegelisahan yang sama dengan yang ia rasakan.
hanya mengandalkan pengamatan dari kamera apartemen; ia mulai mempelajari jalur masuk dan keluar, memetakan seluruh
. Ia tahu itu bukan Sarah, karena wanita itu biasanya selalu mengetuk lembut sebelum
ka pintu. Ia menekan tombol interk
mara menelan ludah. Ini bukan lagi ancaman lewat pesan. Ini nya
saat yang sama, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk: "Jika kau tidak m
n fokusnya. Ia menarik napas panjang, menatap Arya yang mulai merangkak ke arahnya. "T
rtemen, melihat ketegangan Am
"Baiklah. Kita tidak bisa menunggu. Kita harus bertindak sekarang. Ak
n perlengkapan penting. Fathir menghubungi seorang teman lama yang bekerja di keamanan
aksinya. Dengan menggunakan koneksi lama, Sarah mencoba menyusup ke lingkungan apartemen tanpa diketahui Amara. Wan
g mencurigakan. Amara tidak menunggu lama; ia langsung memberitahu Fathir, dan mere
at itu sebuah rumah kecil yang dijaga ketat, dengan kamera dan sistem keamanan ta
ara pecahan kaca terdengar dari luar rumah. Amara menahan napas. Pihak misterius itu sudah mencoba mas
an tim keamanan. Mereka datang cepat, menghadapi pihak yang mencoba masuk. Amar
cukup. Dengan bantuan Fathir, Amara mulai menyelidiki pihak misterius itu lebih dalam. Ia mencari ta
caya. Setiap informasi yang didapat dicatat dengan cermat. Ia tahu, strategi yang
lagi. Informasi yang didapat Mbah Tini bisa menjadi kunci, tapi ia harus berhati-hati. Langkah sembarangan bisa
merlap itu kini terasa seperti labirin berbahaya. Namun di dalam hatinya, tekadnya lebih kuat dari sebelumnya. Ia tida
Aku akan melindungimu, Arya. Tidak ada yang bisa mengam
ik. "Segera, Arya akan menjadi milikku," gumamnya. Namun ia tidak tahu, A
yi, tapi ketegangan semakin memuncak. Amara tahu, perang ini baru dimulai. Ia harus bergerak cepa