Bayiku Bukan Untukmu
menusuk indra penciuman Nayla. Ia duduk di kamar tamu, menatap bayi kecil yang terlelap di buaian sederh
masuk ke dunia yang b
adis yatim piatu yang hanya tahu bekerja dan bertahan hidup, kini ia harus berperan sebagai
ebuah perasaan yang bahkan tidak bisa ia definisikan. Entah itu
ih melekat di tubuh tegapnya. Sejenak ia berdiri di ambang pintu, menatap Nayla tanpa suara.
a Arkan akhirnya
ya lelah sekali, mungkin karena
mbut, kontras dengan citranya yang penuh kekerasan. Nayla memperhatikan, d
an tiba-tiba menarik ponsel dari saku,
eh cepat. "
bergerak. Mereka tahu aku sedang meny
henti. "Maksudmu... mere
an masuk dengan gambar samar, seolah diambil diam-diam dari kejauhan. Foto itu menampilkan bagian luar
gin. Ia merasakan kulitnya merind
in menyerangku lewat titik terlemah. Dan sekarang
rat. "Jangan-jangan ini salahku. Aku yang i
kau tidak ada di sini, kemungkinan besar bayi ini sudah me
da kehangatan yang tak ia sangka men
. Ia tahu orang-orang yang mengejar Arkan bukanlah orang biasa. Dunia yang melibatkan Arkanan ada seseorang yang mengintai dari luar. Arkan terlihat tenang, duduk di ruang tamu dengan laptop t
ranikan diri mendeka
da waktu untuk itu. Aku ha
nar akan datang kemari?" s
udah datang. Hanya saja belum menyerang
ofa seberang Arkan, mencoba menenangkan diri. Namun
ncar bayi ini? Apa h
rdiam, seolah menimbang sesuatu. Akhirnya, ia menjawab lirih, "Bayi ini adalah kunci. Merek
la berkerut. "Aku
memotong. "Yang perlu kau tahu hanya satu: aku tidak
itu. Ada sesuatu dalam suara Arkan-bukan sekadar janji
luar. Seperti batu dilemparkan ke arah pagar besi. Alarm k
Pegang bayinya. Janga
ia itu sudah meraih pistol dari balik me
nangis, mungkin merasakan kegelisahan ibunya. Nayla menggoy
cepat di layar CCTV. Setidaknya ada tiga orang. Nayla b
jata? Bagaimana jika Arkan kalah? B
n keras, membuat Nay
. Nayla menutup mulut bayi, bukan untuk membungkam, tapi mencoba menenangk
terasa sepe
keras. Nayla refleks menjerit kecil
an, dan ada bercak darah di lengannya. N
Untuk sekarang,"
gin bertanya banyak hal, tapi yang ke
ya, lalu mengangkat b
ingatan nyata bahwa ancaman sudah di depan mata. Dan mulai
yi yang sudah kembali tenang, lalu menoleh pada Arkan y
ini, mungkin lebih banyak orang. Aku harus membawa Nayla
isebut. Ia sadar, dirinya kini ben
baru. Ia menggenggam bayi itu lebih erat. Apapun yang t
juga tidak akan bisa begitu saja m