Bayiku Bukan Untukmu
memberi pertanda buruk. Nayla berdiri di depan kamar bayi, menatap dalam diam tubuh mungil yang tertidur pulas. Jem
. Dari sekadar asisten rumah tangga, kini ia menyandang peran sebagai seorang "istri pura-pura" dan lebi
kutkan adalah ancaman
an membunuh demi kepentingan kekuasaan dan uang-sudah bergerak. Mereka
ini," suara Arkan terdengar dari ambang pintu, b
. "Malam ini? Tapi... bayi ini baru
Kalau kita tidak pergi sekarang, besok pagi kita mungkin tida
as. Ia tahu Arkan tidak sedang berlebihan. Ia pernah melihat sendiri bagaimana beberapa orang bersenj
duk, suaranya berget
ri kita yang benar-benar siap. Tapi aku janji, aku tidak akan membia
aya, sungguh, tapi hatinya masih penuh luka, penuh ketidakpastian. Namun
kan sebelumnya. Hanya berisi beberapa pakaian bayi, popok, sertaut, meski dalam hatinya ia sendiri ketakutan setengah mati. Kata "Mama" keluar begitu saja, dan seketika membua
atu lampu kecil di ruang tamu untuk mengelabui orang luar seakan rumah mas
terperangah
entu yang tahu. Kita tidak bisa keluar
a. Mereka menuruni tangga sempit yang gelap,
ngek lagi, tapi syukurlah segera terdiam saat Arkan mengulurkan jarinya dan menyentuh
Ia membuka pintu besi kecil yang langsung terhubung ke hal
gap mereka. Dingin, lembap,
n setapak. Seorang pria bertubuh tegap berdiri
iap, Tuan," ka
"Bagus. Kita har
Tangannya basah oleh keringat, meski udara begitu dingin. Arkan duduk
ncang menembus
a perasaan aneh yang menghantam dadanya-antara lega karena meninggalkan
anya Nayla akhirnya, suarany
daknya untuk sementara," jawab Ar
lok tajam. Bayi itu terbangun, menangis keras. Nayla panik,
di sini, Nak. Tolonglah tenang,
"Kau harus menenangkannya, Nay.
ir menangis sendiri. Tangannya gegerakan terlatih, ia menggendong dan menepuk punggung kec
ah di wajah lelaki itu. Bukan hanya dingin dan penuh
aman," kata Arkan, suaranya j
ap dalam hatinya. Rasa takut yang selama ini mendominasi, perlahan
Namun tiba-tiba, dari kejauhan, sorot la
"Persiapkan diri. Se
rbelalak
bil. Tetapi mobil lain itu semakin mendekat
ntam bagian belakang mobil mereka. Nayla menjerit,
iak Arkan, menahan tubuh
adegan dalam mimpi buruk. Teriakan, tangisan ba
u, Nayla hanya punya satu