icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Suamiku Memilih Maduku

Bab 5 sinetron malam

Jumlah Kata:914    |    Dirilis Pada: 17/08/2025

menayangkan sebuah sinetron malam. Ia bahkan tidak tahu alurnya, tidak peduli siapa tokohnya, tidak paham konflik yang sed

ngan kosong, sesekali menghela napas panjang. Ia menunggu. Menunggu Radwan pulang. Menungg

mbuat hatinya

iknya lirih, suaranya nyaris ten

an gemuruh hatinya. Namun sekeras apa pun ia

an mengangkat wajahnya. Radwan masuk dengan langkah tenang, aroma par

Radwan ringan, seolah

an ludah. "A

menuju kulkas untuk mengambil sebotol air dingin. Ia minum tanpa m

panggil Ar

wan menol

lang terla

uduk di sofa seberang. "Aku

ya tajam. "Kant

angsung menjawab. Hanya tatapan dingin yang ia arahkan p

ucap Radwan akhirnya, suara

a-pura, Radwan. Aku yang menyuruhmu menikah lagi, iya, aku sadar. Tapi

yang memintaku menikah lagi. Sekarang kau ya

leh emosi yang sudah lama ia tekan. "Aku masih ada di sini, menunggumu

nya kembali. "Aku tidak in

inya. "Radwan! Jangan pergi lagi. Malam

ya menatapnya dengan ekspresi datar. Ia melepaskan pegangan Ar

a menutup wajah dengan kedua tanganny

n tipis. Ia harus keluar, membeli beberapa keperluan rumah. Di supermark

ika mendengar suara tawa yang

ma istrinya yang baru. Radwan tampak begitu mesra menggandeng tangan wanita it

antungnya berdegup tak beraturan. Ia ber

ir matanya kem

abaikannya. Ia terus berjalan bersama wanita itu,

ke meja dapur dengan kasar. Dadanya naik-turun menahan se

da bayangannya sendiri. "Kau bahka

gi. Ia merasa dirinya terperangkap. Terj

memeluk bantal, membiarkan air matanya membasahi sarungnya. D

uar sana...?" bisiknya lirih, suara h

ulang, dan jika pulang pun hanya untuk tidur. Tak ada lagi

nata rumah serapi mungkin, bahkan merawat dirinya agar tampak l

ng menyiram bunga di halaman,

saja?" tanya Bu Ratna d

coba tersenyum. "Aku

percaya. "Aku sering melihat suamimu bersama... ya, k

h dalam. Ia hanya mengangguk lemah,

tangisnya

Arlisa yang tengah duduk di ruang tamu langsung b

Ayo makan bersama," ucapnya penuh sema

menatapnya singkat.

han memudar. "Dengan... dia?" t

njawab. Diamnya

ngis yang hampir pecah. Ia ingin berteriak, in

dak mencintaiku lagi?" tany

enatapnya. Tatapan itu dingin, tapi

tahu lagi

menghancurkan hati Arlisa. Ia terja

langkah pergi menin

sa tahu-ia berada d

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka