icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kakakku Mencuri Tunanganku, Kini Aku Menggoda Bosnya

Bab 2 Malam pertama di rumah Raditya

Jumlah Kata:1044    |    Dirilis Pada: 31/07/2025

kat dengan kamar Kirana. Ruangannya luas, dengan jendela besar menghadap taman belakang, lengkap dengan lemari pakaian, meja

jalan mulus-

Kirana. Tadi sore, Raditya memberitahuku

denganmu. Mulai besok, k

t. Padahal, ini meman

akan jaga Kirana dengan

ra

m. Tapi aku tidak bisa membiarkan perasaanku mengaburkan tujuan. Aku

ra ketukan di pin

tok

u mau main sepeda!" t

upaksakan bangun, menarik rambut ke belakang

ng. Kamu su

di ruang kerja, katanya ada meeting. Jadi

spresi semangatnya. "Oke. T

h itu, sudah menyiapkan roti panggang dan telur dadar. Kirana langsung d

Warna pink! Tapi ayah nggak bisa seri

, dan entah kenapa hatiku tergerak. Aku

. Kita bisa main baren

a berbinar

angguk.

na mengayuh sepedanya dengan semangat, sesekali be

ata, "Jangan lepas tangan nanti ja

Kirana, pikirank

dung, bahkan membahas nama anak. Tapi semua itu runtuh dalam se

elalu menang. Dan kini, dia mereb

eperti belati berkarat. Aku menatap Kirana yang sedang ter

u, Kak Anya!" s

tert

pa

pinggangku. "Aku sayang kamu. Karena kamu baik

ya. "Kak Anya juga sa

aku sadar: perasaan

a, dia meminta aku menuliskan ringkasan aktivitas Kirana se

ng kerjanya, lalu masu

a main sepeda pagi, lalu menggamb

a menoleh. Tangannya masih di

ma ka

aku ingin berbicara. Bukan sebagai babysitter, tapi

ekerja sampai malam

apannya tetap tajam, tapi

aan ini warisan dari orang tua saya. Dan setelah...

nya. Baru pertama kali dia menyebut mendiang i

ya tidak

irana butuh lebih banyak waktu bersama saya. Tapi

dar, aku berkata, "Dia s

lama, lalu men

amu melakukan pekerjaa

erdebar. It

membantu,"

kah ringan. Tapi juga bingung. Kenapa aku

an membuka diri. Kadang kami sarapan bersama, kadang dia duduk menemaniku membaca bu

lam, Kir

merah dan keringat dingin membasahi dahinya. Panik,

a sudah kasih kompres, tapi...

dia sudah sampai di rumah.

, menghampiri put

dokter, Pak. Akan d

inya, aku melihat kekhawatiran tulus

kasih,

ya meng

a, menggenggam tangannya bergantian. Malam itu, aku dan Radity

ya infeksi ringan, suasana kembali tenang. Aku mengantar Ra

langan dia," ka

meno

nya yang kumil

adi aku hanya duduk di sana, mena

. aku berada di ambang. Ambang

enerima pesan dari oran

sk

Dia bos Devan, ya? Wah, cepat juga kamu move on. Hat

ngin rasanya aku balas dengan caci maki. Ta

ng bermain gelembung sabun. Raditya berdiri tak jauh darinya, memegan

ihat sepert

dak sebagai pengasuh. Tapi sebagai sese

ke sini!" t

ekah. Tapi di dalam hati... aku tahu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 melamar posisi pengasuh2 Bab 2 Malam pertama di rumah Raditya3 Bab 3 Hati yang Mulai Berkhianat4 Bab 4 kekecewaan5 Bab 5 ruang makan6 Bab 6 Siang harinya7 Bab 7 Wajahku dirias tipis8 Bab 8 melihat tingkah Raditya yang mencoba membuat wajah lucu9 Bab 9 tubuhku mulai menunjukkan gejala yang tidak biasa10 Bab 10 membangunkan Raditya yang masih tertidur11 Bab 11 Raditya yang baru pulang dari kantor langsung menghampiri12 Bab 12 awalnya mencoba menahan diri13 Bab 13 Mama bangga banget sama kamu14 Bab 14 membuatku waspada15 Bab 15 menunggu sarapan16 Bab 16 sedang asyik menyantap pancake17 Bab 17 menenangkan Anya18 Bab 18 hanya karena satu orang19 Bab 19 Apa benar ini akhir dari semuanya 20 Bab 20 sesekali mencuri pandang21 Bab 21 pulang sekolah22 Bab 22 mengenakan sweater abu-abu23 Bab 23 Surat undangan24 Bab 24 Suasana bandara25 Bab 25 New York26 Bab 26 Setelah acara27 Bab 27 suasana di kantor28 Bab 28 Pesan dari Siska29 Bab 29 membuatnya terjaga30 Bab 30 ruang kerja31 Bab 31 pandangannya menerawang32 Bab 32 Raditya belum kembali sejak pagi33 Bab 33 teman lama34 Bab 34 mempersiapkan diri35 Bab 35 kenyataan tak pernah seindah harapan36 Bab 36 Sayang37 Bab 37 perusahaan tempat Devan38 Bab 38 Borgol di pergelangan tangannya39 Bab 39 Pintu kamar diketuk pelan40 Bab 40 Anya berhenti di ambang pintu41 Bab 41 kebahagiaan42 Bab 42 khawatir43 Bab 43 berkas44 Bab 44 selama ini tersembunyi45 Bab 45 mengancam dirinya46 Bab 46 mengatur beberapa orang47 Bab 47 bermain di halaman48 Bab 48 Hari ini terlihat damai