Kakakku Mencuri Tunanganku, Kini Aku Menggoda Bosnya
kat dengan kamar Kirana. Ruangannya luas, dengan jendela besar menghadap taman belakang, lengkap dengan lemari pakaian, meja
jalan mulus-
Kirana. Tadi sore, Raditya memberitahuku
denganmu. Mulai besok, k
t. Padahal, ini meman
akan jaga Kirana dengan
ra
m. Tapi aku tidak bisa membiarkan perasaanku mengaburkan tujuan. Aku
ra ketukan di pin
tok
u mau main sepeda!" t
upaksakan bangun, menarik rambut ke belakang
ng. Kamu su
di ruang kerja, katanya ada meeting. Jadi
spresi semangatnya. "Oke. T
h itu, sudah menyiapkan roti panggang dan telur dadar. Kirana langsung d
Warna pink! Tapi ayah nggak bisa seri
, dan entah kenapa hatiku tergerak. Aku
. Kita bisa main baren
a berbinar
angguk.
na mengayuh sepedanya dengan semangat, sesekali be
ata, "Jangan lepas tangan nanti ja
Kirana, pikirank
dung, bahkan membahas nama anak. Tapi semua itu runtuh dalam se
elalu menang. Dan kini, dia mereb
eperti belati berkarat. Aku menatap Kirana yang sedang ter
u, Kak Anya!" s
tert
pa
pinggangku. "Aku sayang kamu. Karena kamu baik
ya. "Kak Anya juga sa
aku sadar: perasaan
a, dia meminta aku menuliskan ringkasan aktivitas Kirana se
ng kerjanya, lalu masu
a main sepeda pagi, lalu menggamb
a menoleh. Tangannya masih di
ma ka
aku ingin berbicara. Bukan sebagai babysitter, tapi
ekerja sampai malam
apannya tetap tajam, tapi
aan ini warisan dari orang tua saya. Dan setelah...
nya. Baru pertama kali dia menyebut mendiang i
ya tidak
irana butuh lebih banyak waktu bersama saya. Tapi
dar, aku berkata, "Dia s
lama, lalu men
amu melakukan pekerjaa
erdebar. It
membantu,"
kah ringan. Tapi juga bingung. Kenapa aku
an membuka diri. Kadang kami sarapan bersama, kadang dia duduk menemaniku membaca bu
lam, Kir
merah dan keringat dingin membasahi dahinya. Panik,
a sudah kasih kompres, tapi...
dia sudah sampai di rumah.
, menghampiri put
dokter, Pak. Akan d
inya, aku melihat kekhawatiran tulus
kasih,
ya meng
a, menggenggam tangannya bergantian. Malam itu, aku dan Radity
ya infeksi ringan, suasana kembali tenang. Aku mengantar Ra
langan dia," ka
meno
nya yang kumil
adi aku hanya duduk di sana, mena
. aku berada di ambang. Ambang
enerima pesan dari oran
sk
Dia bos Devan, ya? Wah, cepat juga kamu move on. Hat
ngin rasanya aku balas dengan caci maki. Ta
ng bermain gelembung sabun. Raditya berdiri tak jauh darinya, memegan
ihat sepert
dak sebagai pengasuh. Tapi sebagai sese
ke sini!" t
ekah. Tapi di dalam hati... aku tahu