icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

BUKAN KISAH SEMPURNA

Bab 2 2. STATUS ALVIN

Jumlah Kata:1423    |    Dirilis Pada: 16/11/2021

baru beberapa bulan lalu menginjak usia duapuluh lima tahun. Ada beban yang seolah terangkat d

a tunggu

onsekuensi dari segala yang sudah ia dapat. Adinda tidak tahu jalan apa yang akan ia hadapi di depan sana nanti. Namun, ya

telah ini aku bakalan jarang nemenin kamu. Tapi aku janji bakal usahain untu datang setiap hari kok." Bibir tanpa pulasan

erapikan rambut keunguan yang catnya mulai memudar, lalu pergi sebelu

sedih yang kentara. "Dia selalu tersenyum ramah pada s

an sana sontak menoleh. Memberikan senyum lembut sebagai pe

aja." Marlina menghela napas, membetulkan kaca mata hitam yang bertengger di pangkal hid

gagal," ujar Marlina kembali. Adinda hanya diam mendengarkan,

yang Alvin tawarkan. Atau, mereka tidak akan tahan d

usup. Namun, saat tangan Marlina menggenggamnya, seolah tahu keresahan yang ad

ata hitamnya, dan tampaklah sorot putus asa seorang ibu yan

asan tangan Marlina dengan senyum tenang

rap Dinda akan tahan banting nanti." Wanita itu tersenyum lebar, ber

anita tepat yang akan bisa menolong Alvin." Secercah harap tampak tersorot di mata

bisik wanita itu dengan senyum yang semakin tampak man

isa. Dan, apa boleh t

mintaan yang belum tersebut itu. "Apa itu?" Adinda menunjukkan

uhkan hatinya." Marlina kembali menunjukkan binary harap di matanya. "

ikirkan hal ini sampai detik ia menandatangani surat kesepakatan mereka tadi. Sebelum akhirnya Marlina membay

an berjalannya waktu, Tante yak

embuat Alvin jatuh cinta kepadanya, demi melupakan sosok istri bernama Sofia. Lalu? Lalu setelah itu? Kenapa Adin

n dan kegamangan yang kini memnuhi kepala Adinda. Namun, w

arusnya seperti itu? Ia sudah menerima uang yang Marlina janjikan, dan tugasnya adalah membayar itu semua dengan syarat yang sudah Marlina be

harapan besar s

ntuk muncul. Yah, dia tidak mungkin m

da supirnya, lalu mobil itupu

sok itu terlihat ramah saat sedang berbicara dengan laki-laki yang tadi Marlina sebut klien per

i-laki itu. Meski Marlina sudah menyebutkan daftar kegiatan anak laki-lakinya yang sebenarny

ia di rumah. Tapi, beberapa hari ini dia lagi lembur terus soalnya ada ke

tidak sempat muncul di kepala Adinda, tent

dengan Alvin yang kini ada di kejauhan sana tentu saja berbeda. Jika awalnya Adinda pkir Alvin adalah laki-laki kolot yang mungki

andai saja bibir itu mau tersenyum. Penampilan rapi dengan kemeja yang digelung sampai ke siku itu tentu saja akan membuat wani

perhatikan itu menoleh ke arahnya. Jangan sampai ia memiliki

tu sesekali menyeruput kopi di hadapannya. Bisa Adinda lihat beberapa pelayan kafe yang sejak tadi mencuri pandang kea

dinda melebar saat sosok jangkung itu sudah berdiri menjulang di depannya

ri, seharusnya ia tidak melebarkan mata, karena dengan begitu Alvin akan dengan m

t kerja syaraf otaknya seolah lumpuh saat itu juga. Tidak sepatah katapun bisa ia uc

buang tenaga kamu itu, saya peringatkan untuk mundur." Alvin terlihat masih tenang, d

a dengan baik, segera berlari keluar mengejar so

tangan laki-laki itu mengepal, sebelum

" ujar Adinda dengan se

ang sukai. Dari senyum yang ia berikan itu, berapa wanit

ntuk melukai

k mengerut bingung.

saya tid

Ada waswas yang kini

-laki yang akan kamu dekati?" Alv

hati Adinda kian bertam

ah mengatakan itu, Alvin masuk ke dalam mobil. Meninggalkan A

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka