BUKAN KISAH SEMPURNA
bisa membayangkan bagaimana seharausnya malam pertama, tetapi setidaknya ia yakin bukan seperti yang ia alami saat ini. Paling tidak, seharusnya
ssatu kamar dengan Alvin. Walaupun status mereka sudah sah menjadi suami istri di mata hukum dan agama, tetapi mereka tetap saja orang asing yang t
ya. Belum lagi bayangan Alvaro terus saja mengusiknya. Sudah dua hari ini ia tidak menjenguk kekasihnya itu, hal yang kali ini membuat hati Adinda sungguh merasa resah. Ia telah mengkhianati Alvaro secara diam-diam, dan Adinda sendiri tida
Suara lirih itu membuat
kan pendengarannya, dan ia meyakini jika suara itu
Aku melukai kamu." Adinda mendekat ke pintu kamar Alvin karena itu memang suar
ianatan yang aku lakukan." Adinda mengerutkan kening, mencoba membaca si
enar-benar nggak berguna sama sekali." Hening, hanya terdengar bersi
marah malah." Harusnya Adinda pergi saat itu juga sebelum Alvin menyadari ada orang yang sedang meng
mendengarkan langsung seperti ini, ikut merasa sedih. Bahkan ada rasa bersalah yang kini menyusup di dalam hatinya. Alvin beg
ng di sampingnya. Sejak kapan pintu terbuka? Dan sejak kapan sosok ini ada di
antun?" sengit Alvin pada Adind
saya menikahi kamu karena terpaksa, dan saya harap kamu paham situasinya." Alvin menga
untuk mengambil hati saya karena itu akan menjadi percuma. Jalani saja pernikahan ini apa adanya, sampa
il minum pun turun ke dapur, dan ternyat
da saat menyadari Alvin seper
n. Memilih untuk menuang air di dalam gelas, l
memasak untuk Alvin, dan berakhir tidak tersentuh barang sedikit pun. Wajar saja jika Alvin kelaparan karena memang yang
segera menuju kamar Alvin. Tentu saja wani
ggak bisa nemenin." Setelah mengatakan itu, Adinda langsung masuk ke dalam kamar
ih keras kepala dari yang ia bayangkan. Namun, baru saja wanita itu hendak merebahkan tu
a Alvin hanya laki-laki biasa yang ti
anya Marlina sembari melangkah ke arah dapur, tempat
nasi goreng," jawab wanita itu sembari mematikan kompor,
g dilarang Alvin untuk melakuan semua pekerjaan rumah. Ada ART yang setiap hari datang untuk
ipada Dinda nggak ada kerjaan juga, kan?" ujar A
k banget. Dan yang pasti, cocok buat Alv
ra menoleh deng
t semuanya tadi malam, termasuk yang d
nar menikmati masakannya semalam. Yah, walaupun itu semua m
ar Marlina saat melihat Adinda kembali berkut
r-benar menantu idaman yang selama ini ia idam-idamkan. Dia dan Sofia memiliki banyak
dah mahir banget ngel
an apa pun." Apa pun yang Adinda maksud itu benar-benar menyangkut banyak hal. Termasuk mengganti gas yang habis, mengganti
guh. Ia semakin merasa Tuhan tidak salah mempertemukan mereka hari itu. Tentu saja t
pujian terhadap dirinya. Kadang, ia takut jika seseorang menyukainya, maka na
tu memang wanita baik yang su
mendengar kata langka
h saat menyadari kalimat kurang pas yang ia ucapkan sendiri. Adind
oknya menantu
katakan bukan, kalau dia terlalu takut s
ng sejak tadi tengah menguping di balik tembok. Tangannya mengepal kesal setiap kali i
Laki-laki itu tersentak saat sadar t
sekarang, Bu!" elak Alv
gkah Alvin, dan dengan sangat berat k
ngisyaratkan Adinda untuk melayani Alvin. Namun, baru gadis itu hendak bangkit untuk menyendokkan
k, k
lang sejak ibunya terus menyanjung wanita ini. Dan lihat saja! Wanita munafik itu sangat suka sa
Adinda udah capek-c
dengan nasi goreng." Mulai saat ini bah
berusaha sabar, sesekali melirik ke arah Adinda yang masih tampak tenang sepe
ke arah Adinda. "Apa yang harus dihargai dari wanita semacam
memberikan reaksi berarti. Sebenarnya Adinda hanya sedang merasa dejavu dengan semua perlakuan ini. Ia pernah
g Ibu bayar untuk hal yang sia-sia!" Setelah mengatakan it
a-apa?" tanya
snya Ibu yang ta
a. Dinda sudah menyiapkan hati untuk perlakuan semacam ini, Jadi Dinda biasa aja." Yang ia katakan itu memang benar adanya