icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

ALEYA

Bab 3 Pemilik Yayasan yang Genit

Jumlah Kata:1810    |    Dirilis Pada: 08/11/2021

bisa bahas masalah anggaran sekolah i

dengan multi talenta, pria dengan pesona dan kharisma di usianya yang tak lagi muda, seorang duda beranak satu, namun sayang, semua talenta dan kharisma yang Syam miliki kadang membuat orang-orang di sekitarnya jengah dan merasa kalau dia adalah orang yang paling pongah di dunia, apalagi bila menyangkut tentang harga diri dan kek

ap Bu Winda, salah satu guru cantik yang mengajar di sekolah m

jatuh, lho." Gurau Syam dengan tatapan nakalnya m

lai meremas jari-jari miliknya dan seseka

n? Dari tadi saya lihat Ibu--" Syam mulai menempelkan bahu k

Bapak?" tanyanya

lihat Ibu agak gelisah dan kaya banyak pikira

tok ...

n segala adegan romantis yang sedang ia ciptakan. Sementara Winda, tampak

ganggu kesenanganku?' umpat Syam dalam hat

ang telah mengetuk pintu ruangan 'panas' ini.' Senyum W

itu saya permisi dulu, permisi." Tanpa membuang waktu, Winda segera keluar dari

So

Wi

sama-sama

a beranjak dari kursinya dan

a." Senyum s

itu langsung kaku terdiam. "Sa--saya permisi dulu, Bu Sofia." Dengan langk

nya dan menyuruh Sofia masuk ke dalam ruangann

p Sofia merapikan rok pa

a Syam menyilangkan salah satu kakinya

perihal beasiswa yang disediakan oleh sekolah ini, Pak. Dan kebet

murid Ibu?" tanya Syam m

ij

hahhaha ...." Syam ti

alah, Pak?" tan

a macam apa itu?" Syam tak henti-hentin

ar dan terbaik dari orang tua dan juga nama itu adalah DO

an menatap Sofia tajam. "Bu Sofi

ya hanya meminta Anda bisa bersikap layaknya seorang pimpinan dari

ma ia berujar, "Suruh keluarg

an sikap pimpinannya, apalagi jika bertemu dengan wanita seperti

mau salah satu keluarganya datang menemui

sampaikan. Kebetulan, salah s

nggu apa lagi? Cepat pangg

i, P

i?" tanya Sya

menunggu murid saya yang pingsan di ke

kenapa? Ada ap

anak ini memiliki 'penyakit' lainnya. Mmm ... saya juga bingung bagaimana m

adi, Bu Sofia?" suara bariton Syam m

segera saya sam

i ruangan Syam dengan tergesa-gesa dan mengh

*

Sayang? Apa kamu ga sayang Kakak, ma

ba

capan kesedihan dan kekhawatiran Aleya

Sofia berdiri dan m

mana K

kan kepalanya. "

dan berujar, "Pak kepala yaya

ala yayasan

ligus pemilik dan merangkap sebagai kepala sek

l apa, ya, Bu?" tanya Aleya

dengan calon oenerima beasiswa. Maaf, tadinya saya pikir s

erepotkan Ibu dengan masalah ini. Baik, saya akan menemu

Mbak. Tahu ruangan

tahu, Bu

anggil la

da apa

, jadi Kija akan saya titipkan pada petugas UKS yan

u. Terim

pala sekolah yang tak jauh dari ruang UKS. Sofia hanya menatap

tok ...

as

t siang

ra memaku netranya kala melihat seorang wanita muda n

apa wanita itu membungk

ah patung. Duduk diam membisu tanpa

u yang tak lain Aleya dengan sopan dan mengulas se

menatap ke arah Aleya t

.." Aley tampa

Syam seakan memiliki sinyal akan wanita cantik yang melintas di hadapannya. Matanya

aksa meninggikan

, ada apa?" tan

kepala sekolah di sini?" Ale

Syam. Mb

diminta Bu Sofia untuk menemui Anda.

dua tangannya pada Aleya dengan kencang

" Syam dengan semangatnya mengantarkan Aleya ke kursi w

ima kas

minum

anya Aley

apa?" tanya Syam

datang ke sini bukan untuk min

Sebentar, akan saya suruh penjaga sekolah membawakan air untuk Mbak." Sy

ya?' gumam Aleya memegang d

ama Mbak

ya,

ntu?" Syam tak hentinya menatap Aleya dengan mata

hal beasiswa yang bisa adik saya dapatkan di

ng ada cerita ke saya soal

hut Aleya menim

ja, Anda ap

akaknya

ya Syam sediki

uk. "Apa ada m

idak--

k pria tengah baya mengenakan topi hitam dan kaos warna putih serta celana

ap Syam menaw

Pak," jawab Aley

ng diceritakan oleh Bu So

mengangguk. "B

u, kenapa adik Mbak

celetuk Aleya

a pingsan karena bertengkar dengan teman se

sisi duduk di sebelahnya. Sadar akan ketidakberesan pada sang kepala sekolah, Aleya segera berdiri dan berkata, "Maaf, Pak. Saya datang ke sini untuk

rapa kali menyeka cairan berwarna putih berbentuk butiran yang acap kali ingin jatuh di pipi mulusnya. Mata yang sedikit basah menandakan ada suatu beban yang sedang

teduh siapa pun yang melangkahkan kaki melewatinya. Sebuah tulisan yang digantung di sebuah papan

belum jua tersadar dari pingsannya, sementara diri

mu? Apa ayah tahu jika

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka