ALEYA
bisa bahas masalah anggaran sekolah i
dengan multi talenta, pria dengan pesona dan kharisma di usianya yang tak lagi muda, seorang duda beranak satu, namun sayang, semua talenta dan kharisma yang Syam miliki kadang membuat orang-orang di sekitarnya jengah dan merasa kalau dia adalah orang yang paling pongah di dunia, apalagi bila menyangkut tentang harga diri dan kek
ap Bu Winda, salah satu guru cantik yang mengajar di sekolah m
jatuh, lho." Gurau Syam dengan tatapan nakalnya m
lai meremas jari-jari miliknya dan seseka
n? Dari tadi saya lihat Ibu--" Syam mulai menempelkan bahu k
Bapak?" tanyanya
lihat Ibu agak gelisah dan kaya banyak pikira
tok ...
n segala adegan romantis yang sedang ia ciptakan. Sementara Winda, tampak
ganggu kesenanganku?' umpat Syam dalam hat
ang telah mengetuk pintu ruangan 'panas' ini.' Senyum W
itu saya permisi dulu, permisi." Tanpa membuang waktu, Winda segera keluar dari
So
Wi
sama-sama
a beranjak dari kursinya dan
a." Senyum s
itu langsung kaku terdiam. "Sa--saya permisi dulu, Bu Sofia." Dengan langk
nya dan menyuruh Sofia masuk ke dalam ruangann
p Sofia merapikan rok pa
a Syam menyilangkan salah satu kakinya
perihal beasiswa yang disediakan oleh sekolah ini, Pak. Dan kebet
murid Ibu?" tanya Syam m
ij
hahhaha ...." Syam ti
alah, Pak?" tan
a macam apa itu?" Syam tak henti-hentin
ar dan terbaik dari orang tua dan juga nama itu adalah DO
an menatap Sofia tajam. "Bu Sofi
ya hanya meminta Anda bisa bersikap layaknya seorang pimpinan dari
ma ia berujar, "Suruh keluarg
an sikap pimpinannya, apalagi jika bertemu dengan wanita seperti
mau salah satu keluarganya datang menemui
sampaikan. Kebetulan, salah s
nggu apa lagi? Cepat pangg
i, P
i?" tanya Sya
menunggu murid saya yang pingsan di ke
kenapa? Ada ap
anak ini memiliki 'penyakit' lainnya. Mmm ... saya juga bingung bagaimana m
adi, Bu Sofia?" suara bariton Syam m
segera saya sam
i ruangan Syam dengan tergesa-gesa dan mengh
*
Sayang? Apa kamu ga sayang Kakak, ma
ba
capan kesedihan dan kekhawatiran Aleya
Sofia berdiri dan m
mana K
kan kepalanya. "
dan berujar, "Pak kepala yaya
ala yayasan
ligus pemilik dan merangkap sebagai kepala sek
l apa, ya, Bu?" tanya Aleya
dengan calon oenerima beasiswa. Maaf, tadinya saya pikir s
erepotkan Ibu dengan masalah ini. Baik, saya akan menemu
Mbak. Tahu ruangan
tahu, Bu
anggil la
da apa
, jadi Kija akan saya titipkan pada petugas UKS yan
u. Terim
pala sekolah yang tak jauh dari ruang UKS. Sofia hanya menatap
tok ...
as
t siang
ra memaku netranya kala melihat seorang wanita muda n
apa wanita itu membungk
ah patung. Duduk diam membisu tanpa
u yang tak lain Aleya dengan sopan dan mengulas se
menatap ke arah Aleya t
.." Aley tampa
Syam seakan memiliki sinyal akan wanita cantik yang melintas di hadapannya. Matanya
aksa meninggikan
, ada apa?" tan
kepala sekolah di sini?" Ale
Syam. Mb
diminta Bu Sofia untuk menemui Anda.
dua tangannya pada Aleya dengan kencang
" Syam dengan semangatnya mengantarkan Aleya ke kursi w
ima kas
minum
anya Aley
apa?" tanya Syam
datang ke sini bukan untuk min
Sebentar, akan saya suruh penjaga sekolah membawakan air untuk Mbak." Sy
ya?' gumam Aleya memegang d
ama Mbak
ya,
ntu?" Syam tak hentinya menatap Aleya dengan mata
hal beasiswa yang bisa adik saya dapatkan di
ng ada cerita ke saya soal
hut Aleya menim
ja, Anda ap
akaknya
ya Syam sediki
uk. "Apa ada m
idak--
k pria tengah baya mengenakan topi hitam dan kaos warna putih serta celana
ap Syam menaw
Pak," jawab Aley
ng diceritakan oleh Bu So
mengangguk. "B
u, kenapa adik Mbak
celetuk Aleya
a pingsan karena bertengkar dengan teman se
sisi duduk di sebelahnya. Sadar akan ketidakberesan pada sang kepala sekolah, Aleya segera berdiri dan berkata, "Maaf, Pak. Saya datang ke sini untuk
rapa kali menyeka cairan berwarna putih berbentuk butiran yang acap kali ingin jatuh di pipi mulusnya. Mata yang sedikit basah menandakan ada suatu beban yang sedang
teduh siapa pun yang melangkahkan kaki melewatinya. Sebuah tulisan yang digantung di sebuah papan
belum jua tersadar dari pingsannya, sementara diri
mu? Apa ayah tahu jika