icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Maaf, Kami Pernah Berzina

Bab 5 5. Kuatkanlah Aku

Jumlah Kata:1492    |    Dirilis Pada: 16/10/2021

pikiran adik iparku. Dulu, kami bertemu untuk kali pertamanya, ketika mobilku sedang berhenti di lam

tarnya. Sejak sekian detik lalu, badanku merendah secara berangsur-angsur untuk membuatku bisa berjongkok di sebelahnya, hendak

selang sebentar sampai membuat dirinya tiba-tiba mengambil posisi sete

segera terbuka untuk menuturkan, "Masuklah. Jika tetangga sampai meliha

ama malam demi malam. Aku menghela napas seketika sebelum menatap wajah adik iparku d

n sehingga adik iparku hanya sudi untuk menatapku sekilas saja sebelum akhirnya membuang muka dan menyind

n berbuntut panjang sehingga bibirku cepat-cepat

H

hlan, "Aku akan merelakan tanganku untuk diborgol sehingga kau bisa tenang. Misalkan kalau t

ikl

ukanlah suatu candaan. Entah bagaimana, perasaan lega sudah menyer

*

n menyiapkan tiket bulan madu untuk adikku beserta istrinya. Di luar dugaanku, s

ntukku segera enyah dari ruang makan dan menghancurkan momen kebersamaan

ata adikku tidak lama setelahnya, seolah-olah disuguhkan

is dan tidak mau apabila sampai terjadi

an malah bagus

ngan dua opsi tanggapan-ya dan tidak-ternyata bukanlah rintangan untuknya meraih kemenangan. "Ya, sudah. Ib

ntas di dalam benakku, apalagi kalau bukan momen ketika diriku beradu mulut

rkan lagi? Bagaimana deng

dak ada piliha

sabar sampai aku berhasil membuatnya

eperti dirinya tidak akan mempertaru

pku di dalam hati sebelum memutuskan untuk menanggapi k

*

bur, terutama untuk pasangan-pasangan baru. Saat matahari masih berkuasa, kami berempat sudah cukup puas berjalan-jalan ke daerah pantai dan t

lihat luas denga fasilitas lengkap dan memadai. Lepas makan malam, kedua kakiku bertingkah iseng dengan melangkah secar

tipis, kedua mataku dibuat terperanjat karena menjumpai sesosok wanita di dal

kedua mata dari objek pikirku. Wanita itu tiba-tiba menunduk secara perlaha

-gara ke

u terlalu p

bih tepatnya harapa

untuk mendekatinya dan sengaja berdiri di sebelah kanannya sebelum ber

mnya, kalau dilihat dari kacamataku, orangtuamu tidak termasuk dalam

n, sebagai seorang wanita muslimah, ibu dari adik iparku masih be

ah sedikit memutar kepala untuk menyaksikan kecantikan alami dari

ya wanita di sebelah kiriku sudah memaafkanku, mulai nyaman lagi setiap bertukar frasa denganku. "Kak, sejak kapan ke

memiliki sifat sama baiknya? Jika orangtuanya memiliki sifat

at aku kuliah, aku selalu dikelilingi orang-orang berilmu dan

ku tidak mungkin salah. Dari sorot mata sedih dengan arah dir

terutama berkaitan dengan masalah ibadah lima waktu, dengar-dengar mereka masih suka lalai, sama seperti kedua orangtuaku, adik

habis berlarian memutari lapangan sepak bola sebanyak enam kali, dadaku terlalu b

ad

au

il alih perhatianku, tetapi harus segera kuenyahkan karena rupanya hanya fantasiku belaka. Misalkan, kalau diriku mendadak di

tanganku terangkat untuk membuka pintu, sesuatu berbahan kuat swcara tiba-tiba sudah bertindak cepat dengan mengh

semula untuk selanjutnya berpindah kesibukan dengan menghampiriku. Tiba di hadapanku, raut wajah penuh

lantas berkaca-kaca dan tampak memantulkan cahaya lampu. Tentunya, ditatap dengan mata tidak penuh deri

ungkin aku menerangkan masalah runyam dari tubuhku, bisa-bisa sikap adik iparku bertambah parah. "Tenanglah, aku ti

h tanganku segera terangkat untuk menekan saklar lampu, ruangan harus dalam keadaan gelap gu

edikit pun. Suara berisik dari luar terus menarik perhatianku, terdengar sudah sangat menantika

mamku di dal

e minumanku-tanpa sepengetahuanku-dengan harapan bahwa diriku bisa lepas kendali hingga memaksa istrinya. Dalam keadaan nap

cahaya dari layar tidak menguar ke mana-mana. Betapa memalukan, bisa-bisanya aku malah menuruti instruksi otakku dengan memutar sua

h. Kuatk

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka