icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Maaf, Kami Pernah Berzina

Bab 2 2. Apa Aku Terima Saja, Ya

Jumlah Kata:1007    |    Dirilis Pada: 16/10/2021

riku di kamar adikku telah menggusur istrinya-dan meminta istrinya untuk satu kamar denganku karena rum

e kamarku, sampai memutuskan untuk tidur di balkon daripada harus satu ruangan denganku. Meski aku sud

n lawan jenis, maka sosok ketiganya adalah setan. Mereka bisa membi

ah tertarik kepadamu, terlebih kau selalu mengenakan pakaian ter

ulu sehingga percakapan kami seperti sedang diputar ulang u

tidak perna

rna

n selain rumput ... masih yakinkah k

rsisa dirinya sebagai sebagai satu-satunya wanita

H

begitu ... aku mampu mengen

mog

mbatas kami, menciptakan ruangan tersendiri, merelakan kasur besarku untuk ditiduri adik iparku sementara setiap malam diriku hany

knya, andaikan tidak terdapat lemari di antara kami, maka seperti tengah menggambarkan suatu pasan

a, bagaimana kalau adikku sampai mendengarnya? Ah, tidak, sepertinya adikku sudah berada d

enginginkan hidupnya untuk berjalan demikian. Tapi, apakah ada pil

sakah aku

mengharapkan orang-orang tercintanya dibelenggu kekecewaan, terlebih ayahnya memiliki riwayat penyakit jantun

dibiarkan setengah terbuka, tidak suka berbuat keributan, terutama di malam-mala

emetik sebuah pelajaran berharga," ucap adik iparku, dari suaranya sungg

ahnya," lanjut adik iparku, entah bodoh atau terlalu baik, "dan bukanka

u harusnya sangat menderita gara-gara sikap tidak acuh adikku, tidak pernah dihargai sebagai sebenar-ben

ad

p untuk bertahan dengan

dan tanpa sadar adik iparku lantas tertidur dengan sendirinya, tidak menunggu aba-aba dan memberikan tanda. Dalam keheningan, seula

ang mereka berdua sudah menjadi keluarga? Tiap hari, batinku tidak bersedia berhenti untuk bertanya-tanya, adakah rahasia besar dan te

*

pertama tergabung dengan perusahaan tempatku bekerja sekarang. Di kantin, bersama ketiga temanku, aku sudah mulai meman

bibirnya mulai terbuka secara perlahan sebagai wujud keragu-raguannya. "Aku tidak mengerti. Kenapa sekalipun sudah disakiti suaminya, seorang wanita masih tetap bersikap baik kepada suamin

kirinya, tangan kanannya masih memegang sendok dan terlihat

iparku, sebuah keindahan langka dan bersifat candu, semoga dapat kunikmati s

diriku sudah sinting atau telah kerasukan makhluk halus? Entahlah. Aka

tri orang, bukan?" tanya laki-laki berkulit paling cerah di antara kami beremp

k!

ol air mineral di atas meja, cepat-cepat kubuka tutupnya dan kuteguk isinya untuk meredakan jeritan dari tenggorokanku.

kku tidak mungkin dapat berumur panjang. Bukankah aku masih memiliki hak untuk menentukan pasangan hidupku sendiri? Tapi, apa

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka