Drama Takut Nikah Berujung Akad
kaca. Begitu mobil berhenti di parkiran, Alicia langsung membuka pintu tanpa menunggu. Gadis itu hampi
mam Daniel sambil mematikan mesin,
ipis dan langkah kaki Alicia yang berlari di tengah parkiran.
u. Dalam beberapa langkah, tangannya berhasil meraih lengan Alicia, m
t?" suaranya terdengar lebih
"Tenang? Kamu bilang aku harus tenang, Daniel?" suaranya bergetar, antara marah d
nggak boleh bersikap ceroboh!" ucapnya, suaranya semakin tegang. "Kamu nggak lihat sekelilin
an menatapnya tajam. "Jangan khawatir
g, Alicia!" Daniel
etar ia membalas, "Daniel! Ayahku lebih penting!
ia! Tapi... dengan kondisi ayah kamu yang..." suaranya mulai li
n. Dia ingin marah, ingin mengabaikan Daniel, tapi saat mendengar kata-k
a gemetar saat ia mencoba menyeka air matanya. "Aku cum
lam. Ia bisa merasakan betapa cemasnya Alicia, namun, di sisi lain, melihat gadis itu kehilan
pelan, mencoba menahan emosinya. "Aku di sini buat
k dalam kepanikan yang semakin meluap. "Aku nggak bis
. "Alicia," panggilnya, nadanya lebih lembut namun tetap penuh keprihatinan, "kalau kamu terus panik kayak
k. Hanya keheningan yang memeluk mereka, sebelum akhirnya, dalam bisikan pelan, Alicia m
n yang lembut namun penuh kekuatan. "Aku di sini.
.
ayahnya terbaring lemah di ranjang pasien. Selang oksigen terpasang di
h membuat tubuh itu semakin ringkih. Tapi saat melihat tangan ayahnya yang dulu selalu hangat kini tampa" suarany
Aku nggak siap kehilangan Ayah.
usnya nggak bertengkar sama Ayah malam itu... maa
yahnya. "Tolong, jangan pernah nyerah, ayah..." bisiknya penuh kepasra
-jari Bian tiba-ti
dengan cepat. Matanya membelalak saat mel
tu lirih, serak, nya
apus air matanya, menggenggam tan
kan kelembutan. Senyum tipis terbit di wajahnya, me
uh lagi. "Ayah nggak
mu anak Ayah..." Ia berhenti sejenak, suaranya be
hannya lagi. Dengan hati-hati, ia membungkuk dan
ggak boleh nyerah... ayah harus sehat ter
t tangannya dan membelai punggung Alicia dengan lembut.
memeluk tubuh ayahnya lebih erat, seolah menco
.
endalikan diri. Ia melihat Daniel yang duduk di kursi tunggu. Begitu melihatnya, Daniel langsung berdiri dan mele
l, mereka duduk bersama dalam kehe
rincess?" tanya Danie
Aku kayak gembel sekarang," ucapnya yang sadar diri. Makeup-nya pasti s
mulai cerah kembali, Daniel pun m
ngat jelek sekarang," ujar Alicia ya
sepatunya. "Gak usah insecure. Aku sudah biasa k
mbil memukul pelan kepala Daniel. "Muka aku nggak jelek ya waktu sekolah. Aku
n pandangan sedikit nakal. "Masa sih? Lagian,
a mereka... menjadi kecanggungan.
lu terjadi antara dirinya dan Daniel. Rasanya yang barusan terjadi pada merek
. "Kamu sebaiknya pulang. Kamu pasti but
diri lalu menguap. "Aku juga sudah sanga
angnya melangkah semakin jauh. Sementara Alicia mendadak merasa
bisa berpura-pura tidak apa-apa dan menemaninya lebih lama. Namun, Daniel
g monoton seakan menyakitkan. Pikirannya berputar-putar, penuh kecemasan, perasaan bersalah, dan
bah hujan gerimis yang menyisakan jejak basah di bajunya. Ia pun memeluk tubuhnya erat, mencoba mengh
ada seseorang yang s
an
k Alicia yang duduk meringkuk di kursi ruang tunggu, tertidur dengan wajah lelah dan sedikit menggigil. Ia tidak tahu mengapa dirinya
hangat. Alicia membuka mata dan tersentak saat merasakan sesuatu menyelimuti tub
Alicia menge
ya kamu lebih butuh," katanya dengan nada ringan, lalu menambahkan denga
Bukannya kamu sudah pula
ari kursi di sebelahnya dan menyodorkannya ke Alicia. "Aku c
nya malas. "Panggila
ok untukmu, kamu 'kan selalu bersikap kayak seorang putr
am, menunggu penyel
n ca
napas jengah. "Da
gung ke kursi dengan ekspresi puas. "Ngomong-
tapnya curig
Terima kasih Daniel, kamu baik banget! Aku be
s lalu menyesap kopiny
an tuh gengsian bang
h lalu mendengus. "Teri
Tapi, lain kali bilangnya
ku 'Princess' sekali lagi, aku sum
t menghindar saat tangan Alic
ghela napas dan berdiri. "Aku haru
icia menjawab d
ke Alicia. Jarak mereka kini sangat dek
, lalu bibirnya melengkung nakal.
angan hendak memukul pria itu, tapi Danie
tai sebelum melangkah pergi, meni
ahan menghilang di ujung lorong. Anehnya, ada sedikit kehangatan di
tangannya, pikirannya mu
banding melakukan hal yang serius. Sementara dirinya, selalu disiplin dan berorientasi pada masa de
baru saja di sini. Menema
cepat. Apa-apaan
us kamu pikirkan saat ini! Ingat, dia bukan
alanya. Berusaha menghila
.