Drama Takut Nikah Berujung Akad
Alicia dingin. "Dan aku memutus
h pada putrinya. "Apa maksudmu, Alicia?" tanyanya denga
dengan tegas. "Aku tidak percaya pada pern
apa yang baru saja ia dengar. "Pernikahan adalah hal
ena dari apa yang aku alami, pernikahan hanya membuat orang-orang saling meny
n dengan nada tegas. "Pernikahan tidak seperti itu. Apa yang
alasan kenapa aku kehilangan Ibu! Ayah pikir aku lupa? Hak asuhku jatuh pada ayah, dan setiap hari aku hanya bisa merindukan Ibu! Aku tidak punya wak
m, wajahnya
Kalau aja Ayah tidak memisahkanku dari Ibu... aku mungkin masih punya waktu lebih lama denga
niat memisahkanmu dari ibumu. Itu keputusan pengadil
ai anak yang kehilangan segalanya. Aku harus menerima kenyataan bahwa aku ti
bicara soal pernikahan padaku, Ayah. Karena
sudah memutuskan. Aku tidak akan menikah, tidak dengan Daniel, tida
hidup, Alicia. Hidup sendiri bukanlah pilihan. Kamu akan menyesal di masa depan. Kamu pikir kesendirian it
uaranya meninggi. "Aku ingin fokus pada karierku! Aku ingin mewujudkan
agar kamu bahagia, Alicia! Apa kamu pikir Ibumu akan bahagia melihatmu me
berkaca-kaca, tetapi ia menolak membiarkan air mata jatuh di depan ayahnya. "Ini hidupku, dan aku berhak memut
ke arah Alicia. "Kamu terlalu keras kepala, Alicia! Kamu pikir dunia
menatap ayahnya tajam, suaranya bergetar karena emosi. "Aku lebih bai
, tetapi Alicia berbalik dan berjala
ngannya terarah pada foto lama di atas nakas-gambar dirinya kecil bersama ibunya yang te
ukanmu. Aku ingin membuat ibu bangga. Aku ingin menjala
ihan yang mendalam. Malam itu, kenangan pahit dan rasa kehilangan
.
pucat merefleksikan keteguhan yang tergores, matanya sembab akibat tangis semalam yang tak kunjung reda.
bnya di rumah sakit tak mengenal waktu. Ia menghela napas panjang, menguatkan diri, dan
a, tetapi tetap profesional. Mengamati pasien, membantu seniornya, s
kegelisahan yang tak kunjung reda. Sesaat, saat ia menyusuri lorong rumah sakit m
" ia melirik ke wajah sahabatnya yang tak seperti biasanya. "Apa terjadi sesuat
"Nggak apa-apa, Vi," jawabnya pelan, mencoba menyembunyikan ge
un sebelum ia bisa bertanya lebih lanjut, Alicia
Ia segera menggan
di belakang Alicia dan Vivian. Merasa kehadirannya terlupakan
n Vivian p
a Keyren dan Vivian, namun meski duduk di tengah keramaian, ia merasa seolah terisolasi dalam dunia sepi yang hanya
ah keheningan. "Alicia, kamu nggak kayak Alicia yang biasanya aku kenal. Yang ceri
ang tersebar. Akhirnya, dengan suara pelan yang hampir tenggelam oleh riuhnya kantin, ia membuka suaranya. "Ayah
ntahkan makanannya. Ia pun kemudian tertawa tanpa sa
hentikan tawanya. "Maaf, maaf, Alicia. Aku nggak maksud," ucapny
ya dengan pelan. "Menikah dengan siapa, Alicia?" tany
yang penuh rahasia, dan sikapnya yang membuat hati Alicia semakin terombang-ambing. Namun,
y. Apa rasanya menikah?" tanyanya dengan nada yang terdengar sepert
kan percakapan ini. Ia meneguk minumannya dengan malas, tapi
dah tahu segalanya tentang pasanganku. Tapi, ternyata, setelah menikah, semuanya berubah. Or
hi, merasa ada sesuatu yang sangat dalam
ika ada satu keputusan yang paling aku sesali dalam hidup ini, i
rti beban yang tak bisa dihindari. Ada kegelapan yang melingkupi janji suci itu, dan semakin
nghiburan. "Key, bukannya seorang perempuan harus nikah dengan orang yang dia cintai
g, cinta bisa berubah seiring berjalannya waktu. Pria yang aku pikir aku kenal sepenuhnya, berubah menjadi pria yang sanga
m hatinya, keraguan itu semakin menguat. Ia merasa bahwa keputusan yang s
wa dirinya tidak perlu terjebak dalam sebuah pernikahan yang pada akhirnya hanya akan menyiksa dirinya. Fokusnya kini hanya pad
pan yang tadi terpendam dalam keheningan terus menggema dalam hati Alicia, menjadi
nya lalu memasukkan makanan ke da
.
ng sudah mengiku
etemu lag