Drama Takut Nikah Berujung Akad
an n
la liar yang tiba-tiba melayang dan mengenai kepalanya. Ia menoleh perlahan, melihat soso
ya sudah meledak. "Serius? Aku cuma mau jogi
u, suaranya penuh dengan nasihat. "Janga
ai mengeras. "Pejaka tua? Oh, terima kasih atas ingatannya, Bu. Pada
eneguk air mineralnya, berusaha menenangkan diri. Na
kamu nggak diwariskan. Giman
menepuk-nepuk dadanya, matanya membelalak kaget. "Apa? N
lanjut ibu itu sambil mengulu
hadapi ibu itu. Ia menoleh ke arah lai
sebagai tanda pamit, lalu melangkah cepat meninggalkan taman. Napasnya mu
an punggung ke pintu dan menghela napas panjang. "Joggi
mbuka pintu, dan masuk ke dal
gala, saudara tertua Daniel, yang berdiri di dekat tang
ya. Ia berjalan menuju dapur. "Sial, hari ini menyebalkan banget,
di meja dapur, memandang Daniel dengan alis ter
bicara. "Kak," panggilnya sambil menatap botol itu seolah mencari jawaban di dalamnya, "Aku mulai merasa gila. Orang-or
a pun
botolnya di meja d
a? Kalau itu alasannya, aku sudah meniduri wanita sebelum menikah. Jadi apa gunanya
aniel, Daniel," katanya sambil menggelengkan kepala. "Dengar, menikah itu bukan cuma so
at tangannya. "Aku sudah muak dengan ja
Tap
a." Daniel berdiri mendadak, mengambil botol airnya, lalu b
ntuk itu, dan aku nggak suka dengan kebiasaan burukmu yang meniduri wan
latan itu, satu-satunya anak be
ak. Kalau ayah dengar,
ses sama pernikahan? Aku nggak mau jadi pria yang diatur-atur istri. Gak mungk
a jatuh ke tempat tidur, menatap langit-langit, dan berb
el Daniel berdering dan ia pun bergerak malas m
ke apartemenku? Ingatkan,
hiburan Daniel cepat mempersiapkan dirinya untuk bert
a," ucapnya pada diri sendi
menuju ruang tamu, ia tak sengaja bertemu Agala yang sedang duduk di sofa. Padaha
, alisnya terangkat sambil melirik sang adik
i, cuma cari ang
dak mudah dibodohi. Dia tahu adiknya itu pasti mau keluyuran.
ahun dan ini urusan pria dewasa. Ok?" Daniel terse
i, tanpa berkata apa-apa lagi Agala segera
nku! Ayolah!" Namun Agala
keluar dan meninggalkan rumah. Begitu ia keluar, langkahnya menjadi lebih cepat m
n Sofia. Sebelum mengetuk pintu, ia menarik napas sejenak dan memandang sekilas ke a
uka, dan Sofia menyambutnya dengan senyuman han
nyum lebar. "H
erpelukan dan cium pipi kiri,
tahun, Sofia," katanya sambil memberikan bunga itu dengan tulus. "Aku
ng apa. Ini benar-benar cantik," ujar Sofia sambil menerima bu
rasa puas melihat reak
Sofia sambil melangk
tu lebih lebar dan mem
rhana namun elegan. Beberapa lilin wangi menyala, menciptakan atmosfer yang tenang. Di meja ada beberapa
aniel ke ruang tamu. "Aku sengaja hanya mengundangmu untuk merayakan ulang tahun
mat.. Hanya ada aku, past
. "Kamu kan, sahabat
ngangguk la
as anggur yang disediakan Sofia. Mereka tertawa bersama, berbicara tentang ber
ah pada momen canggung. Sofia menatap Daniel dengan tatapan lebih intens. "Kamu ta
di sini. Rasanya... malam yang luar biasa. Sekali lagi, selamat ulang t
s dalam-dalam dan perlahan mendekatkan wajahnya ke waja
a menuntun Daniel untuk m
iel rasakan. Wanita itu kemudian memejamkan mata, memiringkan sedikit kepalanya lalu mendekatkan bibirnya pada bibi
ni. Terus maju hingga Daniel termundur ke sudut sofa. Gadis itu terus menuntun pe
menatap gadis itu. Ini kali pertama mereka melakukannya. Mereka memang
ebih jauh, Daniel langsung melumat bibi
engambil alih. Meskipun begitu, ia tidak melangkah lebi
iel yang berdiri, beranjak ke dapur Sofia. M
us menatap punggung Daniel. Ma
erkejut, terpaku saat Sofia
el terpotong. Sofia
ulit Daniel artikan. Sofia kemudian meraih
ersama. Sofia mendekatkan wajahnya ke arah Daniel. Hanya ada sedikit jarak an
kan bercampur kebingungan. Ia tahu Sofia adalah sahabatnya.
" Daniel in
inya. Nggak perlu berpikir terlalu jauh. Ini ulang tahunku, aku hanya ingin bersenang-senang." la kemudian mendekat dan m
asaan yang menguasai mereka. Meskipun ada ketegangan di dalam dirinya, ia t
ng, tubuh mereka saling menyentuh dalam keheningan yang penuh makna. Tidak ada kata-kata ya
..
temu di par
lupa bint
foll
ima k