Drama Takut Nikah Berujung Akad
dengan selubung gelap. Lampu-lampu rumah sakit berkelap-kelip, menci
mah sakit, diterangi oleh lampu jalan yang memantulkan
ang sedikit lelah, dengan keringat di dahinya, tidak mengurangi ketegasan geraknya. Mata birunya yang
nya ia menemukan Alicia, yang seda
il Daniel denga
ut sekaligus sebal mel
memberitahunya segala hal tentang dirinya? Pikiran-pikiran itu berputar di benaknya, dan rasa risih langsung menyelubungi dirinya. Ingin ra
angsung mundur memisahkan diri, merasakan ketegangan yang muncul di u
licia," bisik Vivian pelan,
mbut ikal kecoklatan dan tubuh tinggi itu. "Aneh deh, aku ngera
pan Daniel dan mata birunya yang tajam, seolah mengandung
en tidak saba
ernah nonton seri
gak asing. Kamu fans-nya dia?" tany
itu. Dia cuma peran pendukung. Tapi, astaga, nggak nyangka banget ka
g keren, kan? Dokter sama aktor, gem
us minta tanda tangan nggak ya? Atau
dapannya dengan ekspresi tidak percaya. "Serius? Seka
enghela napas panjang. "Aku juga malas berada di sini." Ia menga
api ia diam saja. Malas. Biarkan pria bernama Daniel itu la
embali menatap Alicia dengan wajah d
il yang perlu dijemput?" Ia memutar matanya malas. "Astaga Daniel, Daniel, jan
erintimidasi oleh nada sarkastis Alicia. "Bukan aku ya
n matanya. "Perin
an. "Dengar, aku juga capek. Jadi, bisa nggak kita n
karang. "Kamu pikir aku akan langsung nurut? Aku b
khirnya berkata, "Kalau aku bilang ini ada hubung
Ia menegang, matanya menatap Dan
kembali ke Alicia. "Aku nggak bisa ngomong d
taga, Daniel. Kenapa sih kamu nyebelin banget! Kenapa selalu
"Alicia, tolong. Dengar, ini penting." Ia berbalik dan mulai melangkah. "Kalau kamu mau tahu apa ya
eritahu ak
pat dengan mata yang melihat sekel
a menghubungi ayahnya. Nada sambung terdengar, tapi tidak ada jawaba
l, kalau kamu tahu sesuatu yang
pi nggak di sini." Daniel pun
r ponselnya yang masih sunyi, lalu kemb
i
lengan pria itu dengan kasar. "Dengar, aku ng
spresi datar. "Dan aku juga nggak suka b
melepaskan cengkeramannya dan menghembuskan napas panjang. "Oke.
senyum kecil.
ebal, tapi akhirnya ia mengikuti p
.
menambah kesan sendu pada malam yang sudah muram. Alicia berjalan cepat ke arah
ilih berada di mana saja selain di sini, tapi perintah sudah diberikan, dan ia tidak punya pil
ikan, lalu gadis itu masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata pu
i. Keheningan yang tidak nyaman mem
aniel datar, menyalakan mesin mo
nya hanya menatap jende
mau aku pasangkan, Princess?" tanyanya, mencoba se
sabuk pengamannya sendiri. Daniel hanya mengg
sana di dalam tetap sunyi. Alicia masih memandang keluar, sementara
khirnya Alic
r dengan jemarinya,
Daniel. Jang
kan ke rumah sakit," jawabnya,
annya tajam menuntut penjelasa
awab. Ia menimbang kata-
ku sekarang!" Suara Alicia m
sekilas sebelum kembali fokus
etik berikutnya, tanpa peringata
membuat dadanya sedikit terasa berat. "Ali
ia melemah. "Aku bicara hal-hal yang nggak seh
ya di setir. "Mungkin ini ngg
kecil. "Kamu ngga
kalian apa. Tapi yang aku tahu, ayahmu pasti ngg
jelas itu bukan tawa yang m
licia. Aku cuma bilang... kamu harus te
saha menahan tangis yang semaki
Alicia, tapi... harus bagaimana? Mau memegang tangannya, dia merasa tidak enak. Mau kasih pelukan, leb
r-benar tidak
dengan tangan. "Aku takut, Daniel
p Daniel. "Ayahku..." Ia terisak. "Ayahku..." Ia lebih
akan baik-baik aja." Ia tersenyum lembut, menyelipkan helai rambut Alicia ke balik tel
ggapi, tapi ia jug
di dalam dirinya, ingin menawarkan dukungan, tapi ia tidak tahu harus mulai dari man
.