Cegil Si Boss Mafia
han mulai hilang, tapi suara gaduh dari mahasiswa yang berkerumun membuat suasana semakin kac
ri menghampirinya, berjongkok, sambil menata
ihat sedikit pucat. "Gue nggak apa
ntara marah dan panik. Ia menatap Alya dari ujung kepal
ujar Alya sambil mencoba berdir
ntuk membantu Alya berdiri. Pria ini berniat untuk
menyangka mendapatkan perhatian Rey sedemikian. Di
g terkejut melihat keributan. Dia baru menyadari jika ada A
lihat Alya yang kesulitan bangkit, bahkan sa
anjirr, sampe jatoh kek gini." Bisa-bisanya Alya bercerita de
ih ke kerumunan di sekitar. "Siapa yang lihat pelakunya
engkan kepala, sementara yang lain memilih untuk menjauh. Rey mengepa
ke tempat aman," ucap R
"Alya, ayo gue
sa jalan sendiri
yang lebih keras. Alya terkesiap, ini pert
asih berdiri di tempat, menatap jalanan dengan mata tajam. Ia mengeluarkan ponsel
uga. Cari siapa yang barusan nyerang cewek yang ada
*
n kampus. Dika yang sedang menemani dan meng
o beneran gak liat orang yang ti
temen lo. Lagian paling orang iseng
iseng?" Raut wajah D
tak menjadikan hal tad
?" Dika terlihat begitu khawatir, dia mengatakan hal i
"Ya, pasti, lah, Dik. Lagian emang kenapa? Kan lo t
ini pada Alya. "Kalo gue jadi lo, gue bakal mundur. Insiden tadi bukan main-main
ka malah mengalihkan tatapannya, d
gerasa beruntung, karena dengan adanya kejadian tadi, Rey jadi nunjukin perhatiannya ke gue. Lo liat send
menekan luka wanita ini, membuat Alya jadi berteriak
an di atas tali tipis. Bahaya banget. Lo gak kasian apa sama Rey? Dia itu panik, bukan
anya pria ramah ini berkata menyudutkannya. N
gue juga baik-baik aja. Gue yakin tadi Rey kaget aja, sama kay
Dika pun baru sadar akan ucapan Rey sebelumnya, bahwa orang-orang yang dek
*
asnya. Dengan tatapan tajam dan aura penuh amarah dia segera m
ya?" tanya Rey pada s
," jawab orang tersebut,
V yang kini terputar di hadapannya. Terlihat sosok pria berhelm hitam yang memang dengan sengaja mel
i, dan bawa dia ke hadap
" sahut an
n tak nyaman yang mengganggunya. Bukan hanya karena Alya hampir celaka, tapi k
hela napas berat, menyandarkan tubu
seperti ini tidak akan terjadi. Rey merasa semakin khawatir denga
muncul. Dia yang tadinya tidak memperdulikan wanita, kini pikirannya hany
akan kabar wanita gila yang mengganggunya. "H
r dia pulang. Tapi R
nunggu kata-kata Dika yang belum di
gak deket-deket sama lo," jela
ambu