Cegil Si Boss Mafia
di depan pintu kampus, menunggu Rey yang biasanya datang dengan motor hitamnya yan
Tatapan dinginnya langsung tertuju pada Alya yang dengan cueknya melambaikan tang
uh keceriaan. Hal ini sukses membuat Rey malu. Hampir sa
ngan suara tegas. Raut wajahnya menun
ni, selama sebulan, gue bakal 'deketin' lo," j
panjang. "Emangny
n banyak protes!" sahut Alya cepat. Ia langsun
ni," kata Rey, mencoba melepaskan tangannya da
ama sebulan ini gue gak mau ada yang deketin lo, kecuali gue! Kalo lo ga
benar-benar tak peduli dengan penolakan Rey. Dia tetap
a dengan tatapan bingung. Gosip pun mu
ama cewek? Siapa?" bisik seor
tek deh. Dia nggak takut apa
momen itu. Ia menatap Rey, yang akhirnya menyerah dan membiarkannya menariknya masu
oal ini. Lo harus ngerti, deket sama gue itu bukan buat main-main." Rey me
uh semangat. "Gue nggak takut. Gue nggak peduli lo anak siapa, lo ngapain aja se
ek gila. Rey hanya bisa men
nar-benar tidak takut padanya justru membuatnya merasa aneh. Biasanya orang-orang yang ta
es semuanya, Alya melambai ke arah D
a? Gimana Rey, rasanya jadi korban Alya?" Mendengar pertanyaan ini Rey
ecah pokoknya. Sebenernya gue masih pengen bareng dia sih, tapi gue ada kelas pagi. Jadi,
perih... Gue yakin sih, Al. Hidup Rey bakal berubah, makin
risnya. Dia membiarkan Alya begitu saja, bahkan memilih untuk pe
*
u oleh para sahabatnya yang merasa ter
lo udah jadian sama Rey?" ta
gitu. Hebat kan gue?" Wanita ini mal
o. Preksa gih!" Ri
ng, atau bahkan para sahabatnya. Di otaknya, dirinya sudah merancang berba
au kan maksud gue kemarin?" Rina menimp
api dia tu lucu banget sebenarnya. Gemesin. Pengen ku pelihara di rumah." Sek
ya, baik Vina dan Rina, mereka berdua sama-sama takut jika Alya dalam bahaya jika terlibat dengan Re
*
ru menghampiri Rey. Saat berada di kampus ekonomi, Alya terkej
in masalah. Ini kok... malah akrab banget sama dosen? Mana dia makin
berdetak tak beraturan. Rasa ingin memilikinya pun kian
angi pangeran pun kini sengaja mendekatinya. "Serius bange
ang masih terpesona memandangi orang yang ditaksirnya. "Eh, kok
makan omongan o
Alya terlih
itu serius banget kalo udah menyangkut pendidikan. Nilainya juga lumayan, meski gak lebih dari gue sih.
berbinar. Rasa sukanya kian meningkat, merasa semak
balik arah, hendak melangkahkan kakinya menuju keluar kampu
gaja meninggalkan Dika begitu saja. Dika hanya bisa geleng
lan Alya barusan. Dia melanjutkan lan
Rey!" teriaknya, berusaha menghentikan.
pus. Namun tiba-tiba saja ada seseorang yang mengendarai motor deng
rada. Orang-orang yang melihatnya teriak histeris. Rey yang belum jauh dari
teriakny
ambu