Cegil Si Boss Mafia
i bekerja ketika menyadari posisinya
erah, dan sorot matanya menunjukkan bahwa
elihat pemandangan di depannya. Dia benar-benar tak percaya dengan apa yang
hem, mencoba meng
arik wajahnya mundur, melepaskan kecupannya. Nam
cara dengan nada datar. Wajahnya
nnya, langsung melompat berdiri. "Ya
lalu memandang Alya dengan tatapan dingin
an kening, bingung dengan perta
a terlalu malu untuk membicarakan kecupan bibir yang tak sengaja terjadi. Rey me
ri supaya tidak terlalu malu. "Maaf. Tapi kan..." Be
da dingin, tatapannya terlihat begitu kesal. Namun, sebelum Rey
u!" se
. Kesabarannya sudah menipis, tak
tanya berkilat dengan id
jelas-jelas tidak mengerti
u lo ngerasa gue nggak cocok buat ada di hidup lo, gue janji nggak
lah dia sedang berbicara da
dia benar-benar serius. "Deal kan? Lo
seperti dirinya. "Udahlah, Dik. Gue mau balik. Lo urus temen aneh
ak tahu harus bertindak
tikan. Rey hanya membalasnya dengan melambaikan tangan,
sambil menahan tawa. Dia jelas tahu bahwa Alya sedang bermain-main de
satunya cewek paling nekat yang pernah
or' tuh, si anak bos mafia, biar jadi milik gue, selama
*
se-genk nya. Kali ini dia banyak terdiam, memikirk
duduk menyendiri. "Jadi gimana? Udah siap di-'teror' sama cegil sebulan ke dep
napas panjang. "Gue nggak ngerti, Dik. K
Lagian, cuma dia satu-satunya cewek gila yang berani terang-terangan ngajak ngomong lo. Bahkan blak-blakan bilan
tika memerah. Ucapan Dika t
in geli. Baru kali ini dia melihat Rey tak berkutik. "Udah, coba aja ja
gak mudah buat gue. Bahkan sebelum kita deket, g
y. "Tapi bukan berarti gak bisa kan?
aman, tapi ke depa
o, maupun orang-orang terdekat lo. Lo takut apa lagi sih?" Dika berusaha meyakinkan.
mereka semua. Bahkan orang-orang gue pun punya orang-orang yang perlu mereka lindungi juga kan? Gue juga bertanggung
menganggap Rey menakutkan, dingin, tak punya empati, cuek, atau apapun cap buruk yang sudah disematkan padanya. Padahal, pria i
ndiri. Lo harus mikirin kehidupan lo juga," ujar Dika sembari mene
saran. Dia menghela nafas kembali untuk kesekian kalinya. Re
sesuai dengan ketakutan lo," ucap Dika, membua
*
apalagi ketika mengingat ketika bibirnya dan bibir Rey tak sengaja sal
semesta mendukung kitaaa!" Alya berteriak di balik bantal yang sengaja membekap mulut
Ini adalah hal baru baginya, dan merasa tak ada salahnya untuk sedikit bersenang-senang. Menginga
koknya sebulan ini lo bakal klepek-klepek sama gue! Kalo perlu
ambu