Cegil Si Boss Mafia
i terburu-buru di sepanjang jalan kampus dengan w
taaaang!" Alya mendesis dengan nafas terengah. Dia terus berlari, matanya mencari-ca
mampu memberi jarak yang cukup jauh dari orang yang mengejarnya i
aa
ngan kuat yang refleks menangkapnya. Untuk beberapa detik, di
dingin, mengenakan jaket kulit hitam denga
umam Alya tergagap,
utkan dahi. "Lo cari
mpat menjawab, debt collector yang
ari mulu!" teriak pria bertubuh besar yang berhenti beberapa meter
ollector... Please, selametin gue...," pinta Alya p
or, kemudian mendesah, seolah sudah paham sit
eritanya. Gue kabur dulu, ya!" Alya ingin kembali berlari, t
al gue," gumam pria itu pelan, sambi
elepaskan diri, dia jelas merasa kaget dengan sik
cap pria
nya sambil dipeluk seseorang. Matanya lalu membulat ketika meliha
e?" tanya pria itu dengan suara
lik arah memilih untuk pergi. "Sialan! Males banget urusan sama, tuh, bocah. Lagian
ia mendongakkan wajah, menatap heran ke ar
n tatapan datar. "Kalau gue gak ngomong kayak gitu,
melihat sang debt collector pergi begitu saja setelah m
lo siapa?" Alya mengernyitkan mata, memastikan ke
"Gak penting. Dibilangin gue lag
tau-tau lo yang ngaku pacar gue... gue nih yang sial!" Alya m
kecil. Tawanya terkesan sarkastis, tapi... entah k
ewat, cewek aneh," ucap pria it
"Gue Alya Syafira. Mahasiswa arsitektur. Dan... bukan orang
at salah satu alisnya, rasanya benar-benar terhibur dengan ucapan wanita an
ot. "Lo baru kenal lima meni
," jawab pria ini enteng, sambil ak
lin nama lo!" teriak A
kas." Lalu menoleh sekilas. "Ah, pastiin kita nggak bakal ketemu
yang baru dikenalnya, tapi baginya ini menarik. "Eh, tung
ng dibawa mati, ntar lo mati nyusahin orang kalo utang belum lun
saran dengan pria ini. Siapa sebenarnya Rey? Kenapa dia bisa mengusir debt collector itu be
ketemu lagi," gumam Alya sambil menggigit bibi
*
lam rutinitas harian, kecuali satu hal: dia tidak bisa menghilangkan Rey dari pikir
a sebenarnya?" b
u lebih banyak tentang pria itu. Dengan langkah cepat, dia m
kalo nggak salah. Anak kampus sini bukan?" tanya Alya santai samb
Pamungkas? Anak ekonomi itu? Lo nanya soal Rey? Seriusan?" Seola
pak panik. Tapi dia merasa senang mendapatkan sedikit in
ya soal Rey?" Suara Vina yang tadinya se
Dia ganteng banget ya. Keren gitu. Keliatannya kayak James Bond versi l
h nama "Rey" adalah mantra yang bisa membawa bencana. "Sstt... L
gan crocosan kesal. "Getah apaan, sih? Getah bening? Kelenjar kali ah. Gila, lo
ke meja lain. "Jangan deh, Alya. Kalo lo penasaran mending jang
kenapa?" Alya se
Alya. "Denger ya, Alya. Rey i
"Bos Besar gimana sih maksu
an dengan kebodohan Alya dan gondok dengan respon temannya ini. "Alya, lo serius
." Alya benar-benar tidak puas dengan jawaban teman-temannya. Bukannya semakin jelas menemuka
itu doang? Hey! Bangun lo! Itu si Rey bukan orang biasa yang bisa lo deketin sembarangan! Pokoknya jangan deh!
ini, dia malah semakin tertantang. "Bagus kalau kayak gitu," ucapnya sambil terseny
ambu