Antara Dendam & Penyesalan
esunyian yang menyakitkan. Adrian... Suaminya. Namanya begitu familiar, begitu penuh arti dalam hidupnya, tetapi belakangan, semuanya terasa begitu asing. Sofia ingat betul betapa bersemangatnya d
. Tatapannya sering kosong, pikirannya sering melayang, dan ketegangan di antara mereka tak bisa disembunyikan lagi. Sofia mencoba untuk berpura-pura, mencoba unt
. Wanita itu, wanita yang selalu hadir dalam pikirannya, dalam setiap detik waktu yang dihabiskannya, selalu ada. Wanita yang bukan dirinya. Dan kini, saat ia tahu bahwa waktunya a
drian sudah menemukan kebahagiaan bersama wanita yang telah lama ia cintai, wanita yang bukan dirinya. Sakit ini... sakit yang datang bukan han
t kepada seorang perawat. "Terima kasih sudah merawatnya dengan baik," kata Adrian, suaranya penuh perhatian. S
energi untuk berbicara. Semua yang ada di benaknya adalah satu pertanyaan yang tak terjawab, satu kenyataan yang harus ia hadapi. Ap
lit dibaca. "Bagaimana hasilnya?" tanyanya, mencoba terdengar peduli, m
ya perlahan, suaranya begitu lemah, hampir tidak terdengar. "Tentang wanita itu. Wanita yang selalu
ng semakin menambah hancur hati Sofia. Seperti sebuah cermin yang p
yar utang keluargamu kepada keluarga kami." Kata-katanya menusuk langsung ke jantung Sofia. Semua yang ia dengar terasa seperti ledakan keras ya
ang sudah ia tandatangani. "Aku tidak ingin lagi ada di sini, Adrian," katanya dengan suara serak, meskipmu pikir dengan pergi kamu bisa menyelesaikan semuanya? Ini bukan hanya tentang kita, Sofia. Ini tentang segalanya yang sudah terjadi, tentang keluarga kita yang hanc
ai ternyata hanya kebohongan. Semua cinta yang ia berikan hanya dibalas dengan kejam. Dengan langkah lemah, Sofia berdiri, dan tanpa berkata-kata lagi,
ar tampak begitu sunyi, beg