Antara Dendam & Penyesalan
tinggalkan, langkahnya yang lemah seakan melayang tanpa tujuan. Setiap langkahnya semakin berat, semakin kosong. Sebuah perasaan yang sangat sulit dijelask
, bahwa meskipun ia berhenti dan menoleh, meskipun ia memberikan kesempatan satu kali lagi, tidak akan ada perubahan yang bisa membal
. Udara terasa semakin dingin, dan setiap tarikan napasnya semakin berat. Ia ingin menangis, tetapi air mata itu suda
pan yang cerah. Namun, semuanya berubah seiring berjalannya waktu. Semakin banyak luka yang tergores, semakin banyak kata-kata yang terlon
iap detik langkahnya, bahkan saat ia ingin melupakan semuanya. Sofia mulai merasakan tubuhnya semakin lelah. Setiap langkah yang ia ambil semakin terasa
ng tidak pernah ia kenal sebelumnya, sebuah suara lembut tiba
fia
tusasaan, dan Sofia tahu betul siapa yan
arti apa-apa bagi Sofia. "Apa lagi yang bisa kau katakan, Adrian?" kata Sofia, suaranya hampir tidak terdengar, namun penuh dengan keletihan. "Kata-kata manismu
menyadari bahwa ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga. "Aku tidak tahu harus bagaimana," katanya dengan suara serak, napasnya terengah-engah. "Aku
ia harapkan, yang dulu ia perjuangkan, kini hanya menjadi sisa kenangan yang penuh dengan rasa sakit. "Cinta yang kau berikan, Adrian," Sofia berkata dengan nada d
lam kesedihan yang sama. "Aku sudah cukup menderita, Adrian. Aku sudah cukup dengan perasaan ini. Aku ta
riknya. "Tidak, Adrian. Jangan sentuh aku lagi. Aku sudah terlalu
g, jangan pergi. Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Aku janji, aku akan berubah, aku a
. Ini bukan lagi tentang cinta, tentang kesempatan kedua. Ini tentang dirinya, tentang penderitaan yang sudah terlalu lama ia pendam. Tent
semakin dalam. "Adrian, aku bukan lagi orang yang sama. Aku tidak bisa menjadi orang yang selalu
n itu sangat menyakitkan. Setiap langkah yang ia ambil terasa semakin berat, tetapi di dalam hatinya, ada sebuah kedamaian yang akhirnya mulai menyelimut
utar dengan cepat, dan sesuatu yang tak terduga membuat tubuhnya goyah. Sebuah teriakan dari Adrian, yang terdengar s
emakin jauh. Dan dalam hatinya, sebuah perasaan yang lebih dalam dari p