Rahasia Kelam Seorang Istri
i atas sofa, tubuhnya diselimuti jaket tebal. Namun, dingin yang ia rasakan bukan berasal dari cuaca, melainkan dari tatapan suaminya, Arya, yang berdiri di depan
nyaris berbisik, tapi tajam seperti pisau yang me
Ia tahu ini akan terjadi. Cepat atau lambat, kebenaran yang telah lama ia kubur akan
lisahan menatap punggung lelaki itu, berharap Arya akan menoleh dan memberinya sedikit
ya terkepal, jemarinya bergetar, seperti seseorang yang tengah berusaha mati-matian menahan l
gkan. Ia menundukkan kepala, menatap ujung kakinya yang gemetar. Air matanya menggenang,
ya..." suaranya lirih,
yang harus dijelaskan, Alina? Fakta bahwa aku menikahi seorang wanita yang selama ini menyembunyikan sesuatu seb
diri, tapi lidahnya terasa kelu. Ia tahu Arya berhak marah. Ia berhak merasa dikhianati. Tap
bersuara, meskipun dengan nada bergetar. "Aku hanya ta
ikan langkahnya hanya beberapa inci dari sofa tempat Alina duduk. "Jadi kau pikir lebih ba
ng berkilat, penuh air mata yang akhirnya jatuh membasahi pipinya. "Aku tahu aku salah! Aku tahu aku seharus
dan ia menggelengkan kepala perlahan. "Kehilangan aku? Kau bahkan tidak memberiku kesempatan u
yang aku lalui, Arya... Kau tidak tahu bagaimana aku berjuang untuk melu
m, hingga Alina terdiam. "Aku berhak tahu siapa wanita yang aku nikah
rtanya dengan suara kecil, hampir seperti bisikan. Ia menatap Arya dengan
enatap Alina dengan mata yang p
ur di luar jendela. Arya akhirnya menghela napas panjang, membuang pandan
rumah tangga mereka akhirnya menyala, menghanguskan kepe