Rahasia Kelam Seorang Istri
sama di rumah yang pernah penuh dengan tawa mereka, tetapi kini terasa hampa, seperti ruang yang diisi oleh keheningan. Mereka berdua mencoba untuk beradaptasi, membi
rapan pagi seperti dulu. Namun, Arya selalu menjawab dengan singkat, terkadang hanya sebuah anggukan atau senyum paksa yang membua
sesuatu di antara pepohonan di taman. Ia duduk di kursi favoritnya, kursi kayu yang dulunya mereka pilih bersam
esaat, mata mereka bertemu. Ada keraguan di mata Arya, ada kesedihan yang begitu dalam, s
rsenyum, tetapi tidak ada kehangatan dalam senyumnya. Ia
sofa di samping Arya. Keduanya terdiam sejenak, sa
anmu. Tapi aku juga tidak bisa terus hidup seperti ini. Aku tidak bis
bak di dalam mimpi buruk yang tidak pernah berakhir. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara melanjutkan
nya, tapi kata-kata itu seperti tersangkut di tenggorokannya. Air mata mulai menggenang di matanya, dan dengan perlahan, satu per satu jatuh
ang sulit dijelaskan. Ia meraih tangan Alina, menggenggamnya erat, seolah ingin merasakan kehadirannya untuk memastikan bahwa
ih ada getaran ketidakpastian di dalamnya. "Kalau begitu, mari kita berjuang bers
cahaya yang menembus kegelapan. "Aku tidak tahu bagaimana kita bisa melewati semua ini, Alina. Tapi ji
tentang kesedihan. Itu adalah tangisan harapan, sebuah harapan yang ingi
ati mereka yang sedang bertarung antara keraguan dan cinta, mencari cara untuk bertahan. Mereka duduk di san
u bahwa perjalanan ini masih panjang, penuh dengan rintangan dan kesulitan yang harus dihadapi. Namun, di tengah hujan itu, di dalam keheningan yang
reka, ada kekuatan untuk memperbaikinya, bahkan jika itu berarti mem