Rahasia Kelam Seorang Istri
gerakan yang tak bernyawa, seolah-olah setiap gerakan itu semakin memperberat beban di dadanya. Beberapa langkah di depannya, Arya sedang duduk di kursi, menatap kosong
penuh kebekuan. Alina ingin berbicara, ingin menghapus semua kesalahpahaman, tetapi lidahnya terasa kaku
dan mata mereka bertemu dalam sebuah pandangan yang sarat akan kebingungan dan rasa sakit. "Aku tidak tahu harus bagaiman
Kau tidak bisa menilai aku hanya berdasarkan masa lalu, Arya. Itu sudah berlalu. Itu
na terkejut. "Kau tahu betapa pentingnya kejujuran bagiku. Kau tahu aku tidak bisa menerima kebohongan, terutama dari orang ya
ekat di antara mereka. "Aku sudah berjuang sekuat tenaga untuk membangun hidup baru bersama kamu. Tapi masa lalu i
ngin aku menerima semua ini begitu saja? Kau
masa lalu, tapi sebagai istri yang mencintaimu. Aku tahu aku membuat kesalahan, tapi aku ingin kesempatan untuk memperbaikinya.
git yang tampak suram, seolah mencerminkan keadaan hatinya. Alina merasakan betapa jarak di antara mereka semakin melebar, seperti ada j
tak terdengar. "Kau tahu betapa aku mencintaimu. Tapi sekarang, aku merasa sepe
ingin kita kembali seperti dulu, seperti saat kita pertama kali jatuh cinta. Kau ingat? Betapa kita berdua tidak bisa berhenti tertawa
na ekspresinya berubah, seolah ia sedang berjuang antara cinta dan kebencian. "Kit
n hidup tanpa dirimu," Alina berkata dengan suara bergetar, tangisnya sudah tidak b
elelahan dan kesedihan yang dalam. Ia mendekat, membelai pipi Alina dengan jaamkan mata, membiarkan air mata jatuh bebas. "Aku tahu, Arya. Aku ta
a. Alam seakan menunggu keputusan mereka, menunggu apakah cinta yang pernah me
ra penuh ketidakpastian. "Aku tidak tahu apakah aku bi
ik, suara hatinya penuh harapan ya
sana, di antara hujan dan kesedihan, mereka menemukan secercah