Misi Rahasia sang Pewaris
kali ia mencoba mengalihkan perhatian dengan tugas-tugas harian, bayangan percakapan antara Arman dan Pak Budi terus menggan
mat. Karyawan senior yang sudah bekerja puluhan tahun di
ikan tanpa bisa langsung diungkapkan. Zara tahu bahwa Rahmat bukan tipe orang yang terbuka dengan sembaran
nenangkan pikirannya. Ketika ia sedang asyik mengaduk kopi, tiba-tiba Rahmat munc
lan, namun nada yang mengalir cukup tegas. Tanpa menunggu ja
bingung. "Tentu,
a. Kemudian ia menatap Zara dengan serius, matanya penuh perhatian. "Aku tahu kamu baru di sini,
igai. Jika dia berbicara seperti ini, berarti ada hal yang lebih b
elakangan ini, ada kebijakan-kebijakan baru yang sangat merugikan perusahaan. Dan Pak Budi... dia tidak seper
elama ini tenang dan jarang berbicara banyak, mulai menunjukkan sisi lain yang serius. Ia memandang Rahm
l. Beberapa keputusan yang aku lihat sangat merugikan. Banyak proyek yang diambil alih, banyak orang yang dipecat tanpa alasan yang j
satu sisi, ia sudah merasa semakin dekat dengan Arman, dan ia tahu bahwa
jutkan penyamarannya. Keputusan ini tidaklah mudah. Jika ia bicara, ia bisa saja membuka rahasia yang a
anya dengan suara pelan, hampir tak terdengar. "Aku tida
sadar. Semua orang di perusahaan ini sudah mulai merasa ada yang salah. Aku tidak tahu bagaima
egitu saja berbicara. Semua orang yang terlibat di sini, termasuk Pak Budi, memiliki k
ngat, Zara. Jika kamu memilih untuk diam, kamu sama saja dengan menjadi bagian dar
oral yang semakin menekan. Ia tahu bahwa keputusan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya
ang tampak ramah, tapi Zara bisa merasakan ada ketegangan di matanya. Rahmat lan
yuman yang tak berubah. "Ada yang i
k melanjutkan percakapan yang belum selesai. Rahmat h
n senyum yang terlihat terlalu sempurna untuk Zara. "Aku baru saja meli
inya, ketegangan itu semakin mencekam. "Terima kasih,
eberapa ide tentang arah perusahaan ke depannya. Mungkin kamu bisa memberikan persp
h ia sedang menilai lebih dari sekadar kinerja Zara. "Apa maksud Pak B
besar, Zara. Jangan terlalu cepat menilai, semua ini untuk
rti ancaman terselubung. Ia tahu bahwa semuanya tidak sesederhana itu. Ada agenda besar yang sedang
saya masih perlu waktu untuk memikirkan semua ini lebih lanjut
, Zara. Aku tahu kamu masih perlu waktu. Tapi ingat, kesempatan se
aan yang lebih ragu dari sebelumnya. Ketika ia mendongak, Rahmat sudah tidak ada di sana lagi. Hanya
t pada keputusan yang akan ia ambil. Dan ia hanya memiliki sedikit waktu untuk memilih jalan ya
n masuk ke ponselnya. Pes
rlu bicara. Ad
ngan jantung yang berdebar. Apa