Misi Rahasia sang Pewaris
engisi ruang. Zara duduk di mejanya, menatap layar komputer dengan kosong. Di sekelilingnya, para karyawan sibuk menjalankan rutinitas mereka. Tap
ara sebagai salah satu orang yang harus ia uji dalam beberapa tugas penting. Sebagai seseorang yang selalu fokus pada hasil, Arman tidak mudah memberi
erlipat di depan dada, matanya tajam menilai. Zara menelan ludahnya. Ia tahu, setiap kali Arman menatapnya seperti itu, ada ha
uanmu untuk mengerjakan analisis data ini. Ini tugas pe
at, ia membaca beberapa kolom angka yang terpampang di layar komputer. Tugas ini bukan hanya sek
rusaha menyembunyikan kecemasan yang mulai mera
ap angka yang ia lihat, terasa semakin menekan. Ia harus bekerja lebih keras dari biasanya, b
ujung jurang. Jika ia gagal, ia tidak hanya akan kehilangan pekerjaan ini, tetapi juga identitasnya yang baru-dan yang lebih menakutkan, keluarganya akan
ribadi terhadap dirinya. Setiap kali mereka bertemu, Pak Budi tidak hanya berbicara tentang pekerjaan atau lapor
nya terhadap masa
ntah mengapa, setiap percakapan dengan Pak Budi meninggalkan kesan yang aneh di hati Zara. Pria ini
ruang pantry, Pak Budi datang menghampirinya. Zara menatapnya
ng selalu terjaga di wajahnya, "Kamu tahu, pekerjaanmu sejauh in
ya berdebar. "Terima kasih, Pak Budi. Say
rusaha keras, Zara. Dan aku yakin kamu memiliki lebih banyak dari sekadar kemampu
bagaimana cara membuat orang merasa terikat. Namun, Zara tidak bisa membiarkan dirinya terbawa perasaan. Di sini, ia bukan
saha mengalihkan perhatian. "Tapi saya ras
nya. "Jangan ragu untuk datang ke aku kalau ada yang perlu di
i bukanlah orang yang mudah dipahami, dan semakin hari, ia semakin merasak
yang lebih sulit, dan meskipun ia merasa tertekan, Zara tahu bahwa ia tidak bisa mundur. Ia ha
tu yang membuatnya tidak bisa berhenti memikirkan. Kepribadiannya yang kuat, ambisi yang tak tergoyahkan, dan sikapnya yang dingin namun pe
sa ada sesuatu yang tidak biasa di dalam kantor. Semua orang sibuk dengan tugas masing
ang berkumpul. Sesampainya di sana, ia melihat Arman sedang berdiskusi serius dengan
in ini keputusan yang tepat? Zara bisa menjadi orang yang sangat bergu
a melihat bahwa ia sedang berpikir keras. "Aku tahu, Pak Budi. Tapi kita tidak bisa terburu
bisa membiarkan orang yang punya potensi terbuang
percakapan itu. Zara tidak tahu apakah Arman dan Pak Budi sedang berbicara
dari yang ia duga. Jika ia tidak segera mengambil keputusan, ia bisa saja menjadi bagian da
memulai? Apa yang
tu datang. Tapi apakah ia cu