Pernikahan Penuh Rahasia
lantai kayu yang sudah lama tak tersentuh. Nara memandang dinding yang retak, dinding yang seakan menyimpan segala rahasia
dan mengucapkan janji yang kini terasa seperti kenangan pahit. Pernikahan mereka bukanlah pilihan, melainkan akibat dari keputusan yang diambil oleh aya
ke mana. Jika pun ia berada di rumah, mereka hanya berbagi ruang dalam keheningan yang mencekik. Nara tidak pernah berani untuk memulai percak
ambutnya yang panjang terurai, berkilau di bawah sinar temaram. Ia masih mengenakan gaun tidur lusuh yang semakin ha
tu itu terbuka perlahan, menampilkan sosok Kieran dengan pakaian hitam yang rapi. Matanya yang gelap menatapnya sejenak, lalu kembali
ada kehancuran. Kieran hanya mengangguk, lalu duduk di kursi kayu di dekat jendela. Ia m
misahkan mereka. Kieran, pria yang penuh misteri dan keangkuhan, pria yang tidak pernah menunjukkan perasaan apapun. Satu-satunya buk
kat dan duduk di kursi di seberang Kieran, mencoba untuk mengatur napasnya yang mulai
rtawa kecil, tapi tawanya itu lebih terdengar seperti gemerisik angin yang tidak menyenangkan. "Kau sudah tahu jawabannya, Nara. A
seperti racun, mengalir dalam pembuluh darahnya, membuat jantungnya berdegup lebih cepat, lebih
nak, ada keheningan yang memadati ruang di antara mereka. Nara ingin sek
mbuat Nara hampir terjatuh dari kursi. "Ini hanya perjanjian
uruh jiwanya. Namun, ia tetap bertahan, menggenggam harapan yang semakin menipis. "Tapi... jika ka
i matanya menyimpan sesuatu-sesuatu yang sulit diungka
ahan menyala, hanya untuk ditiup angin dan mati dalam sekejap. Semua kenangan tentang tawa dan impian y
apan itu mati begitu saja. Jika Kieran tidak akan bertarung untuk mere
bintang di langit dapat memberi jawaban yang dia cari. Dan dalam kesendirian malam itu, Nara tahu, jalan yang harus ia tempuh