Rahasia Pengantin Tersembunyi Tuan Muda
n napas seperti beban yang harus ditahan. Adelia berdiri di sisi Darren, matanya terfokus pada Kael Voss yang kini duduk kembali di kursinya, wajahnya kembali ta
n yang sudah lama dimenangkannya. "Kalian ingin tahu tentang Helia, bukan? Baiklah," katanya, suaranya teredam namun penuh makna. "Aku akan memberimu
s semakin merayap di hatinya, namun ia berusaha keras untuk tetap tegar. Ia sudah terlalu
Dia adalah bagian dari sebuah skema besar yang melibatkan lebih dari sekadar keluargamu. Terkadang, tidak ada y
kan dirinya dalam lautan kebingungan dan ketakutan yang sudah terlalu lama ia coba hindari. "Apa maksud
au juga akan tahu lebih banyak tentang keluargamu. Tetapi, seperti yang kukatakan sebelumnya-ini bukan permainan anak-anak. Ini permainan yang
eka jawaban mudah, tetapi ini jauh lebih gelap dari yang ia bayangkan. Bahkan ia sendiri mulai merasakan ketakutan yang mencengkeram,
rmasi itu?" Darren bertanya, mencoba menekan ketega
k mendapatkan apa yang kau inginkan, kau harus melakukan sesuatu yang sangat sulit. Sesuatu y
eperti ancaman yang tersembunyi di balik kata-kata yang terdengar tenang. Apa yang K
eraknya terdengar begitu putus asa. "Apa yan
m jebakan yang tak bisa mereka hindari. "Kau harus menemukan seseorang," jawab Kael, suaranya seakan mengeluarkan bayangan dari kedalaman. "Seorang pria yang terhu
rtinya pria itu memiliki lebih banyak kekuasaan dalam hidupnya daripada yang ia duga. Tetapi yang lebih mengerikan adalah kenya
ambarkan rasa takut yang mendalam. "Dan apa yan
Kael. "Tapi dia bukan orang yang mudah ditemukan. Dia telah lama menghilang. Jika kau benar-benar ingin menemukan jawaban
angkat bahu, menyiratkan bahwa tidak ada jalan lain selain jalan yang mereka pilih. Keputusan sudah
n yang membengkak di dadanya. Rasa takut dan keingintahuan yang membara. "Apa
mencerminkan perhitungan jahat yang telah lama dipersiapkan. "Apa yang aku inginkan bukan urusan kalian. Yang penting adalah apakah kalian siap meng
merasakan napas pria itu, bisa melihat kilatan tajam di matanya. "Seti
asan yang
eda, meninggalkan jalanan yang basah dan sepi, sebuah refleksi dari kebingungan yang melanda pikiran mereka. Adelia merasakan dingin menyusup ke tulangnya, tetapi bukan hanya dingin
lai berputar seolah mengisi kekosongan yang ada, memberikan mereka pengingat bahwa perjalanan ini baru saja dimulai. Adelia menatap
pria itu menoleh, dan dalam sorot matanya, Adeli
besar dari yang kita kira, bukan?" tanya Adelia,
an di kegelapan malam. "Aku tidak tahu, Adelia. Tetapi yang jelas, ini ad
an yang bisa menghancurkan mereka. Setiap kata yang diucapkan pria tua itu, setiap petunjuk yang diberikan, semakin memperjelas bahwa perjalanan ini t
ahasia. Mereka tidak mengatakan apa-apa, tetapi keheningan di dalam mobil itu menceritakan lebih banyak daripada kata-kata. Adelia menutup mata, mencoba menenangkan pi
ling menyatu, menciptakan kanopi gelap di atas mereka. Angin sejuk berhembus, membawa aroma basah dari tanah dan daun. Suara alam yang sunyi mem
t oleh siapa pun. Ia menatap Adelia, yang matanya kini berkilau dengan semangat yang belum
annya sekarang. "Aku tahu, Darren. Aku hanya ingin... aku hanya ingin
arkan keheningan mengisi ruang di antara mereka
oleh dengan cepat, detak jantungnya semakin cepat. Di dalam kegelapan, dua sosok muncul, dan satu di antar
, Adelia tahu bahwa mereka bukan sembarang orang. Mereka adalah bagian dari dunia
jahnya tampak cemas. "Kami hanya mencari seseoran
nya mengandung ancaman. "Helia... kalian tidak tahu apa yang kalian cari, bukan? Dunia ini buk
setiap celah dengan ketakutan yang tak terungkapkan. "Apa yang kalian maksud?" tanyan
lah mencoba membaca isi hatinya. "Kebenaran tidak selalu membawa kebahagiaan. Kadang-kadang, kebenaran membawa kematian. Siapkan dirimu, Adel
dalam perdebatan ini. "Kami tidak takut. Beri ta
ang ke arah Darren. Peta itu jatuh di tanah, terbelah menjadi beberapa lipat
mbawa konsekuensi. Dan kebenaran yang kalian cari, mungkin
etakutan, dan tekad yang sama. Tidak ada jalan mundur. Mereka telah melangkah ke dalam kegelapan, dan hanya satu hal yang pastn napas seperti beban yang harus ditahan. Adelia berdiri di sisi Darren, matanya terfokus pada Kael Voss yang kini duduk kembali di kursinya, wajahnya kembali ta
n yang sudah lama dimenangkannya. "Kalian ingin tahu tentang Helia, bukan? Baiklah," katanya, suaranya teredam namun penuh makna. "Aku akan memberimu
s semakin merayap di hatinya, namun ia berusaha keras untuk tetap tegar. Ia sudah terlalu
Dia adalah bagian dari sebuah skema besar yang melibatkan lebih dari sekadar keluargamu. Terkadang, tidak ada y
kan dirinya dalam lautan kebingungan dan ketakutan yang sudah terlalu lama ia coba hindari. "Apa maksud
au juga akan tahu lebih banyak tentang keluargamu. Tetapi, seperti yang kukatakan sebelumnya-ini bukan permainan anak-anak. Ini permainan yang
eka jawaban mudah, tetapi ini jauh lebih gelap dari yang ia bayangkan. Bahkan ia sendiri mulai merasakan ketakutan yang mencengkeram,
rmasi itu?" Darren bertanya, mencoba menekan ketega
k mendapatkan apa yang kau inginkan, kau harus melakukan sesuatu yang sangat sulit. Sesuatu y
eperti ancaman yang tersembunyi di balik kata-kata yang terdengar tenang. Apa yang K
eraknya terdengar begitu putus asa. "Apa yan
m jebakan yang tak bisa mereka hindari. "Kau harus menemukan seseorang," jawab Kael, suaranya seakan mengeluarkan bayangan dari kedalaman. "Seorang pria yang terhu
rtinya pria itu memiliki lebih banyak kekuasaan dalam hidupnya daripada yang ia duga. Tetapi yang lebih mengerikan adalah kenya
ambarkan rasa takut yang mendalam. "Dan apa yan
Kael. "Tapi dia bukan orang yang mudah ditemukan. Dia telah lama menghilang. Jika kau benar-benar ingin menemukan jawaban
angkat bahu, menyiratkan bahwa tidak ada jalan lain selain jalan yang mereka pilih. Keputusan sudah
n yang membengkak di dadanya. Rasa takut dan keingintahuan yang membara. "Apa
mencerminkan perhitungan jahat yang telah lama dipersiapkan. "Apa yang aku inginkan bukan urusan kalian. Yang penting adalah apakah kalian siap meng
merasakan napas pria itu, bisa melihat kilatan tajam di matanya. "Seti
eda, meninggalkan jalanan yang basah dan sepi, sebuah refleksi dari kebingungan yang melanda pikiran mereka. Adelia merasakan dingin menyusup ke tulangnya, tetapi bukan hanya dingin
lai berputar seolah mengisi kekosongan yang ada, memberikan mereka pengingat bahwa perjalanan ini baru saja dimulai. Adelia menatap
pria itu menoleh, dan dalam sorot matanya, Adeli
besar dari yang kita kira, bukan?" tanya Adelia,
an di kegelapan malam. "Aku tidak tahu, Adelia. Tetapi yang jelas, ini ad
an yang bisa menghancurkan mereka. Setiap kata yang diucapkan pria tua itu, setiap petunjuk yang diberikan, semakin memperjelas bahwa perjalanan ini t
ahasia. Mereka tidak mengatakan apa-apa, tetapi keheningan di dalam mobil itu menceritakan lebih banyak daripada kata-kata. Adelia menutup mata, mencoba menenangkan pi
ling menyatu, menciptakan kanopi gelap di atas mereka. Angin sejuk berhembus, membawa aroma basah dari tanah dan daun. Suara alam yang sunyi mem
t oleh siapa pun. Ia menatap Adelia, yang matanya kini berkilau dengan semangat yang belum
annya sekarang. "Aku tahu, Darren. Aku hanya ingin... aku hanya ingin
arkan keheningan mengisi ruang di antara mereka
oleh dengan cepat, detak jantungnya semakin cepat. Di dalam kegelapan, dua sosok muncul, dan satu di antar
, Adelia tahu bahwa mereka bukan sembarang orang. Mereka adalah bagian dari dunia
jahnya tampak cemas. "Kami hanya mencari seseoran
nya mengandung ancaman. "Helia... kalian tidak tahu apa yang kalian cari, bukan? Dunia ini buk
setiap celah dengan ketakutan yang tak terungkapkan. "Apa yang kalian maksud?" tanyan
lah mencoba membaca isi hatinya. "Kebenaran tidak selalu membawa kebahagiaan. Kadang-kadang, kebenaran membawa kematian. Siapkan dirimu, Adel
dalam perdebatan ini. "Kami tidak takut. Beri ta
ang ke arah Darren. Peta itu jatuh di tanah, terbelah menjadi beberapa lipat
mbawa konsekuensi. Dan kebenaran yang kalian cari, mungkin
beranian, ketakutan, dan tekad yang sama. Tidak ada jalan mundur. Mereka telah melangkah ke dalam kegelapan, dan ha