icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Suami Tak Lagi Peduli

Bab 2 Anak Kita Sakit

Jumlah Kata:1207    |    Dirilis Pada: 07/12/2024

ali tidak memberiku uang sebagai pegangan. Alasannya karena Mas Yoga sendiri yang bisa m

engalah. Sejak saat itu kami selalu memiliki alasan untuk bertengkar. Aku merasa tertekan karena tidak berhak

mengeluarkan uang terlalu banyak untuk diriku sendiri. Aku jarang berdandan da

nya ke dunia. Namun saat melihat keperluan Zidan sangat memprihatinkan, aku menyalahkan diri dan me

n begitu baik oleh suami mereka. Aku melihat bagaimana mereka ditenangkan saat hendak melakukan pemeriksaan. Aku sangat menginginkan itu, tetapi Mas Yoga beralasan dia harus lembur di kantor kare

ngan nyaman, aku memilih bangkit dari tempat tidur.

gar Zidan tidak terganggu. Dia sangat sensitif terhadap suara sekecil apapun. J

gurungkan niatku untuk pergi ke dapur, aku memilih berjalan keluar dari rumah untuk memeriksa keberadaan Mas Y

tu saja. Ini bukan kali pertamanya aku mendapati Mas Yoga menelepon seseorang tanpa memikirkan keadaan sekitar. Dia tidak mempedulikan bahwa in

menghampiriku lebih dulu. Mas Yoga bersuara pada seseorang dalam telepon lagi, mengatakan jika akan menghubung

Mas?" tanyaku semba

ah menikah cukup lama, aku tahu kapan ia berbohong dan kapan dia mengatakan yang seb

i customer yang gagal bayar," jawabnya santai. Mas Yo

ini?" tan

lagat mencurigakannya selama ini. Lagipula jika ini urusan kantor, mengapa dia harus pergi ke l

m rumah saja? Ini sudah malam, Mas, bagaimana jika

eh tetangga. Jarak antar rumah petakan memang sangat dekat, hanya terpisah oleh

a malas, lalu menatapku d

ik. Aku tertawa sumbang, Zidan selalu menjadi alasan. Aku tidak akan

ri, aku masuk ke dalam kamar. Bahkan rasa lapar yang tadi begitu menyiksa mendadak lenyap begitu saja. Napsu

air mataku mulai turun. Bibir bawahku kugigit dengan kencang, berusah

*

g dingin ini, aku terbangun dengan mata sembap karena menangis terlalu lama.

isa melihat cairan pekat kemerahan mengenai paha Zidan. Bahkan selimut kecil yang sebelumnya a

sal darah itu? Sejenak, aku terpaku. Tanganku bergetar saat mend

ran. Aku panik bukan main hingga kembali menangis. Isakan

turun dari tempat tidur, mencari keberadaan Mas Yoga yang rupanya berbaring di dalam kamar. Kulihat ia malah memejamkan mata di atas kursi dengan televisi yang ma

rang!" seruku. Aku berusaha sekeras mungkin untuk mem

g menyentak kedua tanganku dengan gerakan kasar. Aku hampir te

baru saja tidur! Kamu mau membuatku ke

ahkan saat anak kami sedang tidak baik-baik saj

ewaan dan ketakutan yang ada agar Zidan ditangani secepatnya. Mas Yoga mengerang marah sebentar, lalu

g tersampir di kursi. Aku bergegas menghapus air mataku dengan gera

*

unjung menampakkan diri. Mas Yoga melanjutkan tidurnya di ku

mendekat dengan wajah khawatir. Dokter itu sempat melihat Mas Yoga yang terpe

dokter. Aku mengangguk

nunjukkan gejala dehidrasi, Bu. Darah di fesesnya juga sangat pekat dan membutuhkan penanganan lebih seri

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Alasan Suami Telat Gajian2 Bab 2 Anak Kita Sakit3 Bab 3 ATM Suamiku Hilang4 Bab 4 Menunggu Putraku Sendirian5 Bab 5 Memilih Pergi Daripada Menjaga Anak6 Bab 6 Siapa Pencurinya7 Bab 7 Harus Percaya Kepada Siapa8 Bab 8 Uang Lima Juta9 Bab 9 Tidak Bisa Mengelak Lagi10 Bab 10 Kebohongan Suamiku (Part 1)11 Bab 11 Kebohongan Suamiku (Part 2)12 Bab 12 Berpisah adalah Jalan Terbaik13 Bab 13 Musibah yang Tak Disangka14 Bab 14 Aku Memaafkanmu, Mas15 Bab 15 Cemburu Buta16 Bab 16 Jangan Beritahu Keluargaku17 Bab 17 Ingin Bekerja Lagi18 Bab 18 Diremehkan Suami19 Bab 19 Panggilan Kerja20 Bab 20 Pertemuan Tak Terduga21 Bab 21 Berita Mengejutkan (Part 1)22 Bab 22 Berita Mengejutkan (Part 2)23 Bab 23 Sang Direktur24 Bab 24 Impian Jadi Kenyataan25 Bab 25 Pesan Misterius26 Bab 26 Jaminan Utang Suami27 Bab 27 Membungkam Benalu28 Bab 28 Hari Pertama Bekerja29 Bab 29 Ada Apa dengan Zidan30 Bab 30 Tidak Ada Simpati31 Bab 31 Mesra Jika Ada Maunya32 Bab 32 Kedatangan Bos Besar33 Bab 33 Menyelamatkan Gadis Kecil34 Bab 34 Perpisahan dengan Suamiku35 Bab 35 Atasan yang Dingin36 Bab 36 Lima Ratus Ribu Sebulan37 Bab 37 Hadiah dari Maura38 Bab 38 Harus Berpisah39 Bab 39 Tidak Sanggup Lagi40 Bab 40 Malu Setengah Mati41 Bab 41 Pertanyaan yang Menohok42 Bab 42 Tidak Pernah Akur43 Bab 43 Mengadu kepada Ayah44 Bab 44 Tantangan untuk Suamiku45 Bab 45 Suami Cerdas, Aku Lebih Cerdas46 Bab 46 Selalu Merepotkan Atasan47 Bab 47 Sang Pemilik Perusahaan48 Bab 48 Jujur atau Dusta49 Bab 49 Pendusta yang Berhasil Didustai50 Bab 50 Memfitnah Istri Sendiri51 Bab 51 Ambil saja Suamiku, Lengkap dengan Utangnya52 Bab 52 Makanan Manis untuk Orang Stres53 Bab 53 Permintaan Maura54 Bab 54 Bukan Wanita Lemah55 Bab 55 Pemberian Tak Terduga56 Bab 56 Saling Membutuhkan (Ibu dan Anak)57 Bab 57 Dewa Penolongku58 Bab 58 Milik Mantan Suami59 Bab 59 Tidak Boleh Jatuh Cinta60 Bab 60 Aku Bersedia Melakukan Apapun Untukmu61 Bab 61 Yang Lalu, Biarlah Berlalu62 Bab 62 Dua Pria63 Bab 63 Pengagum Rahasia64 Bab 64 Menghindar Dari Patah Hati65 Bab 65 Aku Siap Mendengarkan Keluh Kesahmu66 Bab 66 Terjerat Pinjaman Online67 Bab 67 Lempar Batu Sembunyi Tangan68 Bab 68 Merawat Seperti Ibu69 Bab 69 Aku Mencintaimu, Arista70 Bab 70 Perhatikan Aku Mulai Sekarang71 Bab 71 Pesona Wanita72 Bab 72 Aku adalah Priamu