Setetes Embun Cinta
dengan pikiran yang penuh kekhawatiran. Setelah mendengar kabar dari Umi Khadijah, dia merasa ada
di meja, wajah mereka pucat. "Aisha, kamu sudah kembali?" ta
atannya tegang?" Aisha bertany
g," jawab Ayah,
ungnya berdegup kencang. Dia tahu betul siapa Pak
nasi dalam waktu sebulan, dia akan mengambil langkah yang lebih
pa maksudnya langkah y
agai istri untuk melunasi hutang," u
"Tapi... itu tidak mungkin! Bu, Ayah, kita tidak bisa
an Ayah. Ayah sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi semua ini
rjadi! Kita harus mencari cara lain!" Ais
suram tentang masa depan. Bagaimana mungkin ia dijadikan istri untuk membayar hutang? Dia tidak
Dia merasa harus menghadapi masalah ini dan mencari jalan keluarnya.
sapa Aisha dengan suara berg
saya bantu?" jawab Pak Usman, duduk sa
ang keluarga saya," Aisha memula
satu bulan untuk melunasi semua ini. Jika tidak, kita haru
kerjaan baru, dan kami berharap bisa melunasi hutang i
. Tapi waktu tidak berpihak padamu, Aisha. Jika dalam sebulan ini tidak ada
tidak bisa membayar?" tanya Aisha
alah solusi yang paling sederhana. Kamu tahu, aku butuh seseorang
a tidak bisa. Ini tidak adil! Saya bukan barang yang bi
dan aku adalah satu-satunya yang bisa membantumu. Jadi, apakah kamu mau menerima tawaran in
t di pundaknya. "Saya tidak ingin menjadi istri Anda! Saya ingin meny
masalah ini. Ingat, waktu terus berjalan. Jika kamu ingin menyelamatkan keluar
ncari cara lain!" Aisha berusaha berbicara deng
ggu jawabannya. Satu bulan dari sekarang, aku akan kembali. Jan
k bisa ia kendalikan. Dalam perjalanan pulang, air mata mengalir tanpa bisa ia b
bu dan Ayah. "Saya tidak tahu apa yang harus
akan mencari cara untuk melunasi hutang ini," kata Ayah, b
alam pernikahan yang tidak diinginkannya. Dalam hati, dia berjanji untuk berjuang demi keluarga
*
pan
rasaan harapan yang muncul ketika mereka mendengar kabar bahwa seorang pengusaha dari Surabaya akan datang.
njual beberapa barang dan mendapatkan uang tambahan," A
k Ahmad dengan nada ragu. "Tapi, kita tidak bisa be
dalah pria muda berusia sekitar tiga puluh tahun, dengan penampilan yang tera
sambil mengamati detail ukiran pada kursi. "Saya bisa
g berusaha memberikan yang terbaik,"
g usaha mebel ini?" tanya Arman, te
n tetap dan produk kami selalu laku. Namun, beberapa bulan terakhir, kami terjebak dalam huta
ngat menyesal mendengar itu. Apa Anda sudah
a kami lakukan. Kami tidak punya modal untuk memulai la
tnya situasi yang dihadapi keluarga ini. "Kalau begitu, mari kita lihat solusi yang
dengar. "Tapi, Tuan Arman, kami tidak ingin merepotkan Anda. Ini adalah usa
an harga yang lebih tinggi dari harga pasaran? Saya bisa memberikan uang tunai dan Anda bisa m
i tidak bisa..." Pa
nsi untuk bangkit kembali. Saya ingin menjadi bagian dari itu. Dengan membeli barang ini, say
ergetar mendengar tawaran te
saya akan menulis cek untuk Anda," ja
Anda tidak perlu melakukan ini. K
luar sana. Saya juga pernah mengalami kesulitan dalam bisnis. Yang terpent
bil selembar kertas dan mulai menulis cek. "Ini untuk Anda. Dengan cek ini, saya ingin Anda
liar yang tertera di cek itu. "Tuan Arman, kami tidak
idak mengharapkan imbalan. Saya hanya ingin melihat usaha ini bangkit kembali. S
. "Tuan Arman, terima kasih. Ini... ini bena
i. Keluarga adalah fondasi yang kuat, dan Anda harus beru
di matanya. "Terima kasih, Tuan Arma
dan berkata, "Saya akan kembali lagi untuk melihat perkembangan us
kan berusaha sebaik mungkin," ja
adi lebih cerah. Aisha dan Ibu saling berp
ta harus memanfaatkan dengan baik," Ai
sih, Arman. Terima kasih, Ya Allah," ucap Pak
gan, mereka kini memiliki harapan baru untuk membangun masa depan yang lebih baik
**