icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Setetes Embun Cinta

Setetes Embun Cinta

Penulis: S Madji
icon

Bab 1  Awal Yang Kelam

Jumlah Kata:1344    |    Dirilis Pada: 24/11/2024

a hari baru telah tiba. Aisha, seorang gadis berusia dua puluh lima tahun, terbangun dengan semangat meskipun hatinya dipenuhi ker

adijah adalah sosok yang dihormati dan dicintai oleh semua santriwati. Ia memiliki wajah yang ram

senyum meskipun dalam hatinya ada sebua

ar hari ini?" tanya Umi, menat

apkan materi untuk santriwati," jaw

sia remaja. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, ia merasa bangga dapat berkontribusi dalam mendidik generasi mu

a, yang dulunya pengusaha mebel di Jepara, kini terjebak hutang setelah bisnisnya bangkrut. Ibu Ais

at percakapan yang terjadi

" kata ibunya dengan nada cemas. "Hutang ini sud

akukan, Bu?" tanya Ai

gkin kita harus mencari bantuan dari oran

jah ceria santriwatinya. Mereka tampak antusias menung

ir pikirannya yang kelam. "Hari ini kita akan membahas

wati serempak, semangat mereka memb

mpaknya terhadap kehidupan. Saat ia berbicara

ang wanita paruh baya dengan wajah marah memasuki ruangan. D

erbicara sebentar?" tanya Bu

awab Aisha, merasa a

dak sabar menunggu pembayaran. Jika tidak segera dilunasi, dia akan men

i kami sudah berusaha, Bu. Ayah sedang mencari pe

us hati-hati. Jika tidak, bisa jadi keluargamu akan terjebak dala

ha untuk tetap tenang, tetapi pikirannya berputar-putar seperti ba

Aisha berkata, lalu melangkah ke

ku kayu yang ada di halaman, memandangi langit yang cerah. Namun, h

timah, yang datang menghampirinya.

timah," jawab Aisha, me

ngganggumu. Ceritalah padaku," Fatim

Aisha menghela nafas. "Hutang ayah semakin m

bantu. Mungkin kita bisa menggalang dana atau

in merepotkan orang lain. Ini ad

adalah teman. Kami akan selalu ada

jalan keluar dari masalah ini tidak semudah itu. Dalam hati, ia berharap ada jal

ah awal yang kelam, tetapi ia bertekad untuk berjuang demi keluarganya. Cinta dan

*

n yang M

sederhana, di mana Ayah dan Ibu Aisha duduk di kursi kayu yang sudah mulai lapuk. Di meja, tum

gunnya kembali?" tanya Aisha, suaranya bergetar. Ia duduk di lantai de

yang terbaik. Tapi bank sudah menyita semua aset kita. Kita tidak bisa

nya apa-apa lagi?" tanya Ais

an yang terbaik untukmu dan Ibumu," ucap Pak

a ini?" Aisha beralih pada Ibu, yang dud

dalam keadaan seperti ini. Banyak orang yang kehilangan pekerjaa

al barang-barang di rumah ini?" Aisha mencoba berpikir positif. "Ata

usaha baru. Dan barang-barang ini, meskipun sederhana, adalah kenangan kita bersama

ng?" Aisha merasa putus asa. "Pak Usman s

arnya. Kita tidak bisa menyerah," kata Pak Ahmad, b

anya. Dia teringat saat mereka masih hidup bahagia, saat usaha mebel ayahnya berkembang da

Umi Khadijah di pesantren. Mungkin ada cara untuk mendapat

rbicara?" Aisha berkat

tanya Umi Khadijah, me

bel kami sudah disita bank, dan kami terjebak dalam hu

enar-benar situasi yang sulit. Apakah kamu sudah b

bantu. Kami merasa terasing, seolah kami membawa

ung. Saya akan membantu mencarikan solusi. Mari kita panggil beberapa santriw

sangat menghargainya," Ai

bersedia membantu kita, mungkin dengan menggalang dana dari santriwati d

ita harus berusaha," kata Ibu, meskipun

ua kesulitan ini. "Ya Allah, berikanlah kami petunjuk dan kekuatan untuk menghada

hadapi, tetapi ia bertekad untuk berjuang demi keluarganya. Dalam hatinya, dia berha

**

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka